Indonesia Raih Kemajuan dalam PISA 2022, Apa Strategi Merdeka Belajar?

Indonesia Raih Kemajuan dalam PISA 2022, Apa Strategi Merdeka Belajar?
info gambar utama

Indonesia berhasil meraih kemajuan dalam Program for International Student Assessment (PISA) 2022 yang diselenggarakan oleh Organisasi untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). PISA adalah sebuah penilaian kompetensi siswa berusia 15 tahun di bidang matematika, membaca, dan sains yang dilakukan setiap tiga tahun sekali di lebih dari 70 negara. PISA bertujuan untuk memberikan data perbandingan internasional tentang kualitas pendidikan dan kesiapan siswa untuk menghadapi tantangan kehidupan dewasa.

Berdasarkan laporan OECD, Indonesia menunjukkan peningkatan dalam semua bidang yang diukur oleh PISA 2022, meski pun masih berada di bawah rata-rata OECD. Dalam bidang matematika, Indonesia mencetak skor rata-rata 378, naik 9 poin dari PISA 2018. Dalam bidang membaca, Indonesia mencetak skor rata-rata 371, naik 7 poin dari PISA 2018.

Ada pun pada bidang sains, Indonesia mencetak skor rata-rata 377, naik 6 poin dari PISA 2018. Selain itu, Indonesia juga menunjukkan penurunan dalam kesenjangan prestasi antara siswa laki-laki dan perempuan, serta antara siswa dari berbagai latar belakang sosial-ekonomi.

Peningkatan peringkat ini merupakan capaian paling tinggi secara peringkat (persentil) sepanjang sejarah Indonesia mengikuti PISA sejak tahun 2000. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim, menyampaikan bahwa peningkatan peringkat ini menunjukkan ketangguhan sistem pendidikan Indonesia dalam mengatasi hilangnya pembelajaran (learning loss) akibat pandemi Covid-19.

Baca juga: Masa Depan Indonesia: Anak Muda Optimis pada Sektor Pendidikan dan Kebudayaan

Salah satu faktor yang diduga berkontribusi terhadap kemajuan Indonesia dalam PISA 2022 adalah reformasi pendidikan yang diluncurkan oleh pemerintah sejak tahun 2019, yaitu Merdeka Belajar. Merdeka Belajar adalah sebuah paradigma baru dalam pendidikan Indonesia yang menekankan pada pembelajaran dasar dan pemberdayaan guru. Merdeka Belajar juga memiliki fokus kuat dalam menjadikan sekolah sebagai pengalaman yang menyenangkan bagi siswa.

Beberapa kebijakan yang termasuk dalam Merdeka Belajar adalah sebagai berikut:

  • Penghapusan Ujian Nasional (UN) dan penggantian dengan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dan Survei Karakter. AKM bertujuan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap kompetensi dasar yang sesuai dengan kurikulum, sedangkan Survei Karakter bertujuan untuk mengukur sikap dan perilaku siswa yang berkaitan dengan nilai-nilai Pancasila. Kedua asesmen ini tidak berpengaruh pada kelulusan siswa, melainkan hanya sebagai umpan balik bagi sekolah, guru, dan orang tua.
  • Penyederhanaan kurikulum dan peningkatan keterampilan abad 21. Kurikulum 2013 direvisi dengan mengurangi jumlah mata pelajaran, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian. Kurikulum baru juga menambahkan keterampilan abad 21, seperti berpikir kritis, berkolaborasi, berkomunikasi, dan berkreasi. Kurikulum baru ini diharapkan dapat memberikan ruang lebih bagi siswa untuk belajar sesuai dengan minat, bakat, dan kebutuhan mereka.
  • Peningkatan kualitas dan kesejahteraan guru. Pemerintah meningkatkan alokasi anggaran untuk pengembangan profesional guru, termasuk pelatihan, sertifikasi, beasiswa, dan insentif. Pemerintah juga memberikan kebebasan kepada guru untuk menentukan metode, media, dan sumber belajar yang sesuai dengan kondisi dan karakteristik siswa. Pemerintah juga memberikan dukungan kepada guru melalui fasilitas, perlengkapan, dan bantuan teknis.

Direktur untuk Pendidikan dan Keterampilan, OECD, Andreas Schleicher memuji ketangguhan sistem pendidikan Indonesia, terutama di saat pandemi Covid-19. Beberapa tahun terakhir ini menurutnya merupakan masa yang sangat sulit. Namun, siswa Indonesia secara umum berhasil mempertahankan kualitas hasil pembelajaran dalam nilai PISA mereka.

“Kami sampaikan selamat kepada Indonesia yang telah berhasil menjaga kualitas hasil pembelajaran. Hasil PISA ini juga menunjukkan bahwa para guru di Indonesia memberi dukungan yang baik para siswa selama pandemi,” ucapnya bangga dalam siaran langsung “SMB Spesial: Hasil PISA dna Transformasi Pendidikan di Indonesia” di kanal Youtube KEMENDIKBUD RI.

Andreas juga menyebutkan bahwa Merdeka Belajar merupakan sebuah langkah penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan hasil belajar di Indonesia. OECD juga menyarankan agar Indonesia terus melakukan evaluasi dan penyesuaian terhadap kebijakan-kebijakan tersebut, serta memperkuat koordinasi dan kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, sekolah, guru, orang tua, dan masyarakat.

Baca juga: Optimisme Anak Muda Indonesia 2023: Pendidikan Terdepan, Tantangan Politik Perlu Perhatian

Indonesia masih memiliki tantangan besar untuk mencapai standar pendidikan yang setara dengan negara-negara maju. Namun, dengan semangat Merdeka Belajar, Indonesia berharap dapat terus berinovasi dan berkembang dalam bidang pendidikan, serta mencetak generasi muda yang cerdas, berkarakter, dan berdaya saing.

Mendikbudristek menegaskan bahwa peningkatan peringkat PISA 2022 bukanlah tujuan akhir, melainkan dorongan untuk terus bertransformasi menuju pendidikan yang berkualitas, merata, dan inklusif.

"Kami tidak puas dengan hasil PISA 2022. Kami tetap berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dengan mendorong inovasi, kolaborasi, dan partisipasi dari semua pemangku kepentingan. Kami juga terus memantau kualitas pendidikan di setiap sekolah dan daerah secara lebih komprehensif dengan menggunakan Asesmen Nasional (AN) yang telah kami laksanakan sejak 2021," tuturnya dalam siaran langsung tersebut.

Sumber Referensi:

  • https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/peringkat-indonesia-pada-pisa-2022-naik-5-6-posisi-dibanding-2018.
  • https://gurudikdas.kemdikbud.go.id/news/peringkat-indonesia-pada-pisa-2022-naik-5-6-posisi-dibanding-2018.
  • https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2019/12/hasil-pisa-indonesia-2018-akses-makin-meluas-saatnya-tingkatkan-kualitas.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MG
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini