Lamang Tapai, Kuliner Tradisional Khas Sumatra Barat

Lamang Tapai, Kuliner Tradisional Khas Sumatra Barat
info gambar utama

Apakah Kawan yang ada di sini pernah mencoba salah satu kuliner tradisional khas yang berasal dari daerah Sumatra Barat, yakni lamang tapai?

Memasuki momen Ramadan seperti saat ini, Kawan mungkin akan menemukan berbagai jajanan yang mungkin jarang ditemukan di bulan-bulan lainnya.

Biasanya jajanan ini hanya dibuat di momen-momen khusus saja, sehingga tidak setiap saat Kawan bisa memakan dan menikmati kuliner tersebut.

Makna dan Filosofi Suntiang pada Pakaian Pengantin Wanita Minangkabau

Lamang tapai termasuk salah satu kuliner yang termasuk dalam kategori tersebut.

Sebagai salah satu makanan tradisional berasal dari Ranah Minang, lamang tapai biasanya hanya disajikan di momentum khusus saja, seperti Ramadan, lebaran, maupun acara-acara adat.

Proses pembuatan yang lama dan rumit menjadi salah satu alasan mengapa kuliner tradisional ini tidak bisa ditemui setiap saat.

Supaya Kawan bisa mengenal lebih dalam tentang kuliner tradisional yang satu ini, yuk, simak ulasan lengkap tentang lamang tapai pada bagian berikut.

Mengenal Lamang Tapai

Lamang tapai merupakan salah satu kuliner tradisional yang berasal dari Sumatra Barat.

Selain dari Sumatra Barat, kuliner yang satu ini juga familiar di wilayah yang kental dengan kebudayaan rumpun Melayu, seperti Riau, Bengkulu, dan sekitarnya.

Dikutip dari Journal of Ethnic Foods, lamang tapai diketahui sudah mulai berkembang sejak Zaman Neolitikum pada ribuan tahun silam.

Hal ini berdasarkan pada proses memasak nasi menggunakan bambu yang persis dengan pembuatan lamang tapai diketahui sudah dikenal masyarakat Proto Melayu yang mendiami wilayah barat Indonesia.

Masyarakat Proto Melayu yang datang ke Indonesia dari Yunnan, Tiongkok sekitar 3000 Sebelum Masehi membawa kebudayaan yang berasal dari daerah tersebut.

Cara memasak nasi dengan menggunakan bambu ini juga dilakukan oleh masyarakat yang mendiami dataran Tirai Bambu tersebut di masa lampau.

Sumber lain menjelaskan bahwa pembuatan lamang tapai, atau yang dikenal dengan tradisi malamang berkaitan dengan ajaran dari Syekh Burhanuddin.

Menelusuri Jejak Diaspora Minangkabau di Tapak Tuan, Aceh Selatan

Syekh Burhanuddin yang berasal dari salah satu daerah tertua di Ranah Minang, yakni Guguak Sikaladi, Pariangan menggunakan tradisi malamang ini dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan Islam.

Tradisi malamang ini masih bisa Kawan temui di tengah masyarakat Minangkabau pada saat ini, khususnya pada acara adat, seperti pernikahan dan lainnya.

Cita Rasa Gurih, Asam, dan Manis

Proses Pembuatan Lamang Tapai © Tangkap Layar YouTube Herlina Basri
info gambar

Lamang tapai memiliki cita rasa yang beragam, mulai dari gurih, asam, hingga manis.

Cita rasa berkaitan dengan bahan dan proses pembuatan yang digunakan dalam membuat kuliner tradisional yang satu ini.

Pada dasarnya lamang tapai terdiri dari dua jenis makanan yang berbeda, yakni lamang dan tapai.

Lamang dibuat dengan bahan dasar beras ketan yang dicampur dengan santan dan lainnya.

Bahan-bahan ini nantinya akan dimasukkan ke dalam bambu dan dibakar dalam waktu yang cukup lama.

Proses memasak lamang ini biasanya memakan waktu tiga hingga empat jam hingga makanan tersebut matang.

Sementara itu, tapai dibuat dari bahan dasar ketan hitam fermentasi yang digunakan sebagai pelengkap ketika memakan lamang.

Biasanya masyarakat Minangkabau memakan lamang tapai dengan makanan pendamping lainnya, seperti durian, sarikaya, roti, dan sejenisnya.

Pulang Basamo, Tradisi Mudik Ala Perantau Minangkabau

Lamang Tapai dalam Upacara Adat Minangkabau

Seperti yang sempat disinggung pada bagian sebelumnya, lamang tapai dan tradisi malamang bisa Kawan temukan pada upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau.

Beberapa acara adat yang menyajikan makanan tradisional ini pada proses penyelenggaraannya adalah Manjapuik Marapulai dan Manjalang Mintuo.

Dua upacara adat ini merupakan rangkaian prosesi pernikahan dalam kebudayaan Minangkabau.

Lamang tapai biasanya digunakan sebagai sajian yang dibawa oleh masing-masing pihak keluarga untuk dihidangkan dalam prosesi adat tersebut.

Sumber:
- https://indonesiakaya.com/pustaka-indonesia/lamang-tapai-sensasi-gurih-berbalut-kuah-asam-manis-yang-menyegarkan/
- https://infopublik.id/kategori/nusantara/351653/lamang-tapai-penganan-segar-saat-lebaran?video=
- https://www.rri.co.id/padang/kuliner/606145/lamang-tapai-diminati-untuk-berbuka-puasa
- https://journalofethnicfoods.biomedcentral.com/articles/10.1186/s42779-019-0029-z

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IA
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini