Es Otiek, Jajanan Tradisional Khas Jombang

Es Otiek, Jajanan Tradisional Khas Jombang
info gambar utama

Jajanan tradisional Indonesia selalu menarik untuk dibahas. Tidak hanya rasanya yang menggugah selera. Namun, bagaimana makanan lokal tersebut tetap bisa eksis dan diminati konsumennya. Jombang sebagai Kota Santri juga menyimpan berbagai jajanan tradisional yang unik dan enak, cocok sebagai oleh-oleh atau sajian momen tertentu.

Terdapat jajanan tradisional yang bernama Es Otiek. Kawan GNFI mungkin mengenal jajanan es zaman dulu yang dikenal dengan nama es goyang, es drop Blitar atau es potong.

Es Otiek sendiri merupakan es berbahan dasar santan dengan berbagai varian rasa. Seperti apa bentuk dan rasa dari merek legend ini? Bagimana sejarah dan asal-usulnya? Simak penjelasan berikut!

Asal-usul Es Otiek Jombang

Di Desa Parimono, Jombang Jawa Timur, terdapat UMKM yang memproduksi makanan dan minuman berbahan dasar alami, yakni Es Otiek. UMKM didirikan oleh seorang pensiunan yang berlatar belakang dari bidang pendidikan bernama Sutikno.

Menurut pelaku usaha di desa tersebut, ia sendiri merupakan orang yang berasal dari Kabupaten Blitar, di mana es goyang legendaris itu berada. Sutikno pun tercetus ide mengampanyekan makanan sehat melalui usaha yang dirintis.

Kebanyakan es yang ada sekarang tidak cocok untuk anak karena mengandung banyak pengawet. Dengan demikian, membuat es dengan bahan alami akan menjadi pasar potensial. Selain itu, dengan adanya usaha UMKM yang berdiri sejak tahun 2010, Sutikno ingin mengembangkan pertumbuhan perekonomian dan menyerap tenaga kerja.

Untuk nama Otiek diambil dari nama sang pendiri, yakni Sutikno. Nama tersebut dianggap mudah didengar, diucapkan, dan diingat. Menurut pelaku usaha, Es Otiek produksi mereka sudah terjamin karena dilakukan uji lab dan mendapatkan sertifikasi BPOM.

Pemasaran Es Otiek ini juga dilakukan secara online dan offline. Hal ini terlihat dari media sosial Es Otiek yang dapat ditemukan seperti laman Facebook dan Instagram.

Bahan Dasar Es Otiek

Es Otiek menggunakan santan kelapa sebagai bahan dasarnya. Para produsen bahkan mengambil buah kelapa langsung dari wilayah Blitar yang juga dikenal sebagai sentra kelapa.

Selain itu, bahan-bahan lain yang digunakan untuk membuat Es Otiek ini adalah gula kelapa, gula pasir, berbagai perasa dari coklat, serta dimasak dengan air mendidih. Varian rasa berbagai varian rasa Es Otiek Jombang ini adalah rasa kacang hijau, ketan hitam, coklat, durian, dan stoberi. Varian favoritnya adalah rasa kacang hijau.

Ragusa Es Krim Iconic Kota Jakarta

Kemasan dan Harga Es Otiek

Es Otiek ini dijual per biji atau per paket. Misalnya satu paket rasa coklat berisi 5 biji es dengan harga berkisar Rp22.000, sedangkan per bijinya dijual dengan harga Rp5.000.

Outlet Penjualan Es Otiek

Es Otiek ini dijual di beberapa gerai yang tersebar di wilayah Jombang, seperti di pusat oleh-oleh Jombang, rumah makan, restoran dan tempat wisata. Di antaranya di Warung Tanjung Dhahar, Warung Tungku, Pusat Oleh-oleh Kunara, Sentra Salak Megaluh, Rumah Makan Juk Tojuk, WM Geprek, Toko Derry, Wisata Banyumili, Wisata Bajak Laut II, Wisata Pandansili, Wisata Kandang Sapi (Kansa).

Nah, itu tadi penjelasan mengenai sejarah dan asal-usul Es Otiek, salah satu jajanan tradisional di wilayah Jombang, Jawa Timur. Es Otiek menjadi jajanan tradisional yang sehat, segar, cocok menjadi sajian di berbagai acara hajatan, atau bisa juga sebagai hampers yang dikirimkan ke kerabat.

Jajanan tradisional tidak hanya menawarkan rasa menggugah selera. Namun, keunggulan tersendiri karena dibuat dari bahan-bahan alami, lokal serta tanpa pengawet. Keberadaan UMKM juga menjadi peran penting dalam produksi dan melestarikan jajanan tradisional.

Bagaimana, Kawan GNFI tertarik mencoba Es Otiek Jombang?

Aneka Ragam Es Tradisional Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

HR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini