Sambut Hari Matematika Internasional, Bagaimana Literasi Matematika di Indonesia?

Sambut Hari Matematika Internasional, Bagaimana Literasi Matematika di Indonesia?
info gambar utama

Tanggal 14 Maret diperingati sebagai Hari Matematika Internasional. Tanggal tersebut dikenal juga dengan Hari Pi. Alasannya, tanggal 14 Maret sering ditulis sebagai 3/14 yang menyerupai bilangan konstanta π, yaitu 3,14. Pada hari yang didukung oleh UNESCO ini, berbagai negara merayakan peran matematika dan edukasinya dalam berbagai bidang di kehidupan.

Pentingnya Literasi Matematika

Literasi matematika adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan, menginterpretasikan, dan merumuskan matematika dalam berbagai konteks kehidupan. Seseorang dengan literasi matematika dapat menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika dan penalaran matematika dalam menyelesaikan berbagai permasalahan.

Kemampuan literasi matematika memiliki banyak peran dalam kehidupan kita. Seseorang dengan literasi matematika dapat membuat penilaian dan keputusan secara rasional dan logis. Hal itu akan berpengaruh pada kualitas tenaga kerja Indonesia.

Baca juga: Indonesia Raih Kemajuan dalam PISA 2022, Apa Strategi Merdeka Belajar?

Melihat Literasi Matematika Indonesia

Hari ini pun menjadi saat yang tepat untuk mengkaji perkembangan literasi matematika di Indonesia. Tingkat penalaran matematika pada siswa diukur dengan skor PISA yang dilaksanakan oleh Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). Penilaian tersebut dilaksanakan setiap tiga tahun sekali pada siswa berusia 15 tahun.

Skor literasi matematika Indonesia mencapai angka 366. Skor tersebut mengalami penurunan 13 poin dari tahun 2018. Dari angka tersebut, hanya 18% siswa Indonesia yang memiliki kemahiran matematika pada level 2 atau lebih. Level tersebut adalah level minimal di mana siswa dapat menafsirkan dan mengenali permasalahan matematika tanpa instruksi langsung. Dari empat skala kemampuan matematika yang menjadi penilaian, poin paling rendah berada di kemampuan penalaran matematika.

Indonesia menunjukkan performa rendah di bidang literasi matematika. Sejak tahun 2015, poin Indonesia selalu berada di bawah level kemampuan dasar PISA. Walaupun begitu, peringkat Indonesia secara umum mengalami peningkatan. Pada tahun 2018, Indonesia menempati peringkat 72 dari 79 negara. Sedangkan pada tahun 2022, Indonesia menempati posisi 66 dari 81 negara.

Baca juga: Studi PISA 2022: Tingkat Literasi Membaca, Matematika, dan Sains Indonesia Meningkat

Tantangan dalam Pendidikan Matematika Indonesia

Penilaian PISA tersebut menunjukkan adanya permasalahan dalam kualitas pembelajaran sekolah Indonesia. Masih perlu adanya perubahan dalam pendekatan pembelajaran dan kurikulum agar lebih fokus pada aspek berpikir kritis.

Hal tersebut sebenarnya telah menjadi pertimbangan dalam menyusun Kurikulum Merdeka yang berlaku saat ini. Kurikulum tersebut lebih mengutamakan kedalaman pemahaman siswa dibandingkan dengan jumlah konten yang dipelajari. Dengan begitu, siswa dapat membentuk kemampuan berpikir kritis. Sayangnya, penerapan program ini di lapangan masih belum maksimal. Persiapan dan pelatihan guru masih belum merata sehingga belum semua daerah dapat menerapkan kurikulum ini.

Tantangan lainnya muncul akibat adanya pandemi Covid-19. Pembatasan sosial menghambat aktivitas pembelajaran tatap muka. Efektivitas pemahaman materi siswa pun berkurang apabila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Anggaran pendidikan juga banyak yang dialokasikan untuk menangani pandemi. Hal tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga berbagai negara lain di dunia.

Upaya Meningkatkan Literasi Matematika Indonesia

Literasi matematika tidak dapat ditingkatkan secara individu, tetapi harus terdapat upaya nasional. Perlu adanya program yang luas dan berkelanjutan untuk meningkatkan kompetensi dan pemahaman guru terkait kurikulum yang berjalan. Program dukungan pada guru berupa pelatihan pun diperlukan agar dapat memberikan pengajaran yang aktif dan kolaboratif.

Hal tersebut telah diupayakan melalui program guru penggerak dan sekolah penggerak. Akan tetapi, hal tersebut belum cukup untuk meratakan sistem pendidikan di Indonesia. Perlu adanya kerja sama dengan berbagai lembaga untuk memberdayakan pendidikan di seluruh nusantara.

Baca juga: Ketika Matematika Dijadikan Sarana Membangun Peradaban

Sumber:

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2023/12/peringkat-indonesia-pada-pisa-2022-naik-56-posisi-dibanding-2018

https://www.cnbcindonesia.com/research/20240131161319-128-510569/skor-matematika-membaca-pelajar-ri-salah-satu-terendah-di-dunia

https://mediaindonesia.com/opini/638003/hasil-pisa-2022-refleksi-mutu-pendidikan-nasional-2023

https://matematika.unpam.ac.id/mengapa-harus-memiliki-literasi-matematika-dan-kemampuan-berpikir-kreatif/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini