Berkeliling Janjang Koto Gadang, Replika Tembok Besar China dari Kota Bukittinggi

Berkeliling Janjang Koto Gadang, Replika Tembok Besar China dari Kota Bukittinggi
info gambar utama

Masyarakat Indonesia tak perlu jauh-jauh pergi ke China untuk bisa menikmati The Great Wall, hal ini karena di Bukittinggi juga terdapat bangunan serupa. Objek wisata itu bernama Janjang Koto Gadang.

Dimuat dari Kompas, Janjang Koto Gadang merupakan Tembok Besar China yang dikelilingi hutan dan tebing yang curam. Tempat wisata yang berada di Kayu Kubu, Mandiangin Koto Selayan, Bukittinggi, Sumbar ini selalu jadi rujukan para wisatawan.

Janjang Koto Gadang merupakan wisata panorama di Bukittinggi yang memiliki jalur trekking sepanjang 1,5 kilometer. Hal yang menarik objek wisata ini dikelilingi tebing terkenal yakni Ngarai Sianok dengan pemandangan alam yang indah.

12 Kuliner Khas Sumatera Barat yang Lamak Bana, Wajib Dicoba!

Selain itu tempat wisata ini juga menawarkan udara yang cukup segar sehingga cocok untuk melepas penat saat berjalan-jalan. Namun untuk menikmati keindahan Janjang Koto Gadang, wisatawan harus memastikan memiliki stamina yang prima.

Hal ini karena jalur trekking yang dilewati tak landai, melainkan berkontur naik dan turun dengan ribuan anak tangga. Namun wisatawan tak perlu khawatir akan kelelahan, karena ada beberapa titik yang disediakan untuk istirahat.

Tembok kenangan

Ketika peresmian Janjang Koto Gadang pada 2013 ini, Bupati Agam kala itu Indra Catri menyebutnya sebagai Jalan Kenangan. Sebelum deretan anak tangga itu dibuat, tangga yang awalnya terbuat dari bambu itu merupakan jalan untuk anak sekolah.

Jauh sebelum itu, ketika zaman kolonial, Janjang Koto Gadang ini sering disebut Janjang Bantuang. Hal ini karena masih terbuat dari tanah dengan alat penopang batuang atau dalam bahasa Indonesia yakni bambu.

Dinukil dari Indonesia.go.id, beberapa waktu lalu masyarakat tradisional yang mendiami pemukiman di puncak Bukit Apit menggunakan Janjang Saribu sebagai akses saat hendak mengambil air dan pasir di dasar ngarai.

Galanggang Arang: Mengingat Kejayaan Batu Bara dan Kereta Api di Sumatra Barat

Kini tembok beton panjan sudah memanjang menghubungkan Agam dengan Bukittinggi. Sebuah jembatan gantung bernama Jembatan Merah telah melengkapi sisi tengah rute wisata tersebut.

Pemerintah Kabupaten Agam mengadakan program renovasi untuk menjadikannya destinasi wisata baru, dan diresmikan bersama Menkominfo kala itu Tifatul Sembiring pada 27 Januari 2013.

Taman panorama

Secara keseluruhan panjang rute wisata di Janjang Saribu mencapai sekitar 780 meter. Untuk mencapai ujung tembok, wisatawan lazimnya membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit hingga 30 menit dengan menyusuri jalan selebar dua meter.

Ada dua jalur yang bisa dimanfaatkan untuk menjelajah di Janjang Saribu. Pertama, jalur Goa Jepang atau dari Nagari Sianok. Kedua rute itu memiliki kondisi alam dan tantangan yang berbeda.

Pesona Sumatera Barat, Menyusuri Jejak Kebudayaan yang Megah

Bila melalui jalur Goa Jepang, wisatawan akan diajak menapaki kontur jalan yang relatif lebih banyak turunan ketimbang tanjakan. Sehingga tentunya, wisatawan akan lebih mudah untuk menyusuri jalur tersebut.

Hal ini berbeda bila wisatawan memilih untuk menyusuri medan di jalur wisatawan Ngarai Sianok. Kondisi alam yang lebih menantang serta merta akan menyergap, sehingga memberikan tantangan berbeda.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini