8 Kuliner Tradisional Minangkabau yang Wajib Ada dalam Upacara Adat

8 Kuliner Tradisional Minangkabau yang Wajib Ada dalam Upacara Adat
info gambar utama

Minangkabau memang dikenal sebagai salah satu kebudayaan yang kaya akan kuliner tradisional yang dimilikinya.

Bahkan, salah satu kuliner asal Sumatra Barat, yakni rendang sempat dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia pada beberapa tahun silam.

Nah, tahukah Kawan bahwa ternyata ada beberapa kuliner tradisional dari Ranah Minang ini yang harus selalu ada dalam sebuah upacara adat yang dilakukan dalam kebudayaan Minangkabau?

Sebelum mengetahui makanan tradisional Minangkabau apa saja yang digunakan dalam upacara adat, yuk, ketahui terlebih dahulu fungsi dari kuliner ini dalam gelaran acara tersebut.

Lamang Tapai, Kuliner Tradisional Khas Sumatra Barat

Fungsi Kuliner Tradisional dalam Upacara Adat Minangkabau

Dilansir dari artikel Waryono dalam Jurnal JPP, pada dasarnya kuliner maupun makanan tradisional Minangkabau berfungsi sebagai sajian untuk para tamu yang hadir dalam sebuah upacara adat.

Pada dasarnya, upacara adat yang dilaksanakan dalam kebudayaan Minangkabau bersifat pada persatuan dan kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat.

Oleh sebab itu, hidangan makanan tradisional bisa menjadi sarana untuk mencapai tujuan tersebut.

Sebab, para peserta upacara adat biasanya akan memakan sajian makanan yang ada secara bersama-sama.

Meskipun demikian, dalam beberapa kasus sajian makanan tradisional yang ada dalam sebuah upacara adat Minangkabau juga memiliki makna atas simbol tertentu.

Bahkan, beberapa makanan tradisional ini juga menjadi ciri khas dari sebuah acara adat yang sedang diselenggarakan oleh masyarakat Minangkabau.

Salah satu contohnya bisa Kawan lihat dari penyajian salah satu makanan tradisional Minangkabau, yakni nasi kunyik dalam beberapa upacara adat perkawinan.

Nasi kunyik yang disajikan dalam upacara adat ini menjadi simbol bahwa anak daro (sebutan bagi pengantin wanita) akan melepaskan masa lajangnya dengan berumah tangga.

Selain itu, nasi kunyik ini juga menjadi simbol ikatan keluarga dari kedua mempelai yang menikah pada upacara perkawinan tersebut.

Filosofi Bijak di Balik Kuliner Tradisional Jawa

8 Kuliner Tradisional dalam Upacara Adat Minangkabau

Berikut ini delapan kuliner tradisional yang bisa Kawan temui ketika mengikuti upacara adat Minangkabau, yaitu.

1. Rendang

Rendang | Tangkap layar YouTube Zackli Green
info gambar

Siapa sih, Kawan di sini yang tidak tahu dengan rendang?

Makanan yang berbahan dasar daging, kelapa, cabai, dan bumbu rempah-rempah ini bisa Kawan temui di setiap upacara adat yang ada di Minangkabau.

Keempat bahan utama dari rendang ini sendiri juga memiliki makna tersendiri dalam kebudayaan Minangkabau.

Daging sebagai bahan utama dalam rendang melambangkan posisi Niniak Mamak dan Bundo Kanduang dalam kebudayaan Minangkabau. Kelapa atau karambia melambangkan Cadiak Pandai atau kaum intelektual.

Sementara itu, cabai atau lado melambangkan posisi alim ulama di tengah kehidupan masyarakat. Terakhir, bumbu rempah-rempah melambangkan setiap individu yang ada dalam masyarakat Minangkabau.

Proses pembuatan rendang yang lama juga mengajarkan nilai-nilai kesabaran bagi para pembuatnya dalam memasak makanan tradisional tersebut.

2. Lamang

Lamang | Tangkap Layar YouTube Herlina Basri
info gambar

Makanan tradisional kedua yang bisa Kawan temui dalam upacara adat Minangkabau adalah lamang.

Terdapat beberapa jenis lamang yang bisa Kawan nikmati, seperti lamang tapai, lamang kanji, lamang kuniang, lamang pulut, dan lainnya.

Proses pembuatan kuliner tradisional yang satu ini dikenal sebagai tradisi malamang.

Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Minangkabau pada acara Mandoa, yaitu syukuran berdoa secara bersama-sama yang biasanya diadakan menjelang Ramadan.

3. Nasi Kunyik

Nasi kunyik | Tangkap layar YouTube desmawati kuretangin
info gambar

Seperti yang sudah disebutkan pada bagian sebelumnya, nasi kunyik merupakan salah satu makanan tradisional yang bisa Kawan temukan dalam acara perkawinan Minangkabau.

Kuliner tradisional ini dibuat dengan bahan dasar beras pulut, santan, garam, dan kunyit.

4. Nasi Lamak

Nasi lamak | Tangkap layar YouTube Dapur uni Fitri
info gambar

Nasi lamak memiliki sedikit kemiripan dengan kuliner tradisional pada poin sebelumnya, yaitu nasi kunyik.

Beda dari kedua jenis makanan ini terletak pada penggunaan kunyit yang hanya digunakan dalam membuat nasi kunyik.

Nasi lamak sendiri disimbolkan sebagai lambang Malin dalam masyarakat Minangkabau.

Malin merupakan tokoh dalam masyarakat Minangkabau yang berfungsi untuk mendidik generasi muda dalam hal agama dan adat.

Sego Jotos dan Kuliner Tradisional Nikmat Khas Madiun Selain Pecel

5. Pinyaram

Pinyaram | Tangkap layar YouTube desmawati kuretangin
info gambar

Pinyaram merupakan makanan yang berbahan dasar tepung beras putih, gula pasir atau gula aren, vanille, garam, dan air atau santan yang dimasak dengan cara digoreng.

Kawan bisa menemukan pinyaram dalam beberapa upacara keagamaan yang ada di Minangkabau, seperti Maulid Nabi, Idul Fitri, Idul Adha, dan lainnya.

Selain itu, di beberapa daerah pinyaram juga disajikan dalam gelaran upacara kematian.

6. Lapek Bugih

Lapek bugih | Tangkap layar YouTube Dapur Uni ET
info gambar

Kuliner tradisional berikutnya yang bisa Kawan jumpai dalam upacara adat Minangkabau adalah lapek bugih.

Makanan yang berbentuk segitiga ini dibuat dengan bahan dasar tepung ketan, gula, kelapa, dan lainnya dan dibungkus dalam daun pisang.

Kawan bisa menemukan lapek bugih ini dalam beberapa acara adat Minangkabau, seperti Batagak Rumah dan perkawinan.

7. Sambareh

Sambareh | Tangkap layar YouTube desmawati kuretangin
info gambar

Sambareh merupakan makanan tradisional yang secara bentuk mirip dengan serabi.

Makanan satu ini biasanya disajikan oleh masyarakat Minangkabau pada saat upacara keagamaan, seperti perayaan Isra Mikraj.

8. Galamai

Galamai | Tangkap layar YouTube desmawati kuretangin
info gambar

Makanan tradisional terakhir yang bisa Kawan temui dalam upacara Minangkabau adalah galamai.

Galamai merupakan makanan khas yang berasal dari daerah Payakumbuh, Sumatra Barat ini juga dikenal sebagai dodolnya orang Minang, sebab bentuknya yang sama persis dengan dodol.

Biasanya galamai ini disajikan oleh masyarakat Minangkabau dalam acara pernikahan maupun upacara adat lainnya.

Sumber:
- Waryono, "Tradisi dan Makna Filosofi Kuliner Minangkabau" dalam Jurnal JPP, vol. 1, no. 2, 2021, hal. 65-74.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini