Cerita Mistik di Balik Diizinkannya Pemugaran Masjid Agung Nurul Kalam Pemalang

Cerita Mistik di Balik Diizinkannya Pemugaran Masjid Agung Nurul Kalam Pemalang
info gambar utama

Pada 2020 lalu, Masjid Agung Nurul Kalam Pemalang akhirnya selesai dibangun setelah melakukan pengerjaan selama 1,5 tahun. Masjid kebanggan warga Pemalang tersebut telah diresmikan pada 3 Desember 2020 silam.

Tetapi dibalik kemegahan Masjid Agung Nurul Kalam ini menyimpan sebuah kisah menarik. Pasalnya ada dua syarat yang harus dipenuhi sebelum pembangunan masjid itu dimulai. Kisah ini disampaikan langsung oleh Ketua Dewan Masjid Agung Pemalang, Muntaha.

Mengunjungi Perpustakaan Umum di Kota Kecil Pemalang

Dilansir dari laman Instagram @puskapik.com, Masjid Agung ini sebelumnya sudah dibangun pada tahun 1700-an oleh Mbah Nur Kalam. Dirinya adalah seorang yang berpengaruh dan makamnya ada di halaman belakang masjid.

“Mbah Nur Kalam sendiri dipercaya sebagai penasehat Bupati Pemalang pada masa itu yang kemudian namanya diabadikan menjadi nama Masjid kebanggaan warga Pemalang ini,” ucapnya yang dimuat Solopos.

Cari sumur tua

Ketika proyek ini dimulai, Muntaha ditunjuk sebagai pengawas proyek pembangunan dari perwakilan pengurus masjid. Hal yang menarik, dia juga dipercaya oleh bupati untuk mencari lokasi sumur tua sebagai syarat utama pemugaran.

Muntaha mengaku masih mempunyai garis keturunan ke Mbah Kalam. Hal ini memudahkan dirinya untuk menemukan sumur tua yang kondisinya saat itu tidak terlihat secara kasat mata, karena mengalami proses pengerukan.

Intip Suara Sastra dari Kampung Halaman Melalui Komunitas Kidung Pena

Setelah ditemukan, masih ada masalah lagi yang muncul. Pekerja penggali sumur dan warga setempat enggan mengerjakan karena takut. Karena tidak ada yang berani menggali, Muntaha harus memanggil keluarganya yang ada di Pedurungan.

“Sumur tua itu baru ditemukan di kedalaman 3,5 meter,” jelasnya.

Ditemukan batu persegi

Ternyata di dalam sumur tua tersebut terdapat batu persegi yang lumayan besar. Batu tersebut rencananya dihancurkan untuk diangkat. Tetapi Muntahan mendapatkan saran untuk tidak memindahkan batu itu.

“Karena dipercaya batu itu berfungsi sebagai penjernih air, baik saat musim hujan atau kemarau,” jelasnya.

Berusia 133 Tahun, Masjid Agung Semarang yang Pertama Kumandangkan Kemerdekaan RI

Selain sumur, Muntaha menceritakan ada keanehan saat perobohan menara masjid. Saat ketiga pilar sudah dipotong tapi menyisakan satu pilar. Sudah menggunakan alat berat, pilar itu ternyata tidak kunjung roboh.

Muntaha kemudian mengajak kerabatnya untuk berdoa di sekitar menara masjid tetapi besoknya tak pernah roboh. Namun setelah Muntaha meninggalkan lokasi, tiba-tiba menara itu roboh sendiri.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini