Taman Nasional Ujung Kulon, Menelusuri Keanekaragaman Hayati di ujung Barat Pulau Jawa

Taman Nasional Ujung Kulon, Menelusuri Keanekaragaman Hayati di ujung Barat Pulau Jawa
info gambar utama

Ujung Kulon, seperti yang tercermin dari namanya, berlokasi di ujung barat Pulau Jawa dan termasuk dalam wilayah provinsi Banten. Kata "Kulon" sendiri berasal dari bahasa Sunda yang memiliki arti barat. Wilayah Ujung Kulon berbatasan dengan Selat Sunda, di mana terdapat pulau-pulau yang masuk dalam Taman Nasional Ujung Kulon. Contohnya adalah Pulau Handeleum, Pulau Peucang, dan Pulau Panaitan. Ketiga pulau tersebut telah terdaftar sebagai situs warisan dunia UNESCO.

Bagi Kawan GNFI yang ingin menikmati ekowisata tanpa harus berjauhan dari Jakarta dan ingin merasakan angin segar dari laut, Taman Nasional Ujung Kulon adalah jawabannya. Lalu, apa saja yang dapat ditemui di dalam Taman Nasional Ujung Kulon? Ayo, kita telusuri bersama.

Dikejar Sejak Agustus, Satu Pelaku Kasus Perburuan Badak Jawa di Ujung Kulon Diringkus

Rumah Badak Jawa dan Satwa Liar lainnya

Taman Nasional Ujung Kulon merupakan hutan hujan yang mencakup wilayah seluas 120.551 hektar. Dengan luasnya ini, berbagai jenis satwa liar dapat ditemukan di dalamnya. Terhitung ada 21 amfibi, 65 spesies reptil, dan 10 jenis mamalia besar yang dapat dijumpai di Taman Nasional Ujung Kulon. Beberapa di antaranya adalah badak jawa (Rhinoceros Sondaicus) yang menjadi lambang dan habitat alaminya.

Badak Jawa menjadi lambang di Logo Taman Nasional Ujung Kulon
info gambar

Badak jawa memiliki cula dan panjang tubuhnya sekitar 300—315 cm, kemudian beratnya sekitar 2300 kg. Hewan ini termasuk dalam kategori satwa yang sangat terancam punah. Populasinya di Taman Nasional Ujung Kulon pada tahun 2021 hanya sekitar 74 ekor, yang mana di antaranya 40 ekor jantan dan 34 ekor betina.

Menyusuri Sungai di Pulau Handeleum

Bagi yang ingin menikmati wisata air sambil menjelajahi hutan mangrove di Pulau Handeleum, perjalanan kano di Sungai Cigenter bisa menjadi pilihan yang menarik. Selain menikmati pemandangan sungai dan berbagai keanekaragaman flora dan fauna, wisatawan juga akan menemukan Air Terjun Cigenter yang terletak di hulu sungai.

Meskipun hanya memiliki luas sekitar 220 hektar, Pulau Handeleum punya pantai berpasir bersih dengan air yang jernih, sehingga pengunjung dapat melihat berbagai karang dan akar pohon bakau yang tumbuh. Pulau ini merupakan tempat ideal untuk menginap, baik melalui akomodasi penginapan maupun berkemah secara mandiri dengan spot yang telah disediakan.

Berselancar Ombak di Pulau Panaitan

Gelombang ombak di teluk Pulau Panaitan adalah pilihan ideal bagi para peselancar karena menawarkan gelombang kelas dunia. Salah satu yang terkenal adalah One Palm Point yang dikenal dengan gulungan ombak yang sempurna di atas karang dangkal. Dengan Pulau seluas 17.500 hektare, berbagai satwa liar pun dapat ditemui di sini seperti rusa, ular phyton, babi hutan, dan berbagai macam burung.

Seekor Anak Badak Jawa Baru Terekam di Taman Nasional Ujung Kulon

Selain untuk berselancar, bagi yang ingin merasakan wisata budaya dan religius, Gunung Raksa dan Goa Sanghyang Sirah adalah destinasi yang tepat. Di sana, terdapat Arca Ganesha yang memiliki sejarah di puncak Gunung Raksa, serta terdapat legenda di Goa Sanghyang Sirah yang berkaitan dengan perjalanan hidup Raden Kian Santang pada zaman Prabu Siliwangi di Kerajaan Pajajaran.

Menyelam di Laut Pulau Peucang

Pulau Peucang menampilkan berbagai jenis formasi karang seperti Acropora Tabular, Stylophora sp, dan Acropora Brancing. Selain itu, pulau ini juga menawarkan beragam spesies ikan menarik seperti ikan badut, ikan buntal, dan ikan pari totol biru, serta lainnya.

Di samping kegiatan menyelam, pengunjung dapat juga melakukan hiking di Karang Copong di bagian utara Pulau Peucang. Pulau ini juga memiliki situs-situs bersejarah berupa menara mercusuar dan dermaga kolonial Belanda di Tanjung Layar dan Cibom. Selain itu, pengunjung juga dapat menemui berbagai satwa liar seperti rusa dan monyet ekor panjang yang berkeliaran di pulau tersebut.

Demikian beberapa tempat ekowisata yang dapat dikunjungi di dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon. Selain keberagaman hayati yang melimpah, daya tarik dari berbagai spot wisata yang tersedia di taman nasional ini juga dapat menarik minat wisatawan.

Sebelum datang kesana perlu diperhatikan juga terkait harga tiket masuk ke Taman Nasional Ujung Kulon. Dilansir dari halaman resmi Taman Nasional Ujung Kulon untuk Warga Negara Indonesia adalah sekitar Rp5.000 per orang/hari, sedangkan untuk rombongan pelajar atau mahasiswa (minimal 10 orang), harga tiket berkisar Rp3.000 per orang/hari dari hari Senin hingga Sabtu.

Sedangkan pada hari minggu dan hari libur nasional, harga tiket untuk pengunjung umum adalah sekitar Rp7.500 per orang/hari, sementara untuk rombongan pelajar atau mahasiswa adalah sekitar Rp4.500 per orang/hari.

Kabar Baik, Populasi Badak Jawa Meningkat di Taman Nasional Ujung Kulon

Referensi

  • Andrini, M. 2020. Hanyut dalam Keindahan Pulau Handeleum. Tautan: https://indonesiatraveler.id/hanyut-dalam-keindahan-pulau-handeuleum/
  • Milto, K.D & Lukin, Y.A. 2020. A Revised Herpetofauna of Ujung Kulon National Park, West Java, Indonesia. Russian Journal: Herpetology Vol. 27 No. 6
  • Nikki Peucang. 2024. Snorkeling Around Peucang Island. Tautan: https://nikkipeucang.com/id/snorkeling/
  • Pratiwi, Z. dkk. 2023. Inventory of Large Mammals in Ujung Kulon National Park, Banten Province. Jurnal Natur Indonesia Vol. 21. No. 2
  • Taman Nasional Ujung Kulon. 2024. Pulau Peucang. Tautan: https://tnujungkulon.menlhk.go.id/show/index/82/Pulau-Peucang
  • Taman Nasional Ujung Kulon. 2024. Pulau Handeuleum. Tautan: https://tnujungkulon.menlhk.go.id/show/index/81/Pulau-Handeuleum
  • Taman Nasional Ujung Kulon. 2024. Pulau Panaitan. Tautan: https://tnujungkulon.menlhk.go.id/show/index/84/Pulau-Panaitan
  • Ujung Kulon.net. 2024. Badak Jawa. Tautan: https://www.ujungkulon.net/badak-jawa-rhinoceros-sondaicus/

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini