Sering Dipandang Sebelah Mata, Padahal Tempe Sudah Go Internasional!

Sering Dipandang Sebelah Mata, Padahal Tempe Sudah Go Internasional!
info gambar utama

Bagi masyarakat Indonesia, terutama di daerah pedesaan, tempe sudah menjadi makanan sehari-hari, yang lazim disajikan sebagai teman nasi. Meski sering dianggap sebagai makanan murahan, makanan yang terbuat dari fermentasi kedelai ini ternyata kaya akan sumber protein nabati. Tempe juga memiliki manfaat bagi kesehatan, seperti dapat mencegah anemia, dan menurunkan kadar kolesterol jahat, mengutip situs resmi Kementerian Kesehatan RI.

Tempe memiliki banyak jenis, mulai dari tempe mendoan, tempe gembus, tempe karet, hingga tempe kacang hijau. Tempe juga dapat dijadikan berbagai olahan masakan yang lezat, seperti tempe bacem dan orek yang sering jadi menu favorit orang Indonesia.

Tempe Daun Jati Khas Blora Nan Gurih dan Beraroma Khas Menggugah Selera

Fakta menarik lainnya yang mungkin tidak diketahui oleh sebagian Kawan GNFI, adalah bahwa tempe sudah melancong ke mancanegara. Makanan khas Indonesia yang satu ini sudah dikenal di berbagai negara, mulai dari Jepang, Inggris, India, hingga Amerika Serikat. Bahkan, di negara-negara tersebut, tempe justru dijual dengan harga yang sangat mahal jika dibandingkan dengan Indonesia.

Menjadi Makanan Mewah di Inggris

Berbeda dengan harga tempe di Indonesia yang dijual dengan kisaran harga dari Rp5000 sampai Rp6000, harga tempe di Inggris justru dijual dengan harga US$20, sekitar Rp255.000. Melansir pemberitaan Liputan6, seorang peneliti tempe dari Inggris bernama Jonathan Agnaroff, mengatakan bahwa tempe sangat digandrungi oleh kalangan vegan di Inggris.

Menurut penuturan Agnaroff, tempe menjadi makanan langka di Inggris. Tidak heran, makanan khas Indonesia ini dijual dengan harga yang begitu mahal. Biasanya, tempe kualitas bagus dijual seharga US$20 per porsi di restoran.

Agnaroff mengatakan bahwa dirinya mengenal tempe dari seorang dosen di Bogor. Ia kemudian tertarik untuk membuat tempe di negeri asalnya, meski teknologi untuk membuat tempe hanya ada di Indonesia, dan belum tersedia di negara lain.

Namun, Agnaroff mengatakan bahwa orang Inggris sama sekali tidak mengetahui bahwa tempe berasal dari Indonesia. Oleh karena itu, ia menyarankan agar Indonesia menggunakan hak paten, supaya makanan ini tidak diklaim oleh negara lain. Sejauh ini, Malaysia dan Amerika Serikat sudah mematenkan tempe dengan versi tersendiri.

Tempe Kemul: Jajanan Khas Wonosobo yang Mendunia Hingga Masuk Dalam WBTB Nasional 2022

Peneliti tempe asal Inggris tersebut juga menyarankan agar produsen tempe di Indonesia tidak menggunakan kedelai impor, tetapi menggunakan kedelai lokal yang memiliki kandungan gizi lebih tinggi. Terakhir, Agnaroff mendorong pemerintah Indonesia agar lebih memperhatikan kesejahteraan petani kedelai, mengingat kedelai sangat banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Tempe ala Jepang

Selain Jonathan Agnaroff, seorang berkebangsaan Jepang bernama Taiki Miyazaki juga memiliki ketertarikan pada tempe. Dilansir dari BBC Indonesia, Miyazaki pertama kali mengenal tempe saat berkunjung ke Indonesia sekitar 2015 hingga 2018. Saat itu, ia masih menjadi seorang mahasiswa dan sedang mengikuti program pertukaran pelajar di Universitas Gadjah Mada (UGM) selama satu tahun.

Setelah belajar mengenai cara pembuatan tempe, Miyazaki akhirnya bertekad untuk memproduksi tempe sendiri pada tahun 2018. Ia menyajikan tempe di restoran miliknya yang terletak di Kota Sagamihara, Prefektur Kanagawa. Namun, Miyazaki menyajikan tempe tersebut dengan olahan ala Jepang, seperti dijadikan tempe kari ataupuan tempe katsu.

Tujuan Miyazaki membuat tempe adalah untuk melestarikan kedelai lokal di daerahnya yang memiliki bentuk sedikit besar dibandingkan kedelai lainnya, dan juga memiliki rasa yang sedikit lebih manis. Ia menanam sendiri kedelai tersebut secara organik sejak tahun 2020.

Selain itu, melalui produksi tempe ini, Miyazaki ingin membantu orang lanjut usia (lansia) di daerahnya. Menurutnya, tempe adalah makanan yang mudah dikunyah dan dicerna. Terlebih, kandungan protein di dalamnya membuat makanan yang dibuat dari fermentasi kedelai tersebut cocok dikonsumsi oleh kalangan lansia.

Miyazaki mengaku akan tetap memproduksi tempe, dan memperkenalkannya kepada lansia sekaligus memperkenalkan makanan khas Indonesia ini kepada masyarakat Jepang.

Semakin Mendunia, Siswa Indonesia Perkenalkan Mesin Pengolah Tempe di Austria

Dari Agnaroff dan Miyazaki, Kawan GNFI dapat melihat bahwa orang-orang non-Indonesia sangat antusias dalam memperkenalkan tempe ke mata dunia, ketika sebagian besar masyarakat Indonesia justru memandang remeh terhadap makanan ini. Mereka seakan-akan minder untuk mengakuinya sebagai makanan khas Indonesia.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya Kawan GNFI berkontribusi memperkenalkan tempe kepada masyarakat, membuatnya semakin dikenal di kancah internasional. Kita semestinya bangga ketika tempe dikenal oleh dunia luar, membuktikan bahwa Indonesia tidak hanya memiliki kekayaan alam, tetapi juga kekayaan kuliner.

Sumber:

  • https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1761/manfaat-tempe-bagi-kesehatan-tubuh%0a
  • www.liputan6.com/amp/2177032/jadi-barang-mewah-di-inggris-tempe-dibanderol-rp-255-ribu
  • www.bbc.com/indonesia/majalah-66292090.amp

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini