Nyamuk Wolbachia Justru Diliarkan di Tengah Meningkatnya Kasus DBD, Mengapa?

Nyamuk Wolbachia Justru Diliarkan di Tengah Meningkatnya Kasus DBD, Mengapa?
info gambar utama

Kasus Demam Berdarah (DBD) kembali meningkat di Indonesia. Pada periode Januari – Maret, Kementerian Kesehatan RI mencatat jumlah peningkatan kasus demam dengue mencapai tiga kali lipat dari periode yang sama pada 2023 lalu.

Bahkan, 343 dari 42.271 pasien DBD di seluruh wilayah Indonesia, dinyatakan meninggal.

"Update minggu ke-12 tahun 2024 jumlah kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa," jelas Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, Imran Pambudi di Jakarta, Minggu (31/3/2024).

Dalam keterangan terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Jabar, Vini Adiani Dewi mengungkapkan cuaca menjadi salah satu faktor utama perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk inilah yang menjadi penyebab penyakit DBD.

"Perubahan cuaca menjadi faktor utama banyaknya nyamuk Aedes Aegypti yang menyebabkan DBD. Kalau tidak ada nyamuk itu, tidak akan menular," jelas Vini, Jumat (8/3/2024).

RI Perangi DBD Pakai Nyamuk Jadi-jadian Wolbachia, Kok Bisa?

Penyebaran Nyamuk Ber-Wolbachia

Pemerintah melalui Kemenkes akan segera memperluas uji coba peliaran nyamuk ber-Wolbachia untuk mengendalikan Dengue. Uji coba tersebut akan dilaksanakan pada empat kelurahan di Kecamatan Ujung Berung, Kota Bandung, Jawa Barat.

Uji coba tersebut dilakukan mengingat Kota Bandung menjadi bagian dari kota dengan kasus Dengue tertinggi di Indonesia. Laporan Kemenkes hingga pekan ke-10 tahun 2024 mengungkapkan, kasus DBD di Kota Bandung mencapai 1.301 kasus dengan kematian yang mencapai tujuh jiwa.

Selain faktor tersebut, pada 2023 Kemenkes juga telah menerbitkan Kepmenkes Nomor 1341 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Teknologi Wolbachia di lima kota, yaitu Semarang, Bontang, Jakarta Barat, Kupang, dan Kota Bandung.

Mengenal Wolbachia, Inovasi Teknologi untuk Pencegahan Demam Berdarah

Apa Itu Nyamuk Ber-Wolbachia

Nyamuk ber-wolbachia secara sederhana dapat didefinisikan sebagai nyamuk yang telah terinfeksi bakteri wolbachia. Bakteri ini dapat mencegah berkembang biaknya virus demam berdarah dalam tubuh nyamuk. Bakteri wolbachia merupakan bakteri yang hidup secara simbiosis dengan serangga dan tidak dapat menular ke dalam tubuh manusia.

“Kalau di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti itu ada bakteri Wolbachia, kemudian nyamuk itu terinfeksi virus DBD. Maka akan terjadi kompetisi antara bakteri Wolbachia dengan virus DBD. Dengan adanya bakteri Wolbachia, virus DBD dalam nyamuk tidak akan mendapat makanan yang cukup,” kata Atik Choirul Hidajah, Ketua Prodi Magister Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

Lebih lanjut, Atik menjelaskan bahwa bakteri Wolbachia merupakan bakteri alami yang biasa hidup pada beberapa jenis serangga, termasuk kupu-kupu, lalat buah, dan lebah. Keberadaan Aedes aegypti ber-Wolbachia di suatu wilayah dinilai mampu mengurangi penularan lokal infeksi di wilayah tersebut.

Inovasi Lokal dalam Perang Melawan Nyamuk

Wolbachia dianggap mampu membendung penularan virus dengue karena memiliki kemampuan berkompetisi makanan antara virus dan bakteri di dalam sel nyamuk. Dengan sedikitnya makanan yang terserap oleh virus, maka virus dengue tidak dapat berkembang biak.

Pelepasan nyamuk ber-Wolbachia di Indonesia telah mulai sejak tahun 2013 oleh Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta. Hasil penelitian yang telah dilakukan sejak tahun 2011 di Indonesia menunjukkan, nyamuk ber-Wolbachia mampu mengurangi penularan penyakit DBD secara signifikan.

Meski demikian, metode ini bukan menjadi satu-satunya metode yang diterapkan dalam menanggulangi penyebaran nyamuk dengue. Selain nyamuk ber-Wolbachia, rekayasa lingkungan lain yang dapat terterapkan untuk mengurangi penularan virus DBD adalah dengan pemberantasan sarang nyamuk, pelepasan ikan-ikan pemakan jentik di tempat penampungan air, penaburan ABATE, dan rekayasa-rekayasa lain.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pihaknya telah memfasilitasi permintaan larvasida hingga insektisida untuk kebutuhan penanggulangan dengue yang kini mengalami tren peningkatan.

"Kami sudah siapkan larvasida untuk mematikan jentik-jentik, kami siapkan insektisida kalau mau di-fogging," katanya.

Akhir Tahun Jumlah Nyamuk Makin Bertambah, Apa Penjelasan Ilmiahnya?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini