Kisah Jembatan Kuning Sukabumi yang Butuh 10 Tahun Dibangun pada Zaman Kompeni

Kisah Jembatan Kuning Sukabumi yang Butuh 10 Tahun Dibangun pada Zaman Kompeni
info gambar utama

Warga Sukabumi, Jawa Barat memiliki sebuah bangunan bersejarah yang bernama Jembatan Kuning Bagbagan. Jembatan ini dibangun oleh Belanda untuk menghubungkan antara Pelabuhan Ratu dan wilayah Pajampangan.

Dimuat dari Detik, Jembatan yang pada masa Belanda disebut Kabelburg Tjimandiri ini membentang sepanjang kurang lebih 117,5 meter dengan tinggi pylion (menara) 17,7 meter dengan lebar 3,9 meter.

Pegiat sejarah dari Sukabumi History, Rangga Suria Danuningrat menjelaskan jembatan ini selesai dibangun pada 1923. Pembangunan jembatan ini menjadi perbincangan hangat di kalangan media pemberitaan Hindia Belanda.

Tapak Tilas Tol "Gopek" Rajamandala, Jalan Bebas Hambatan Pertama di Indonesia

“Hal ini setelah jembatan yang menghubungkan wilayah Pelabuhan Ratu menuju ke wilayah Pajampangan ini mengalami beberapa kali penundaan di tahun-tahun sebelumnya,” tulisnya.

Sering ditunda

Rangga menyebutkan pembangunan jembatan ini merupakan bagian dari proyek penghubung jalan daerah persawahan dan dapat dengan mudah diakses dari daerah Pejampangan menuju Pelabuhan Ratu.

Pada November 1914, pengerjaan sisi kanan jembatan sudah selesai, kemudian diikuti dengan penyelesaian sisi kiri jembatan pada Agustus 1915. Meski rencana penggalian fondasi dimulai pada 1916, banyak masalah yang muncul, seperti bencana alam.

Baru pada 1917, konstruksi jembatan ini berhasil diselesaikan. Tetapi pada tanggal 2 November 1917, banjir kembali menghantam hingga menghancurkan tiang penyangga dan fondasi kiri jembatan.

Kisah Jembatan Comal Pemalang yang Konon Dijaga 3 Kerajaan Gaib

Karena itu B.O.W merencanakan pembangunan jembatan kabel atau disebut Kabelburg yaitu konstruksi jembatan dengan menggunakan kabel sling baja sebagai penguat. Sayangnya, masalah terus bermunculan.

Meski banyak hambatan dan rintangan, jembatan Tjimandiri akhirnya selesai hampir 10 tahun dari rencana awal serta menghabiskan biaya lebih 30.000 Gulden. Hingga akhirnya diresmikan pada 1923.

Selamatan megah

Dikatakan oleh Rangga, banyak media yang memberitakan pembangunan jembatan itu, seperti di koran De Sumatra Post (24-11-1923), De Preanger Bode (31-12-1918) dan Bataviaasch Nieuwsblad (28-11-1922).

Proyek ini menjadi perbincangan hangat karena terjadinya banyak penundaan. Dijelaskannya pembangunannya bahkan sampai tertunda sembilan tahun, lalu baru selesai pada 5 Mei 1923.

Melihat Arsitektur Jembatan Siak Riau yang Diklaim Kuat Selama 100 Tahun

Ketika itu digelar perayaan selamatan yang dilakukan oleh pejabat dan penduduk lokal. Hal ini untuk mengusir rasa takut dan keraguan dari penduduk Sukabumi. Namun di sisi lain dewan Hindia Belanda banyak yang melontarkan kritikan.

“Dalam tanggapannya, pemerintah telah mengirimkan catatan dari Bagian Jembatan dan Jalan Raya kepada departemen Jembatan dan Jalan pada Burgerlijke Openbare Werken atau semacam dinas pekerjaan umum yang disingkat dengan B.O.W di bawah pengawasan J.W.J Romans van Schaik,” cerita Rangga.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini