Sungai Cikapundung, seolah menjadi urat nadi yang mengalir dalam kerangka kota Bandung, menghidupi sejarahnya dan menuntun arus perkembangannya. Sebagai salah satu sungai terpenting di Kota Bandung, Sungai Cikapundung membentang sepanjang 28 kilometer, membelah pusat Kota Bandung.
Sumbernya terletak di sekitar Gunung Bukit Tunggul atau umumnya dari wilayah Lembang di utara Kota Bandung, kemudian mengalir ke arah selatan dan bermuara di Sungai Citarum.
Asal Usul Nama Cikapundung
Asal usul nama Sungai Cikapundung berasal dari bahasa Sunda, dengan "ci" yang berarti air, dan "kapundung" atau "kepundung" yang merujuk pada tanaman Baccaurea spp yang merupakan dan nama sejenis buah-buahan.
Sungai ini merupakan satu dari 13 anak sungai utama yang memasok air untuk Sungai Citarum. Bagi warga Kota Bandung, Sungai Cikapundung menjadi salah satu sumber air bersih. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung membangun instalasi penyadapan di sepanjang aliran Sungai Cikapundung, tepatnya di daerah Dago Pakar, Dago, dan Badak Singa.
Melansir dari situs citarum.bappenas.go.id, Sungai Cikapundung memiliki area penangkapan air yang luasnya adalah 111,3 km² di bagian hulu, 90,4 km² di bagian tengah, dan 76,5 km² di bagian hilir. Sungai ini mengalir melintasi beberapa kecamatan di tiga kabupaten kota, yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat.
Baca juga : Asal Usul Sungai Brantas yang Terbentang di Jawa Timur
Permasalahan Sungai Cikapundung
Dikutip dari laman Prokopim Kota Bandung, Sungai Cikapundung telah mengalami beberapa kejadian banjir mulai dari tahun 1919 hingga menjelang kemerdekaan pada tahun 1945. Situasi Sungai Cikapundung semakin memperihatinkan karena bertambahnya penduduk yang tinggal di sepanjang tepi sungai, mempersempit aliran sungai tersebut.
Sungai Cikapundung dihadapkan pada sejumlah permasalahan yang mengancam keberlangsungannya. Salah satu permasalahan utama adalah pencemaran, di mana limbah industri, domestik, dan pertanian secara rutin mencemari aliran sungai ini. Pencemaran ini mengakibatkan kerusakan pada ekosistem sungai dan mengancam kesehatan masyarakat yang bergantung pada sungai ini untuk keperluan air bersih dan kegiatan sehari-hari.
Selain itu, Sungai Cikapundung juga mengalami pendangkalan yang signifikan akibat pembuangan sampah yang sembarangan dan erosi tanah. Pendangkalan tersebut mengurangi kapasitas sungai untuk menampung air, meningkatkan risiko banjir, serta mengganggu aliran air yang lancar, mengancam keberlangsungan lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.
Baca juga: 5 Sungai di Kalimantan, Ada Sungai terpanjang di Indonesia
Transformasi dan Restorasi Sungai
Terlepas dari permasalahannya, pemerintah Kota Bandung telah memasukkan Sungai Cikapundung dalam salah satu prioritas program kegiatan dalam rencana pembangunan, baik jangka menengah (2009-2013) dan jangka panjang (2005-2025). Penataan kawasan sungai juga dilakukan dengan membangun ruang publik untuk mengembalikan kawasan sepadan kepada fungsi lindungnya.
Salah satunya adalah dengan melakukan penataan di sepanjang Kawasan Sempadan Sungai Cikapundung, termasuk membangun Teras Cikapundung (Tercik) yang diresmikan pada 2016. Ada juga pembangunan Cikapundung Kolot (Ciko) yang terbagi menjadi Ciko Arena 1, Ciko Arena 2, Ciko Arena 3, Ciko Arena 4, dan Ciko Arena 5.
Rehabilitasi Sungai Cikapundung juga dilakukan melalui program Gerakan Cikapundung Bersih yang didukung oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Pusat. Pemulihan juga dilakukan Pemerintah Kota Bandung melalui program Citarum Harum dengan memasang trashrack untuk menjaring sampah di sejumlah tempat.
Pada 2023 lalu juga telah diresmikan IPAL Grey Water di Ciko Arena 4 sebagai salah satu upaya pengelolaan air di Kota Bandung, terutama untuk mengatasi masalah pencemaran yang berasal dari air limbah rumah tangga.
Baca juga: Sungai Maron Duplikat Sungai Amazon ada di Pacitan Jawa Timur
sumber :
berita.prokopim.bandung.go.id
citarumharum.jabarprov.go.id
citarum.bappenas.go.id
https://regional.kompas.com/read/2024/01/13/222526378/mengenal-sungai-cikapundung-yang-membelah-kota-bandung?page=all
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News