Pasar Johar, Titik Sejarah Semarang yang Jadi Asal Sound Viral Tren Baju Lebaran Shimmer

Pasar Johar, Titik Sejarah Semarang yang Jadi Asal Sound Viral Tren Baju Lebaran Shimmer
info gambar utama

''Shimmer, shimmer...Lebaran 2024...model terbaru, shimmer, shimmer...''

Dengan logat Jawa yang kental dan bernada jenaka, suara tersebut digunakan berulang kali dalam berbagai video Tiktok hingga membuat baju Lebaran shimmer menjadi buah bibir.

Tren yang dimaksud adalah baju hari raya berwarna pastel dengan aksen berkilau atau shimmer. Kemunculan baju shimmer seakan meneruskan tren baju Lebaran tahunan setelah warna hijau sage pada tahun sebelumnya.

Rupanya, suara tersebut dibuat oleh akun Tiktok @sundartiindraaa yang dimiliki seorang pedagang pakaian di Pasar Johar Semarang. Ia bermaksud untuk mempromosikan daganganya dengan merekam pembeli baju Lebaran.

Pasar Johar, lokasi tempat video diambil adalah pasar tradisional legendaris dan terbesar di Kota Semarang yang tidak hanya menjadi penggerak perekonomian warga tetapi juga menyimpan nilai arsitektur dan sejarah yang berharga.

Sejarah Pakaian Shimmer, Gaya yang Jadi Tren Baju Lebaran di Indonesia

Sejarah Pasar Johar dan Harta Karun Arsitektur Karsten

Pasar Johar berlokasi di sisi timur alun-alun Kota Semarang. Sebelum kemunculan pasar, alun-alun telah menjadi pusat pemerintahan dan religi warga Semarang dengan keberadaan Masjid Agung Kota Semarang atau lebih dikenal sebagai Masjid Kauman yang telah berdiri sejak 1749.

Seperti bentuk umum pasar tradisional pada awal perkembanganya, dahulu Pasar Johar hanya berupa kumpulan pedagang di area terbuka yang menyasar pada pembesuk tahanan di penjara.

Menurut pemerhati sejarah Jongkie Tio dalam buku Kota Semarang dalam Kenangan, nama pasar diambil dari pohon johar, pohon berbunga kuning untuk tanaman peneduh jalan, yang dahulu tumbuh di alun-alun.

Pemerintah Belanda kemudian menertibkan aktivitas jual beli dengan merubuhkan penjara untuk mendirikan bangunan pasar secara bertahap hingga menjadi bangunan dua tingkat dengan konstruksi beton yang rampung pada tahun 1939.

Bangunan yang dirancang oleh arsitek Herman Thomas Karsten dari Belanda tersebut terbilang megah pada masanya untuk sebuah bangunan pasar.

Kemegahan Pasar Johar pada masa kolonial Belanda. Foto: Wikimedia Commons (Wereldmuseum Amsterdam)
info gambar

Dalam merancang bangunan, Karsten memberikan perhatian yang tinggi terhadap kondisi lingkungan di sekitar pasar berikut iklim tropis yang dimiliki Indonesia. Ia mengupayakan agar Pasar Johar memiliki pencahayaan dan sirkulasi udara yang memadai secara alami melalui struktur cendawan.

Struktur tersebut berupa atap tinggi yang ditopang dengan kolom-kolom menyerupai cendawan atau payung setinggi enam meter. Di antara kolom, terdapat atap menyembul yang menjadi pintu masuk bagi cahaya dan udara. Bentuk kolom tersebut yang menjadi bagian paling ikonik dari Pasar Johar.

Keberadaan deretan kolom membuat area tengah pasar menjadi aula besar dengan lantai kedua hanya terletak di sisi samping bangunan.

Karsten juga menaruh pasar basah untuk pedagang daging segar dan ikan di lantai dua agar mencegah keberadaan lalat serta membuat bentuk atap pasar yang halus dan rata agar tidak dijadikan sarang oleh burung.

Pasar Johar (antara tahun 1938-1942) dengan kolom cendawan yang ikonik. Foto: Wikimedia Commons (Wereldmuseum Amsterdam).
info gambar

Pasar Johar sebetulnya merupakan pengembangan dari Pasar Jatingaleh, pasar tradisional lain di selatan Kota Semarang yang dibangun tahun 1931 dan turut didesai oleh Karsten. Sehingga kedua pasar yang sama-sama berkonstruksi beton tersebut memiliki bentuk yang mirip meskipun Pasar Jatingaleh jauh berukuran lebih kecil.

Karsten tidak hanya berkarya dalam pasar-pasar di Semarang. Ia juga merancang Gedung Asuransi Jiwasraya di area Kota Lama dan gedung kesenian Sobokartti dengan arsitektur Jawa yang masih digunakan sebagai tempat kesenian tari, gamelan, dan wayang.

Warisan Karsten dalam bentuk bangunan dan tata kota turut menghias berbagai kota dan menjadi landmark dari wilayah tersebut. Diantaranya adalah Alun-Alun Tugu Malang, Museum Sonobudoyo Yogyakarta, Pasar Gede, Stasiun Balapan Solo, dan beberapa bangunan di Pura Mangkunegaran Solo.

Konstruksi cendawan ala Karsten juga menginspirasi pembangunan Pasar Cinde Palembang yang dibangun pasca kemerdekaan oleh arsitek Abikoesno Tjokrosoejoso.

Menelusuri Kisah Pasar Gede Solo Menuju Satu Abad

Pasar Johar Kini, Bangkit dari Abu

Pasar Johar terus menjadi denyut perekonomian masyarakat Semarang hingga melintasi pergantian zaman. Sayangnya, perkembangan pasar tidak diiringi dengan ketertiban dan upaya untuk melestarikan rupa bangunan yang dirancang Karsten sehingga terjadi banyak perubahan terutama pada eksterior pasar.

Penempatan kios dan pedagang kaki lama yang kurang tertata dan sangat padat membuat Pasar Johar akrab dengan citra kumuh.

Puncaknya, pada 9 Mei 2015 pasar dilanda kebakaran besar yang diduga berasal dari arus listrik. Dinas Pasar Kota Semarang melaporkan terdampak 4.719 pedagang yang terdampak dengan kehilangan barang dagangan sekaligus tempat mencari nafkah oleh kobaran api.

Pedagang kemudian direlokasi ke wilayah Masjid Agung Jawa Tengah Semarang sembari menunggu revitalisasi Pasar Johar untuk mengembalikan fungsi pasar sekaligus rupa bangunan sesuai desain Karsten terutama di bangunan Pasar Johar Utara dan Tengah yang merupakan cagar budaya.

Sebagai bagian dari proyek nasional, Pasar Johar kembali diresmikan pada tahun 2022 dengan mengembalikan wajah lama pasar buatan Karsten yang khas dengan warna putih tulang. Alun-alun di depan Pasar Johar yang sempat hilang karena dijadikan pertokoan turut dikembalikan menjadi lapangan terbuka seperti dahulu.

Uniknya terdapat satu kolom di Pasar Johar Utara yang dipertahankan bentuknya sebagai memorabilia akan bencana dan proses revitalisasi.

Para pedagang pasar yang menjual aneka dagangan dari pakaian, kelontong, sayur mayur, bumbu dapur, hingga daging dan ikan kembali menghidupkan pasar. Namun memerlukan proses adaptasi dalam mengembalikan pedagang maupun pembeli setelah pasar absen beroperasi selama bertahun-tahun.

Sehingga ketika video baju shimmer yang diambil di Pasar Johar, menjadi viral di media sosial, hal tersebut menjadi pertanda akan kembalinya denyut perekonomian dari pasar kebanggaan warga Kota Lunpia.

Dosen Farmasi ini Temukan Obat Antimalaria di Tanaman Johar!

Referensi:

Firman, T. (2018, October 25). Thomas Karsten, Arsitek Belanda Pembela Bumiputera. Tirto.id. https://tirto.id/thomas-karsten-arsitek-belanda-pembela-bumiputera-c8ph

Perdana, A. P. (2021, October 16). Pasar Johar Semarang, Kelahiran Ulang Warisan Mahakarya Karsten. Kompas.id. https://www.kompas.id/baca/nusantara/2021/10/16/pasar-johar-semarang-kelahiran-ulang-warisan-mahakarya-karsten

Tio, J. (2002). Kota Semarang dalam Kenangan. Semarang: Sinar Indonesia.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FW
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini