Kisah Distrik Agats, Kota Menawan dari Papua yang Dibangun di Atas Papan

Kisah Distrik Agats, Kota Menawan dari Papua yang Dibangun di Atas Papan
info gambar utama

Kota Agats yang berada di Kabupaten Asmat, Provinsi Papua terkenal sebagai kota yang unik. Tidak seperti kota pada umumnya yang dibangun di atas tanah, Kota Agats merupakan wilayah yang dibangun di atas papan.

Alasan Kota Agats dibangun di atas papan karena daerahnya berlumpur, berawa-rawa, ada pengaruh pasang dan surut air laut. Apabila ada air pasang, maka daratan akan tergenang dengan air sehingga jalan dan rumah harus dibuat lebih tinggi daripada permukaan air.

Keberadaan Noken Papua Terancam Punah karena Krisis Iklim, Mengapa Bisa?

Karena faktor alam tersebut, tak heran bila kemudian Kota Agats menjadi kota yang dibangun di atas ribuan pancang dan papan-papan kayu. Baik rumah maupun jalan dibangun dengan struktur berbentuk panggung menggunakan pilihan kayu.

Kendaraan mobil tak bisa memasuki kota ini, sehingga penduduk hanya bisa menggunakan sepeda atau sepeda motor. Untuk infrastruktur seperti jembatan yang melewati sungai, telah dibangun dengan besi cor yang kuat untuk menggantikan papan kayu.

Dikutuk?

Sebagian masyarakat mempercayai alasan kotanya dikelilingi oleh lumpur karena sebuah kutukan. Menurut kepercayaan warga Agats, rawa dan lumpur yang ada di sana itu adalah akibat dari kutukan seorang pastur bernama Jan Smith.

Awalnya, dirinya adalah seorang misionaris yang mengabarkan Injil pada warga Papua. Tetapi saat itu banyak pertentangan dan perlawanan dari orang-orang setempat yang saat itu masih sangat memegang erat kebudayaan leluhur.

Perdana Digelar, Festival Indonesia Timur Pukau Ribuan Pengunjung di Belanda

Sampai suatu hari, sang pastor dinyatakan meninggal dunia yang sebabnya masih menjadi mister. Tetapi sebelum pastor itu meninggal, dia sempat berkata bahwa Kota Agats akan selalu basah dan tidak bisa dijadikan tempat tinggal.

“Dari kejadian itu banyak warga yang mempercayai bahwa hal tersebut terlihat seperti kutukan,” paparnya.

Jadi daya tarik

Walau warga Kota Agats sudah merasa nyaman dengan perkembangan kayu, tetapi seiring perkembangan zaman dan teknologi pemerintah setempat telah membuat infrastruktur berkonstruksi beton yang lebih kuat.

Tetapi masih ada beberapa keterbatasan dari Kota Agats yakni kurangnya pasokan air bersih. Masyarakat Agats kini masih bertahan dengan air hujan yang ditampung di tabung-tabung air.

Pemerintah Bangun Industri Pupuk di Fakfak, Investasi Rp30 Triliun

Kondisi tanah rawa memang membuat tanah ini sulit menyediakan air bersih. Maka tidak heran bila mandi menggunakan air tampungan ini terasa lebih licin dan sulit untuk membilas sabun yang digunakan.

Walau memiliki banyak keterbatasan, tetapi sarana-prasarana dan infrastruktur Kota Agats sudah cukup memadai. Selain itu, tidak jauh dari pusat Kota Agats, terdapat sebuah desa tradisional bernama Syuru yang menampilkan kebudayaan khas Asmat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini