RI Perangi DBD Pakai Nyamuk Jadi-jadian Wolbachia, Kok Bisa?

RI Perangi DBD Pakai Nyamuk Jadi-jadian Wolbachia, Kok Bisa?
info gambar utama

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebar nyamuk Wolbachia guna memerangi penyakit demam berdarah dengue (DBD) di lima kota Indonesia, mulai dari Jakarta Barat, Bandung, Semarang, Bontang, dan Kupang.

Dilansir dari CNN Indonesia, Selasa (21/11), langkah tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1341 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Penanggulangan Dengue.

Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kemenkes Ngabila Salama menyebut nyamuk Wolbachia membuat nyamuk Aedes aegypti menjadi mandul dan tidak menularkan penyakit DBD. Dengan begitu, jumlah orang yang terjangkit DBD akan jauh berkurang.

Lalu, apa itu nyamuk Wolbachia? Seperti apa cara kerjanya?

Karya Bill Gates

Nyamuk Wolbachia merupakan hasil pengembangbiakkan oleh Miliarder asal Amerika Serikat, Bill Gates. Dikutip dari CNBC Indonesia, Selasa (21/11), para ilmuwan yang terlibat bekerja di laboratorium dengan kondisi lembab untuk membiakkan jutaan nyamuk.

Dikatakan oleh Bos Microsoft, para ilmuwan terus menjaga pertumbuhan serangga tersebut, dari larva hingga kelompong dewasa dalam suhu tetap serta memberikan banyak makanan ikan, gula, hingga darah, selama proses pengembangbiakkan.

Ternak nyamuk yang diproduksi laboratorium ini akan membawa bakteri bernama Wolbachia yang menghalangi mereka untuk menularkan demam berdarah dan virus lainnya. seperti Zika, chikungunya dan demam kuning ke manusia.

Festival kesehatan Astra 2023: Sehat untuk Hari Ini dan Masa Depan Indonesia

Bukan kelinci percobaan

Pihak Kemenkes menegaskan bahwa manusia tidak dijadikan kelinci percobaan pada program penyebaran nyamuk Wolbachia. Program ini bahkan tidak melakukan rekayasa genetik tertentu pada nyamuk.

Bakteri Wolbachia adalah bakteri alamiah pada serangga, sehingga mereka mengklaim penanggulangan DBD menggunakan nyamuk Wolbachia adalah langkah yang ramah lingkungan karena tidak mengganggu ekosistem atau siklus hidup mikroorganisme lain.

Teknologi Wolbachia untuk menghalau wabah DBD dikabarkan sudah terbukti di sembilan negara seperti Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Meksiko, Kiribati, Kaledonia Baru, dan Sri Lanka. Oleh karena itu, inovasi ini semestinya bisa diterapkan di Indonesia.

Anggaran Kesehatan 2024 Naik Jadi Rp187 Triliun, Ini Rinciannya

Terbukti secara ilmiah

Dikutip dari Katadata, penelitian Wolbachia untuk penanganan DBD di Indonesia ternyata sudah berjalan sejak 2011, tepatnya di Kota Yogyakarta. Hasil menunjukan, bakteri ini bisa melumpuhkan virus dengue. Wolbachia di Yogyakarta bisa mereduksi angka kasus DBD hingga 77 persen.

Sang peneliti, Ari Utarini dari Universitas Gadjah Mada (UGM), menjelaskan bahwa Wolbachia ditemukan pada kurang lebih 50 persen serangga di alam. Telur nyamuk yang berbakteri Wolbachia akan terus terjaga sehingga dapat menekan jumlah penyakit DBD.

Kendati demikian, Wolbachia bukan menghentikan program yang sudah ada seperti vaksin dan fogging penanganan DBD. Epidemiolog UGM Riris Andono Ahmad mengungkapkan adanya potensi Wolbachia mengeliminasi DBD sehingga perlu pemantauan lebih lanjut.

Terima Dana Rp39 Triliun, RI Jadi Mitra Kesehatan terbesar Bank Dunia

Referensi:

  • CNBC Indonesia. Apa Itu Nyamuk Wolbachia Karya Bill Gates Pembasmi DBD? https://www.cnbcindonesia.com/tech/20231119063210-37-490135/apa-itu-nyamuk-wolbachia-karya-bill-gates-pembasmi-dbd
  • CNN Indonesia. Kemenkes Sebar Nyamuk Wolbachia di 5 Kota Jakbar hingga Kupang. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20231120133633-20-1026577/kemenkes-sebar-nyamuk-wolbachia-di-5-kota-jakbar-hingga-kupang
  • Katadata. Kemenkes Sebar Nyamuk Wolbachia di 5 Kota, Dinilai Efektif Lawan DBD. https://katadata.co.id/berita/nasional/kemenkes-sebar-nyamuk-wolbachia-di-5-kota-dinilai-efektif-lawan-dbd/655b4ef727f89?page=2

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini