Semur, Kuliner Tradisional Hasil Akulturasi yang Menggugah Selera

Semur, Kuliner Tradisional Hasil Akulturasi yang Menggugah Selera
info gambar utama

Selama ini kuliner tradisional dikenal sebagai makanan asli yang lahir dari racikan dan cita rasa nusantara. Namun, ada beberapa kuliner tradisional yang lahir dari hasil akulturasi budaya Indonesia dan budaya luar negeri.

Berawal dari kedatangan bangsa Eropa yang ingin menemukan rempah-rempah ke wilayah Indonesia. Adanya interaksi secara intensif antara bangsa Eropa dengan masyarakat Indonesia yang akhirnya menciptakan percampuran dua budaya. Salah satunya budaya kuliner.

Diungkap oleh Lily, Manajer Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, bahwa awalnya bangsa Eropa menggunakan tomat, ceri, bawang bombai, madu, dan wine sebagai penguat rasa masakannya. Namun, mereka kemudian terinspirasi oleh masakan Asia yang menggunakan rempah-rempah sebagai penambah cita rasa masakannya.

Tidak hanya bangsa Eropa, masyarakat Indonesia juga banyak mengadaptasi dari masakan bangsa Eropa, baik dari bahan masakan maupun teknik memasak yang diterapkan. Salah satu kuliner tradisional Indonesia yang mengadaptasi masakan Eropa yakni semur.

8 Kuliner Tradisional Minangkabau yang Wajib Ada dalam Upacara Adat

Sejarah Makanan Semur di Indonesia

Kata semur berasal dari bahasa Belanda “smoor” yang memiliki arti bahwa masakan tersebut telah direbus dalam waktu yang lama secara perlahan, dan ditambahkan tomat dan bawang sebagai penambah rasa masakan.

Adapun yang diungkapkan oleh chef Ragil bahwa makanan semur terinspirasi dari makanan Belanda bernama hachee. Hachee terbuat dari olahan daging sapi, ikan, atau sayuran yang dimasak dengan bawang, cuka, dan kaldu sapi.

Daging dalam makanan hachee dimasak secara perlahan atau slow cooking sehingga menghasilkan tekstur daging yang empuk. Teknik memasak inilah yang kemudian menjadi inspirasi masyarakat Indonesia, untuk bisa menghasilkan olahan daging yang nikmat dengan cita rasa nusantara yang bernama semur.

Terdapat perbedaan antara racikan semur dan masakan olahan daging dari negeri Belanda. Bahan-bahan untuk racikan semur khas Indonesia kaya akan rempah-rempah seperti ketumbar, pala, lada, cengkeh, dan kayu manis.

Selain itu, warna cokelat dalam makanan hachee didapatkan dari brownstock, yakni kaldu dari tulang sapi yang dibakar. Sedangkan warna cokelat pada makanan semur berasal dari kecap manis yang berbahan dasar gula merah, sehingga tercipta rasa manis yang legit.

Ragam Hidangan Semur di Indonesia

1. Semur Jengkol

Dalam masyarakat suku Betawi sajian semur jengkol biasanya dihidangkan dengan sepiring nasi uduk sebagai santapan di pagi hari. Terdapat dua versi semur jengkol, yakni semur jengkol manis dan semur jengkol pedas.

Bumbu semur jengkol manis cenderung encer, sedangkan untuk bumbu semur jengkol pedas bumbunya agak kental karena ditambahkan cabai dan kemiri.

2. Semur Daging Sapi dan Semur Sohun

Kedua sajian semur khas Samarinda ini memiliki perbedaan pada bahan dasarnya. Semur daging sapi berbahan dasar daging sapi, sedangkan semur sohun berbahan dasar daging ayam. Semur daging sapi biasanya disajikan dengan hidangan nasi goreng, acar, dan kerupuk. Sedangkan untuk semur sohun disajikan dengan hidangan nasi kuning.

3. Semur Malbi

Ada yang unik dari sajian semur khas Palembang ini. Semur malbi disajikan dengan sambal nanas yang pedas serta tambahan acar, sehingga melahirkan cita rasa asam, pedas, dan manis. Sajian semur ini biasanya dihidangkan pada momen Idulfitri dan acara pernikahan.

4. Semur Ikan Kuthuk atau Ikan Gabus

Cara mengolah makanan khas Jepara ini lebih mudah jika dibandingkan makanan semur yang berbahan dasar dari daging sapi. Pertama-tama, ikan gabus digoreng terlebih dahulu, kemudian dimasukkan ke dalam bumbu yang sudah ditambahkan santan. Masak semur ikan gabus secara perlahan hingga menghasilkan tekstur daging yang lembut.

Jika selama ini semur identik dengan daging sapi, kini hidangan semur memiliki variasi yang beragam. Tidak hanya daging, hidangan semur dapat disajikan dengan bahan lain seperti telur, tempe, tahu, terong, jamur, kentang, dan bahkan ikan.

Filosofi Bijak di Balik Kuliner Tradisional Jawa

Referensi:

  • Anggraeni, Unsiyah. 2018. Multikulturalisme Makanan Indonesia. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
  • bekasikota.go.id. Semur, Aslinya dari Belanda. https://disdik.bekasikota.go.id/berita/detail/semur-aslinya-dari-belanda
  • Akademi Kuliner Indonesia. 2016. Kuliner Betawi Selaksa Rasa dan Cerita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
  • jakarta.go.id. Tradisi Andilan: Memotong Kerbau Sebelum Lebaran. https://dinaskebudayaan.jakarta.go.id/2022/news_web/detailnews/Tradisi-Andilan-Memotong-Kerbau-Sebelum-Lebaran
  • jatengprov.go.id. Semur Ikan Kuthuk “Gabus”. https://visitjawatengah.jatengprov.go.id/id/kuliner/semur-ikan-kuthuk-gabus

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SS
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini