Festival Lomba Perahu Sandeq, Alat Tranportasi Pelaut Zaman Dahulu

Festival Lomba Perahu Sandeq, Alat Tranportasi Pelaut Zaman Dahulu
info gambar utama

Tahu tidak Kawan GNFI, ada sebuah festival perahu di Indonesia yang sudah mendunia, lo! Namanya adalah Festival perahu Sandeq.

Dikenal juga dengan sebutan Sandeq Race, lomba ini pertama kali diadakan pada tahun 1995. Rutenya dimulai dari Pelabuhan Mamuju, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat dan berakhir di Pantai Losari Sulawesi Selatan. Total jarak tempuhnya sekitar 400 kilometer.

Biasanya, Festival Perahu Sandeq ini diadakan dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan Republik Indonesia dan memeriahkan Hari Ulang tahun Provinsi Sulawesi Barat pada bulan September setiap tahunnya.

Sandeq merupakan perahu layar tradisional khas masyarakat suku bangsa Mandar. Perahu ini memiliki ukuran panjang lambung sekitar 7-11 m dengan lebar 60-80 cm. Di bagian kiri dan kanan dipasang cadik yang dibuat dari bambu rusak ketika mengarungi ombak.

Namun ternyata, perahu ini menyimpan kekuatan yang luar biasa. Pada masa lampau, perahu sandeq mampu berlayar mengarungi Nusantara. Bahkan, perahu sandeq mampu berlayar hingga ke Madagascar.

Tahap Pembuatan Perahu Sandeq

Proses pembuatan perahu ini juga termasuk unik, karena penentuan waktu untuk memulai pembuatan perahu sangat penting, harus ditentukan waktu baik dan waktu buruk. Penentuan ini menggunakan rumus kuno (potika). Waktu baik untuk menebang pohon adalah saat purnama. Waktu baik pemotongan kayu adalah pada saat fajar dan ketika angin berhembus.

Secara garis besar, pembuatan perahu sandeq terdiri atas empat tahap. Tahap-tahap itu adalah tahap mempersiapkan alat, pemotongan kayu, pembuatan calon perahu (balakang), dan pembuatan perahu.

Bahan baku untuk membuat perahu sandeq adalah pohon kanduruang mamea tua. Selain kuat, kayu ini juga mempunyai diameter cukup besar.

Peralatan yang digunakan untuk membuat perahu ini terdiri atas dua kelompok, yaitu peralatan saat pencarian bahan dan peralatan saat pembuatan perahu. Peralatan yang diperlukan pada saat pencarian bahan terdiri atas kampak besar, cangkul kayu, dan parang.

Akan tetapi, saat ini mesin pemotong kayu juga sudah digunakan. Sementara itu, peralatan yang diperlukan pada saat pembuatan perahu, misalnya ketam kayu, gergaji, dan bor. Pembuatan perahu ini dikerjakan oleh dua ahli, yaitu ahli kayu dan ahli perahu (panrita lopi). Ahli kayu bekerja di tengah hutan dan ahli perahu bekerja di pesisir.

Perahu Sandeq, Perahu Tercepat di Austronesia!

Menurut Horst H. Liebner, seorang peneliti sandeq asal Jerman, sandeq merupakan perahu tradisional tercepat yang pernah ada di Austronesia. Sandeq juga dikenal memiliki ketangguhan dalam menghadapi angin dan gelombang laut. Hal ini memperlihatkan bahwa para pembuat sandeq sangat cermat dalam merancang pembuatan sandeq.

Bagi suku bangsa Mandar, sandeq dimanfaatkan untuk mencari ikan di laut lepas. Namun, saat ini para nelayan Mandar lebih banyak memarkir sandeq di bibir pantai. Terkandang mereka menggelar lomba adu cepat perahu sandeq. Lomba yang diadakan sebatas melatih kemampuan menuver dengan cara memutari area tertentu. Area itu berupa tiga titik lingkaran yang tidak jauh dari pantai.

Festival Perahu Sandeq di Sulawesi Barat

Mulai tahun 1995, perahu sandeq dilombakan secara profesional suku bangsa Mandar. Lomba tersebut diprakarsai oleh Horst H. Liebner. Sejak saat itu, lomba perahu sandeq terus dilaksanakan dan menjadi kalender tahunan bagi pemerintah Provinsi Sulawesi Barat.

Lomba perahu sandeq merupakan olahraga yang menantang nyali peserta. Peserta lomba akan mengarungi laut sepanjang 400 km. Dari Pelabuhan Mamuju hingga ke Makassar biasanya membutuhkan waktu tempuh selama 10 hari. Lomba itu akan melewati enam etape, yaitu melewati daerah Majene, Polewali, Ujung Lero, Pare-pare, Barru, dan berakhir di Pantai Losari.

Para peserta lomba dituntut memiliki persiapan yang matang. Selain itu, para peserta juga harus memiliki kecakapan dan ketangkasan dalam menaklukkan ombak, cakap membaca angin, tepat di dalam pergantian awak, dan memiliki keterampilan tinggi dalam mengendalikan perahu.

Untuk mencapai lokasi tempat festival Perahu Sandeq, Kawan dapat menggunakan jalur darat. Dari Bandara Tampa Padang di Kota Mamuju menuju Pelabuhan Mamuju Kawan dapat menggunakan angkutan umum atau kendaraan pribadi dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.

Bagi Kawan yang ingin menginap yang ingin menginap tidak perlu khawatir, di Kota Mamuju tersedia banyak hotel dengan berbagai kelas. Rumah makan di Kota Mamuju pun cukup banyak sehingga wisatawan dapat memilih tempat yang sesuai selera untuk bersantap.

Dewasa ini, lomba perahu sandeq mendapatkan sambutan luar biasa dari berbagai pihak. Jumlah peserta yang mengikuti lomba semakin banyak. Mereka datang dari berbagai wilayah Indonesia dan bahkan ada yang dari mancanegara, seperti, Australia, Amerika, Jerman, dan Jepang.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

S
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini