Dana Tembus Rp139 Triliun, Pemerintah akan Tambah Jumlah Penerima Beasiswa LPDP?

Dana Tembus Rp139 Triliun, Pemerintah akan Tambah Jumlah Penerima Beasiswa LPDP?
info gambar utama

Dana Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) saat ini telah tembus hingga menyentuh angka Rp139 triliun. Anggaran tersebut tercatat terus meningkat setiap tahun, dari Rp15 triliun pada 2015 hingga kini mencapai Rp139 triliun.

"Kalau kita lihat dari APBD untuk pendidikan 2009-2024, berarti 15 tahun, mencapai Rp6.400 triliun. Dana abadi LPDP pada saat dibuka Rp 1 triliun, sekarang di 2023 sudah mencapai Rp 139 triliun," jelas Jokowi.

Tidak hanya dari segi pembiayaan, jumlah penerima beasiswa LPDP juga mengalami kenaikan tujuh kali lipat dari kuota pada saat awal LPDP diluncurkan. Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menunjukkan, akumulasi jumlah penerima beasiswa program native LPDP periode 2013-2023 sekitar 40.174 orang.

Meski demikian, Jokowi menuturkan jumlah tersebut masih kurang dan jauh dari rasio penduduk berpendidikan di negara lain.

Untuk itu, Jokowi menuturkan perlu adanya peningkatan jumlah penerima beasiswa LPDP setidaknya lima kali lipat dari periode lalu.

“Jumlah penerima beasiswa juga sudah meningkat 7 kali lipat dari awal LDPP dibuka. Tetapi itu masih jauh, masih sangat kurang. Oleh karena itu perlu ditingkatkan, paling tidak 5 kali lipat dari yang sudah ada sekarang," imbuhnya saat membuka Konvensi XXIX dan Temu Tahunan XXV Forum Rektor Indonesia di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Senin (15/1/2024).

Petuah Sri Mulyani untuk Penerima Beasiswa LPDP

Rencana penambahan kuota tersebut merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia dengan memperbanyak jumlah lulusan pascasarjana jenjang S2 dan S3.

Tingkat pendidikan menjadi salah satu faktor terciptanya SDM yang unggul dan berdaya saing sehingga bonus demografi Indonesia Emas 2045 dapat tercapai.

"Rasio penduduk berpendidikan S2 dan S3 terhadap populasi produktif itu juga masih sangat rendah sekali kita ini, saya kaget juga. Kemarin dapat angka ini, saya kaget. Indonesia itu di angka 0,45 persen. Minggu ini akan rapatkan ini dan mengambil kebijakan, policy, untuk mengejar angka yang masih 0,4 persen ini," katanya, dikutip dari Detikcom.

Ia juga mengatakan bahwa pemerintah akan berkomitmen dalam menyediakan anggaran untuk mengejar rasio capaian pendidikan tersebut.

"Nggak tahu anggarannya akan didapat dari mana, tapi kita carikan akan kita carikan agar S2, S3 terhadap populasi usia produktif itu betul-betul bisa naik secara drastis," tuturnya.

Menurutnya, pembiayaan pendidikan dan riset dapat diupayakan melalui APBN, APBD, dan abadi, hingga menghubungkan dengan industri melalui skema matching fund.

Dana LPDP Tembus Rp139 Triliun, Tawaran Berdatangan dari Kampus Top Dunia

Beda Langkah Menko PMK, akan Setop Beasiswa LPDP?

Berbeda dengan pernyataan Jokowi, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy justru mengungkapkan adanya kemungkinan pemerintah menghentikan sementara alokasi anggaran untuk beasiswa LPDP.

Menurutnya, dana anggaran LPDP yang menumpuk hampir Rp140 triliun itu perlu dialihkan untuk pos lain yang masih dalam sektor pendidikan, terutama di sektor riset.

"Sudah kita tinjau apa harus diteruskan (alokasi) LPDP itu dengan jumlah yang sudah hampir Rp 140 triliun itu. Jadi mungkin kita setop dulu (alokasi anggaran LPDP dari APBN)," ujar Muhadjir di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (16/1/2024), dikutip dari Kompas.

Rencananya, anggaran tersebut akan digunakan untuk keperluan riset, alokasi beasiswa lain, hingga pengembangan perguruan tinggi program kejuruan atau vokasi.

Meski alokasi anggaran LPDP rencananya akan dihentikan sementara, Muhajir menegaskan bahwa program pemberian beasiswa LPDP tetap berjalan.

"Kan tiap tahun dari 20% anggaran pendidikan itu disisihkan sekitar Rp 20 Triliun di dalam dana abadi. Sekarang numpuk sekitar Rp 136 triliun. Kemarin dibahas apakah perlu ditambah lagi tiap tahun? Apakah tidak itu saja dulu. Lalu 20% anggaran pendidikan akan difokuskan untuk pendidikan dan riset," imbuhnya.

Selain itu, ia juga mengimbau agar Lembaga Pengelola Dana Pendidikan untuk berani melakukan investasi ke instrumen yang lebih menguntungkan.

“Kita harus berani investasi ke tempat yang agak berisiko tetapi memang juga menguntungkan, yang penting risikonya terukur," tegas Muhadjir.

7 Kampus Indonesia dengan Kontribusi Riset Terbanyak di Dunia Industri

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini