Tempe Daun Jati Khas Blora Nan Gurih dan Beraroma Khas Menggugah Selera

Tempe Daun Jati Khas Blora Nan Gurih dan Beraroma Khas Menggugah Selera
info gambar utama

Tempe biasanya dibungkus dengan daun pisang. Namun, di Blora, Kawan akan menjumpai tempe dibungkus dengan daun jati. Rasanya sama saja dengan tempe keledai bungkus daun pisang pada umumnya. Hanya saja, aromanya lebih lezat, aroma khas daun jati.

Blora adalah kabupaten yang terletak di bagian timur Provinsi Jawa Tengah. Sebagian wilayahnya adalah pegunungan Kendeng yang merupakan pegunungan kapur. Wajar jika banyak pohon jati tumbuh di Blora. Pohon berkayu kuat ini mampu hidup di tanah kapur yang cenderung kering dan tandus. Blora pun terkenal sebagai kota penghasil kayu jati di Indonesia.

Melimpahnya pohon jati membuat warga memanfaatkan daunnya sebagai pembungkus makanan. Tidak hanya tempe, tape singkong dan pecel di Blora juga dibungkus dengan daun jati.

Seperti pembungkus dedaunan lain. Pembungkus daun jati lebih sehat dibandingkan dengan pembungkus buatan seperti kertas koran atau kertas bertuliskan lainnya. Dikutip dari Republika, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri dokter Fauzan Adima mengemukakan kertas koran yang digunakan untuk membungkus makanan tidak bisa dijamin kebersihannya. Selain itu, tinta yang terdapat pada koran bisa menimbulkan penyakit jika terkontaminasi pada makanan.

Jadi pembungkus kertas koran atau kertas bertuliskan lainnya tidaklah seaman pembungkus dari alam seperti daun jati.

Daun jati sebagai pembungkus makanan juga lebih baik jika dibandingkan dengan plastik, styrofoam, atau aluminium foil. Daun jati jelas ramah lingkungan. Daun jati mudah dicerna oleh bakteri pembusuk. Bahkan daun jati juga bisa diolah menjadi kompos penyubur tanaman. Menggunakan daun jati sebagai pembungkus makanan secara tidak langsung menjaga kelestarian lingkungan. Tidak menambah pencemaran justru malah menyuburkan tanah.

Ada satu kelebihan pembungkus daun jati yang tidak dimiliki oleh pembungkus alami lain Kawan. Dikutip dari Dream, Makanan yang dibungkus dengan daun jati akan mengeluarkan aroma yang khas. Aroma daun jati ini bahkan bisa menambah nafsu makan. Hati-hati untuk yang sedang menjalani program diet, ya.

Tempe daun jati ini masih mentah. Jadi, Kawan harus mengolahnya terlebih dahulu agar bisa menjadi teman makan nasi yang lezat. Cara pengolahannya bisa dengan merebus atau menggoreng.

Untuk merebus tempe daun jati, Kawan hanya perlu menambahkan bumbu bawang merah dan bawang putih yang diris atau dihaluskan kemudian tambahkan garam, gula merah, cabai dan penyedap. Proses perebusan membuat aroma daun jati semakin keluar. Selera makan Kawan akan semakin tergugah untuk menyantapnya.

Untuk menggoreng tempe daun jati, Kawan hanya perlu menyiapkan bumbu ketumbar, kunyit, bawang putih yang dihaluskan bersama dengan garam dan penyedap. Setelah bumbu halus, tambahkan sedikit air. Kemudian tempe dicelupkan ke dalam larutan bumbu. Setelah ditiriskan, goreng tempe dalam minyak panas.

Tempe Daun Jati yang Sudah Digoreng
info gambar

Kedua resep cocok untuk Kawan yang sibuk. Jadi tidak ada lagi alasan untuk tidak sempat menyiapkan sarapan karena merebus atau menggoreng tempe hanya perlu waktu singkat.

Jika Kawan berkunjung ke Blora, jangan ragu untuk membeli tempe daun jati khas Blora. Kawan bisa mendapatkannya di warung-warung penjual sayur yang banyak tersebar di kota Blora. Untuk perjalanan jauh, belilah tempe yang belum jadi. Tempe tersebut siap dimasak keesokan harinya. Atau mungkin Kawan ingin mencicipi langsung tempe daun jati yang sudah digoreng? Kawan bisa mendatangi warung-warung makan kota Blora.

Mari Kawan kita jaga kelestarian alam dengan memakan makanan berbungkus alami seperti tempe daun jati khas Blora ini!

Sumber referensi:

  • https://news.republika.co.id/berita/rsfzzl366/ini-bahayanya-membungkus-makanan-dengan-kertas-koran
  • https://www.dream.co.id/culinary/kekuatan-daun-jati-dalam-membungkus-makanan-190711j.html

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DY
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini