Perdana Digelar, Festival Indonesia Timur Pukau Ribuan Pengunjung di Belanda

Perdana Digelar, Festival Indonesia Timur Pukau Ribuan Pengunjung di Belanda
info gambar utama

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag menggelar Festival Indonesia Timur di pusat pameran De Broodfabriek, kota Rijswijk, Belanda, pada Sabtu (2/12/2023). Pertunjukkan ini mempertemukan komunitas diaspora Indonesia Timur untuk bersilaturahmi, berbagi, dan menunjukkan tradisi daerah mereka. Mulai dari kesenian tradisional, makanan, hingga nilai-nilai adat budaya.

”Mereka yang tinggalnya tersebar di berbagai wilayah di Belanda bisa kumpul bersama, reuni, yang lebih penting menjaga kelestarian budaya dan tradisi di antara generasi muda," ucap Mayerfas, Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Kerajaan Belanda.

Diaspora dari Indonesia Timur, seperti Maluku, Manado, Nusa Tenggara, dan Papua, disebut Mayerfas paling besar di Belanda. Akan tetapi, paparan promosi mereka selama ini belum optimal, baik dari aspek sosial, budaya, ekonomi, kuliner, dan industri kreatif.

Untuk itulah, KBRI Den Haag secara khusus menyelenggarakan festival ini untuk pertama kalinya sebagai sarana promosi, komunikasi, dan kolaborasi, antarkelompok masyarakat Indonesia Timur.

"Diaspora Indonesia di Belanda adalah yang terbesar di luar negeri, terutama dari Indonesia Timur. Ini adalah aset yang harus kita optimalkan, promosikan, dan kembangkan, sebagai kekuatan bangsa,” kata Mayerfas seraya membuka acara itu dengan memukul tifa, gendang kecil khas Indonesia Timur.

Negara Indonesia Timur (NIT) yang Pernah Eksis

Festival Indonesia Timur 2023 menghadirkan beragam pertunjukkan seni, bazar makanan, minuman, serta produk UMKM. Lebih dari 100 orang tampil pada pementasan yang itu bertajuk Panggung Badansa dan Badendang. Grup Lima Diti mempersembahkan bermacam tarian khas Kepulauan Tanimbar, sedangkan tarian Maluku dibawakan grup Maropi Perowano dan Sanggar Kelompok Bina Budaya Moar, Holland.

Kemudian, Amor Frans dan Maureen Dumais memainkan alunan musik sasando, lalu Culturegroup Tifa Bunji menabuh gendang tifa. Di samping itu, festival ini juga mengadakan pagelaran busana adat Malaka, Belu, Manggarai, Maumere, dan Nagekeo, yang diperagakan oleh Bintang Timur.

Meskipun hujan turun disertai salju dan suhu mencapai minus derajat celsius, ribuan orang tetap berdatangan dan menikmati Festival Indonesia Timur perdana di Belanda. ​Para pengunjung tampak memadati area depan panggung dan turut berdansa diiringi lagu yang dinyanyikan band Black Brothers,The Tuning, serta artis ternama Roy Tuhumury dan Yosina Roemajauw.

Selain berdansa dan berdendang, pengunjung juga dapat menikmati santapan khas Indonesia Timur di area Mari Makang. Sebelas stan kuliner menyuguhkan makanan dan minuman timur yang sulit ditemukan di Belanda, misalnya papeda dan pindang ikan kuning, sagu sep dengan sayur daun pepaya, ubi olso ikan rica atau ayam bumbu RW khas Manado, serta es kacang merah.

Di pojok lain, 14 stan turut berjejer menawarkan produk-produk UMKM Indonesia timur, mulai dari makanan ringan, rempah, hingga wastra dan kerajinan. Area itu bernama Pasar Balanja. Festival Indonesia Timur ini juga dimanfaatkan untuk memberikan kesempatan eksposisi bagi sejumlah asosiasi masyarakat.

Alat Musik Berdawai Kebanggaan Masyarakat Rote Itu Bernama Sasando

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini