Mengenal Kawah Ijen sebagai Kawasan Cagar Alam dan Ekowisata

Mengenal Kawah Ijen sebagai Kawasan Cagar Alam dan Ekowisata
info gambar utama

Indonesia memiliki kekayaan dan keindahan alam yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Kekayaan alam tersebut kaya akan keanekaragaman yang didukung oleh letak geografis Indonesia sebagai negara kepulauan. Bentuk negara kepulauan tersebut membuat Indonesia berpotensi tinggi untuk wisata terkait keindahan persebaran keanekaragaman bentang alam yang ada.

Tidak hanya sekedar wisata yang dinikmati oleh para pengunjung semata, potensi-potensi wisata tersebut juga perlu dijaga kelestariannya. Pelestarian tersebut dapat dilakukan dalam bentuk pembangunan kawasan cagar alam.

Mengenal Kawasan Cagar Alam Kawah Ijen

Kawah Ijen ditetapkan sebagai taman wisata alam pada tahun 1981 yang termuat di dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 1017/Kpts/Uml/21/1981. Sementara sebagai kawasan cagar alam yang memiliki luas sejauh 2.560 ha, Cagar Alam Kawah Ijen ditetapkan pada tanggal 9 Oktober 1920 sesuai dengan SK Gouverneur General Jhr.J.P Graff Van Limburg Stirum Nomor 46 Stb Nomor 736.

5 Cagar Alam yang Wajib Kamu Kunjungi setelah Lebaran

Di bawah pengawasan dan pengelolaan Balau Taman Nasional Alas Purwo, Kawah Ijen terletak di daerah perbatasan Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur. Kawasan Kawah Ijen berbatasan dengan hutan lindung Gunung Remuk di sebelah utara dan aliran Sungai Banyulinu di sebelah selatan.

Kawah Ijen sendiri memiliki pemandangan indah yang kerap dijadikan sebagai destinasi wisata oleh para wisatawan. Tidak hanya itu, Kawah Ijen juga kerap dijadikan sebagai tempat penelitian untuk megembangkan ilmu pengetahuan, pendidikan, dan budaya.

Potensi Sumber Daya Alam di Kawasan Cagar Alam Kawah Ijen

1. Keindahan Pemandangan Alam

Area Cagar Alam Kawah Ijen yang masuk ke dalam wilayah Provinsi Jawa Timur ini kerap dijadikan sebagai destinasi wisata oleh para turis baik turis lokal maupun turis mancanegara. Adapun beberapa objek liburan yang menjadi daya tarik para pengunjung, yaitu:

  • Paltuding. Kawasan ini memiliki pemandangan yang indah dengan melihat beberapa gunung seperti Gunung Merapi, Gunung Ijen, Gunung Widodaren, Gunung Papak, dan Gunung Ranti. Tidak hanya itu, terdapat fasilitas berupa penginapan dan warung yang menjual makanan serta minuman.
  • Pondok Bunder. Dari area tersebut, pemandangan dari Gunung Raung, Gunung Rante Perkenunan Kalisat, Perkebuna Belawan, Perkebunan Lijen, Kawah Urung, Gunung Roti, dan Gunung Pakpak terlihat begitu indah. Ditambah lagi udaranya yang sejuk membuat siapapun yang berkunjung semakin betah untuk menikmati keindahan alam yang tersaji.
  • Panorama pegunungan dengan Danau Kawah Ijen. Kawasan ini merupakan kawah terbesar sekaligus terasam di dunia yang menjad ikon dari kawasan Cagar Alam Kawah Ijen.
Indahnya Cagar Alam Gunung Mutis, Mitos, dan Ritual Adat di Gunung Mutis

2. Kekayaan Flora

Sebagai bagian dari cagar alam, Kawah Ijen memiliki tipe hutan yang terbagi ke dalam tiga bagian yang terdiri dari hutan hujan pegunungan, hutan hujan pegunungan tinggi, dan hutan hujan Sub Alpin. Hutan hujan pegunungan yang dibagi lagi menjadi hutan pegunungan basah dan kering didominasi oleh cemara gunung yang memiliki nama latin Casuarina Junghuhniana.

Terdapat 94 jenis flora yang telah teridentifikasi di Kawasan Cagar Alam Kawah Ijen yang terdiri dari 29 jenis semak, 24 jenis rumput, 13 jenis herba, 12 jenis pohon, 9 jenis epifit, 7 jenis perdu, dan lain sebagainya. Dari banyaknya jenis tanaman yang ada, edelweiss menjadi tanaman khas yang tumbuh subuh di sekitar Kawasan Cagar Alam Kawah Ijen.

3. Keanekaragaman Fauna

Kawasan Cagar Alam Kawah Ijen memiliki keanekaragaman fauna yang terdiri dari mamalia dan aves. Adapun untuk mamalia telah terindefikasi sebanyak 16 jenis termasuk macan kumbang (Pantherapardus), kucing hutan/macan rembah (FelisBengalis), ajax (Cuon alpinus), lutung jawa (Trachypitecusauratus), lutung jawa merah (Trachypitecus auratusphyrha), tupai terbang (pataurusta elegan), kijang (Muntiacus muntjak), babi hutan (Susverrucosus), dan luwak (Paradoxurus hermaphorus).

Sementara untuk jenis burung sendiri, terdapat 125 jenis yang telah terindentifikasi. Dari 125 jenis, 21 di antaranya jenis endemik asli berupa ayam hutan hijau (Gallus varius), walik kepala ungu (Ptynopusporphyrus), cekakak jawa (Halcyon cyanoventris) dan kipasan bukit (Rhipidura euyura) dan yang terancam punah yaitu elang jawa (Spizaetus bartelsii).

Wisata di Cagar Alam Pangandaran, Jawa Barat, Ini Peran Komunikasi untuk Konservasi Alam

Prinsip Ekowisata di Kawasan Cagar Alam Kawah Ijen

Kawasan Cagar Alam Kawah Ijen sebagai salah satu destinasi wisata unggulan sekaligus kawasan konservasi membuat prinsip-prinsip ekowisata pada kawasan ini harus terpenuhi agar dapat mengakomodasi untuk meminimalkan dampak negatif dari semakin meningkatnya pengunjung dari tahun ke tahun.

Prinsip ekowisata memiliki perbedaan yang signifikan dengan wisata alam pada umumnya. Ada beberapa prinsip pendukung lain seperti prinsip konservasi, keanekaragaman hayati, sosial budaya, peningkatan sosial ekonomi masyarakat secara partisipatif, dan prinsip edukasi lingkungan.

Adapun beberapa rekomendasi hal yang dapat dilakukan untuk mengoptimalkan prinsip ekowisata di Cagar Alam Kawah Ijen, di antaranya:

  1. Perlu adanya penyusunan regulasi pembatasan penggunaan jasa pemandu yang berasal dari luar desa atau kecamatan tanpa sertifikat.
  2. Perlu ditingkatkannya fasilitas penunjang berupa media informasi yang dapat dibaca pada malam hari.
  3. Perlu adanya akses interpretasi publik agar pengunjung mendapatkan edukasi lewat media audio-visual.
  4. Pembatasan jumlah kunjungan guna mencegah terjadinya masstourism.
  5. Perlu adanya informasi secara lebih mendalam soal informasi kebencanaan dan rambu evakuasi bencana.

Referensi:

  • BBKSDA Jawa Timur. Taman Wisata Alam Kawah Ijen. Diakses dari https://bbksdajatim.org/taman-wisata-alam-kawah-ijen/
  • Fitriawati et al. (2022). Penerapan Prinsip Ekowisata dalam Penyelenggaraan Pariwisata Alam di Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Ijen. JGG-Jurnal Green Growth dan Manajemen Lingkungan. Vol. 12 No. 1 Desember 2022. p-ISSN: 2303-2332; e-ISSN: 2597-8020. DOI : doi.org/10.21009/jgg.121.01
  • Suryanti, Elvida Yosefi. (2005). Peluang Usaha Ekowisata Cagar Alam/Taman Wisata Alam Kawah Ijen di Kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Bogor: Staf Peneliti Pusat Litbang Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. Vol. 2, No. 1, Maret 2005: 13-26

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

PZ
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini