Kuliner Tradisional Indonesia Mirip Makanan Korea Selatan, Serupa tapi tak Sama

Kuliner Tradisional Indonesia Mirip Makanan Korea Selatan, Serupa tapi tak Sama
info gambar utama

Kuliner tradisional Indonesia memiliki kekayaan bahan dan bumbu. Dari camilan, makanan utama hingga minuman bisa kita jumpai. Selain itu, dari sejarah proses pembuatan, pemilihan bahan baku, dan cara penyajian fungsi suatu kuliner tradisional menjadi bagian penting dari kebudayaan. Bahkan, beberapa kuliner tradisional Indonesia telah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda (intangible heritage) UNESCO.

Tahukah Kawan GNFI, ada beberapa kuliner tradisional Indonesia yang ternyata mirip dengan makanan luar negeri? Salah satunya dari negeri asal K-pop, yakni Korea. Yuk, kita simak bersama apa saja kuliner tersebut!

Jipang/ Bipang/ Berondong Beras dan Gangjeong

Camilan manis biasanya berbentuk persegi atau bulat, dikenal sebagai jipang/ bipang/ berondong beras yang terbuat dari beras atau beras ketan. Sejarahnya sendiri camilan bipang diserap dari bahasa Hokkien bí-phang, yang berarti "beras yang harum atau wangi”.

Festival Kuliner Indonesia Seoul: Ini Makanan Indonesia Favorit Orang Korea Selatan

Camilan ini bahkan menjadi oleh-oleh adalah di Pasuruan, Jawa Timur yang dirintis dan diproduksi oleh Toko Bipang Jangkar. Di Korea Selatan, terdapat nama kuliner gangjeong, yakni sejenis kue tradisional khas Korea (hangwa) yang terbuat dari beras ketan. Kue ini disajikan masyarakat Korea pada momen penting yakni acara pernikahan, ritual, serta festival tahun baru.

Donat Kepang dan Kkwabaegi

Donat adalah camilan berbahan tepung terigu, gula pasir, kuning telur ragi, dan mentega. Semua bahan tersebut dicampur untuk kemudian digoreng. Donat paling sering dijumpai seperti roti dengan lubang di tengah seperti cincin.

Di Indonesia, di pasar, di toko kue biasa dijumpai donat kentang, yang mana bahan adonan sama seperti di atas. Namun, dengan tambahan kentang. Di Korea Selatan ada donat berbentuk kepang atau dikenal sebagai kkwabaegi. Kkwabaegi sendiri oleh masyarakat Korea sering disajikan sebagai camilan di berbagai acara atau festival.

Adapun donat kepang sejarahnya diperkenalkan di Korea sebagai camilan yang diimpor dari Tiongkok. Seiring dengan perkembangan dan modifikasi di Korea, tercipta rasa dan tekstur unik sehingga membedakan dengan donat di negara lain. Bahkan, donat kepang Korea kini telah menjadi ikon kuliner.

Kue Apem dan Jeungpyon

Kue apem di Indonesia dikenal sebagai kue yang identik dengan tradisi, ritual bahkan sesaji. Dalam tradisi menyambut bulan Ramadhan pada masyarakat Jawa yakni ruwahan, misalnya, dilaksanakan dengan membuat kue apem. Apem adalah kue tradisional berbahan dasar tepung beras, santan, tape singkong, gula pasir, gula jawa dan garam.

Di Korea, terdapat kue bernama jeungpyon. Seperti apem, jeungpyon ini menggunakan tepung beras sebagai bahan utama berbentuk mangkuk serta berwarna-warni.

Arbanat/ Rambut Nenek dan Kkultarae

Rambut nenek atau arbanat atau dikenal juga arum manis merupakan jajanan yang terbuat dari gula pasir yang dipanaskan dan ditambahkan pewarna makanan. Jajanan ini manis dan memiliki tekstur berserat, serutan seperti rambut. Arbanat menjadi salah satu jajanan yang populer di tahun 1980-an hingga 1990-an.

Subbet, Makanan Lokal Khas yang Menggambarkan Kehidupan Suku Mentawai

Pada hari lebaran, jajanan ini juga biasa disajikan di rumah karena disukai oleh anak-anak kecil. Arbanat juga biasa dijajakan di depan sekolah atau oleh penjual keliling dengan alat musik khas. Di Korea, ada kultarae atau dikenal dengan nama kue istana Korea alias korean court cake.

Kkultarae merujuk pada makna "gulungan madu". Hal ini lantaran kue ini memang berbahan madu dan tepung terigu. Adonan ini kemudian dibentuk menjadi gulungan benang-benang halus dan diberi isian berupa manisan seperti kacang almond.

Kue Mochi dan Tteok

Ketika mendengar kue mochi barang kali adalah nama salah satu kue bertekstur kenyal berasal dari Jepang. Namun, di Indonesia kue mochi khususnya di Sukabumi, Jawa Barat telah menjadi makanan ciri khas dan salah satu kuliner yang melegenda.

Bahkan, pada 2022, mochi Sukabumi telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Nasional Indonesia. Makanan tersebut berbahan dasar tepung ketan dan berisi adonan kacang. Di Korea Selatan, ada tteok atau kue beras. Di adegan drama Korea, kue ini juga kerap muncul. Tteok sendiri di sana merupakan makanan yang telah menjadi tradisi yang mana disajikan dalam perayaan tertentu.

Sejarah Munculnya Pecel, Makanan Lokal yang Kaya Gizi

Pada saat libur nasional seperti baru dan chuseok permintaan pasarnya cenderung meningkat. Tteok dibuat dengan cara beras dicuci bersih, ditumbuk hingga menjadi tepung bubuk, diberi air untuk dibentuk dan kemudian dikukus.

Nah, itu tadi penjelasan mengenai Kuliner tradisional Indonesia mirip makanan Korea. Meski serupa, tetapi tak sama. Terdapat beberapa kesamaan dari segi bahan dasar. Kuliner tradisional sebagai bagian dari kebudayaan juga menggambarkan identitas masyarakat. Bagaimana Kawan GNFI, kalian tertarik mencoba yang mana?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini