Indahnya Cagar Alam Gunung Mutis, Mitos, dan Ritual Adat di Gunung Mutis

Indahnya Cagar Alam Gunung Mutis, Mitos, dan Ritual Adat di Gunung Mutis
info gambar utama

Nusa Tenggara Timur merupakan sebuah provinsi yang wilayahnya mencakup beberapa pulau. Area tersebut menyimpan keanekaragaman hayati yang dilestarikan.

Upaya-upaya konservasi terus dilakukan demi kelangsungan hidup tumbuhan dan satwa di provinsi ini. Hal itu bisa dilihat dari hadirnya Cagar Alam Gunung Mutis yang menjadi kawasan perlindungan dan konservasi tumbuhan dan satwa yang hidup di dalamnya. Selain menyimpan kekayaan alam, Cagar Alam Gunung Mutis menjadi tempat wisata favorit masyarakat.

Cagar Alam Gunung Mutis juga menyimpan mitos yang dipercaya masyarakat sejak dahulu dan adanya ritual adat yang wajib dipatuhi oleh masyarakat yang berkunjung ke Gunung Mutis. Apa saja? Simak ulasan berikut, ya!

Cagar Alam Gunung Mutis

Cagar Alam Gunung Mutis memiliki luas 12.000 haktare ini merupakan salah satu objek wisata andalan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kawasan wisata ini berjarak sekitar 140 km sebelah timur laut, Kota Kupang. Secara geografis, Cagar Alam Gunung Mutis terletak di wilayah Kecamatan Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Pesona Cagar Alam Gunung Mutis yang Mistis dan Eksotis di NTT

Cagar Alam Gunung Mutis dikenal karena batu-batu marmernya yang disebut Faut Kanaf oleh penduduk lokal, yang di bawahnya terdapat sumber-sumber air yang disebut Oe Kanaf. Air dari Faut Kanaf mengalir membentuk dua Daerah Aliran Sungai, yaitu DAS Benain dan DAS Noelmina, yang menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Timor Tengah Barat.

Ketika berwisata ke Cagar Alam Gunung Mutis, dijamin Kawan tidak akan kecewa, sebab perjalanannya sungguh menarik dan tidak akan terlupakan. Sejuta flora dan fauna yang hidup di dalamnya akan membuat wisatawan berdecak kagum.

Cagar Alam Gunung Mutis memiliki jenis vegetasi yang terdiri dari hutan homogen dataran tinggi, yang ditandai dengan keberadaan berbagai jenis ampupu dan cendana yang tumbuh alami. Selain itu, di area ini juga dapat ditemui pohon-pohon lain seperti hue, bijaema, haubesi, kakau atau cemara gunung, manuk molo, dan oben.

Tidak hanya itu, ada juga beragam tumbuhan lain seperti salalu, natwon, natbona, kunbone, tune, natom, kunkalkole, tastasi, manmana, mismolo, kismolo, pipsau, matoi, dan berbagai jenis paku-pakuan.

Jangan beranjak dahulu dari Cagar Alam Gunung Mutis jika belum berjumpa dengan aneka fauna khas Pulau Timor. Di kawasan ini, wisatawan dapat melihat berbagai jenis fauna lokal seperti rusa timor, kuskus, babi hutan, biawak, dan biawak timor. Selain itu, terdapat pula ular sanca timor, ayam hutan, punai timor, betet timor, pergam timor, dan perkici dada kuning.

Selain menikmati keindahan flora dan fauna, wisatawan juga dapat melihat kehidupan suku-suku asli yang tinggal di daerah ini. Mereka menggunakan dahan dan ranting pohon besar untuk membuat rumah dan juga tempat untuk memelihara lebah madu. Madu yang dihasilkan diharapkan dapat membantu menghidupi masyarakat secara ekonomis, selain dari hasil peternakan dan pertanian mereka.

Berkunjung ke Rawa Danau di Banten yang Terbentuk Akibat Letusan Gunung Api Purba

Mitos Gunung Mutis

Bagi masyarakat Mollo, Gunung Mutis memiliki makna yang sangat sakral, dianggap sebagai sumber kehidupan dan tempat asal leluhur. Mereka meyakini bahwa setelah meninggal, mereka akan kembali ke Gunung Mutis, asal usul leluhur mereka.

Meskipun agama Kristen telah masuk ke budaya Timor, keyakinan terhadap Gunung Mutis masih kuat di kalangan masyarakat Atoni, terutama suku Mollo. Mereka tetap memandang Gunung Mutis sebagai tempat suci, di mana Roh leluhur mereka, yang mereka sebut 'Uis Neno', tinggal. Dalam konteks kekristenan, hal ini sering diinterpretasikan sebagai Tuhan yang bersemayam di tempat yang suci, dan hanya orang yang hidup dengan kehidupan yang benar dapat mendekati-Nya.

Dengan demikian, Masyarakat Mollo menghargai Gunung Mutis karena mereka percaya bahwa gunung itu adalah tempat yang suci dan tinggi. Mereka meyakini bahwa di sana berdiam 'Uis Neno', yang memberikan kelimpahan kepada mereka, tetapi juga dapat menimpakan malapetaka jika mereka melanggar kehendaknya.

Ritual Adat di Gunung Mutis

Bagi kawan yang suka berkelana, pasti ingin menjelajahi seluruh kawasan ini. Namun, perlu diingat, tidak bisa sembarangan berkeliling melalui hutan dan sabana tanpa diarahkan oleh penduduk setempat.

Sebelum memulai perjalanan, biasanya pemandu akan melakukan ritual persembahan di dekat sebuah batu besar di sekitar Hutan Bonsai Mutis. Mereka akan membakar rokok atau menyan sebagai tanda "izin" kepada pemilik gunung. Dengan begitu, diharapkan perjalanan bisa berjalan dengan lebih lancar.

Siswa di Kota Padang Panjang Dipulangkan Akibat Abu Vulkanik dari Gunung Merapi

Kawasan Gunung Mutis memang dianggap suci oleh penduduk sekitar. Oleh karena itu, para petualang tidak boleh sembarangan merusak kawasan ini dan diwajibkan untuk menjaga keasrian alamnya.

Apabila Kawan ingin berkunjung ke Cagar Alam Gunung Mutis ini, dapat ditempuh dari Kota Kupang menuju Soe, Ibu kota Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan jarak 110 km dan waktu tempuh lebih kurang 2,5 jam.

Dari Soe Kawan dapat melanjutkan perjalanan dengan bus menuju Kecamatan Mollo Utara, Kapan. Dari Kapan perjalanan dapat dilanjutkan dengan menggunakan bus menuju Desa Fatumnasi, sebuah desa yang berada di lereng Gunung Mutis. Desa ini merupakan pintu masuk untuk memasuki kawasan wisata.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

S
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini