Dorong Hilirisasi Industri, 3 Sektor Ini Menjadi Fokus Utama

Dorong Hilirisasi Industri, 3 Sektor Ini Menjadi Fokus Utama
info gambar utama

Saat ini, pemerintah sedang mendorong pengembangan industri di dalam negeri dengan fokus pada hilirisasi. Hal ini diupayakan sebagai langkah kunci untuk meningkatkan resiliensi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Upaya terus dilakukan untuk mewujudkan ekosistem hilirisasi yang besar. Dengan operasional pabrik pengolahan serta ekosistem yang sudah terbentuk diharapkan akan memberikan manfaat yang signifikan, terutama bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Salah satu contoh upayanya, penghentian ekspor nikel ore pada tahun 2020 mengakselerasi pertumbuhan investasi hilirisasi nikel secara signifikan.

Dengan konsistensi dalam melaksanakan hilirisasi, terutama untuk komoditas seperti nikel, tembaga, bauksit, CPO, dan rumput laut, proyeksi pendapatan per kapita dalam 10 tahun diestimasi mencapai Rp153 juta (USD10.900), dalam 15 tahun mencapai Rp217 juta (USD15.800), dan dalam 22 tahun mencapai Rp331 juta (USD25.000).

Menurut International Institute for Management Development (IMD), daya saing Indonesia pada tahun 2022 meningkat dari peringkat 44 menjadi 34, mencatat kenaikan tertinggi di seluruh dunia.

Optimalisasi Mobil Listrik Di Era Industri 5.0

Fokus 3 sektor

Kebijakan hilirisasi industri Indonesia berfokus pada tiga sektor utama, yaitu industri berbasis agro, bahan tambang dan mineral, serta migas dan batubara.

“Melalui kebijakan ini, sumber daya kita yang melimpah tidak hanya akan diambil dan diekspor dalam bentuk mentah, tetapi juga didorong untuk diolah menciptakan ribuan industri turunan yang meningkatkan nilai tambah,” kata Agus Gumiwang Kartasasmita selaku Menteri Perindustrian Republik Indonesia dalam keterangan tertulis.

Penambahan komoditas pada neraca komoditas adalah strategi yang baik untuk menjamin pasokan bahan baku dan mendukung nilai tambah serta hilirisasi industri. Selain itu, pelaksanaan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) untuk industri juga menjadi langkah penting dalam menjaga produktivitas sektor tersebut.

Kebijakan ini telah teruji dalam meningkatkan efisiensi industri, khususnya dalam mengurangi biaya operasional. Selanjutnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) meningkatkan upaya untuk menggunakan produk dalam negeri (P3DN).

Selain itu, Kemenperin juga melaksanakan berbagai program, seperti program pendidikan dan pelatihan vokasi, program Making Indonesia 4.0, program peningkatan nilai tambah dan daya saing industri, serta restrukturisasi mesin dan peralatan industri untuk melakukan revitalisasi sektor industri.

“Kemenperin juga terus mendorong penumbuhan dan pengembangan wirausaha baru untuk menaikkan kelas IKM dengan memanfaatkan teknologi digital,” pungkas Menperin.

Prospek Industri Kreatif Kian Moncer di 2023

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini