Ragam Versi Legenda Air Terjun Sedudo Nganjuk, dari Petani Tebu hingga Kisah Raja

Ragam Versi Legenda Air Terjun Sedudo Nganjuk, dari Petani Tebu hingga Kisah Raja
info gambar utama

Tidak dapat dipungkiri masyarakat Indonesia masih banyak memiliki kepercayaan terhadap hal-hal yang berbau mistis. Kepercayaan masyarakat terhadap mitos yang beredar di Indonesia turut memperkaya khazanah hikayat dan legenda Nusantara.

Salah satu tempat di Indonesia yang masih menyimpan cerita masa lalu dan masih dipercaya oleh masyarakat hingga sekarang ialah air terjun Sedudo. Terbentukya air terjun ini tercatat memiliki beberapa versi. Apa saja versi munculnya air terjun Sedudo yang beredar di masyarakat?

Menelusuri Jejak Putri Kerajaan Kediri di Air Terjun Roro Kuning Nganjuk

Mengenal Air Terjun Sedudo

Air terjun Sedudo hanyalah satu dari sekian banyaknya air terjun di Indonesia. Akan tetapi, air terjun Sedudo memiliki legenda unik yang beredar di masyarakat.

Air terjun Sedudo berada di lereng Gunung Wilis, tepatnya di Desa Ngliman Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 33 kilometer dari pusat kota kabupaten Nganjuk. Air terjun ini menjadi salah satu destinasi wisata yang ramai didatangi pengunjung. Segarnya air yang turun dari ketinggian 105 meter membuat wisata ini digandrungi.

Terciptanya air terjun Sedudo juga menjadi khazanah legenda di Indonesia. Konon, ada seorang anak yang berusia antara 8 hingga 12 tahun bernama Sanak Pogalan. Sanak Polagan dikenal sebagai anak kecil yang suka meminta-minta.

Beberapa catatan mengungkapkan barang yang didapatkan Sanak Polagan dari hasil meminta itu kemudian diberikan kepada orang lain yang lebih membutuhkan.

Curug Cikaso, Keindahan Air Terjun yang Berbalut Misteri Pesugihan

Suatu hari ada seorang perempuan yang baru saja pulang dari pasar dan berjalan melewati Sanak Pogalan. Sanak Pogalan pun menghentikan perempuan tersebut untuk meminta sesuatu.

Akan tetapi, ibu tersebut tidak memberikan barangnya pada Sanak Pogalan. Anehnya, sesampainya di rumah, barang milik perempuan itu tetap berkurang meskipun tidak diberikan pada Sanak Pogalan. Barang itu justru berada di tangan Sanak Pogalan tanpa diambilnya.

Perempuan tersebut kemudian menuduh Sanak Pogalan telah mencuri barangnya dan mengajak warga setempat untuk menghabisi Sanak Pogalan. Pemuda itu dihajar hingga babak belur oleh warga.

Dengan hati yang kecewa, Sanak Pogalan meninggalkan desa Pogalan dan menuju Gunung Wilis untuk melakukan semedi. Dalam semedinya tersebut, ia berdoa agar daerah Nganjuk terendam dengan air. Dari doa Sanak Pogalan inilah, akhirnya muncul mata air yang besar dan dikenal dengan nama Air Terjun Sedudo.

Catatan lain menunjukkan tempat ini muncul karena petani tebu, Sanak Pogalan yang telah menelan kecewa dari penguasa jaman itu. Kekecewaan tersebut membuatnya bertapa di sekitar sumber air terjun Sedudo. Dari hasil pertapaannya, dia berniat untuk menenggelamkan Kota Nganjuk dengan membuat sumber air yang amat besar.

Legenda Sanak Pogalan, Sosok di Balik Terciptanya Air Terjun Sedudo di Nganjuk

Versi Kedua Asal Usul Air Terjun Sedudo

Sementara itu, dalam catatan lain diungkapkan munculnya air terjun Sedudo berkaitan dengan keberadaan Kerajaan Kediri. Konon, ada seorang raja yang memiliki putri cantik jelita. Akan tetapi, putri tersebut menderita penyakit kulit yang menjijikkan.

Akhirnya putri tersebut menjalani pengobatan kesebuah pendepokan di daerah Pace. Di sana, sang putri kerap menjalani pengobatan dengan mandi di air terjun Roro Kuning. Setelah sembuh dan kecantikannya kembali terpancar, anak dari pemilik pendepokan tersebut mengetahui siapa si putri ini. Akhirnya kedua anak pemilik pendepokan jatuh hati kepada putri kerajaan Kediri itu.

Pada akhirnya ketiga insan tersebut merajut cinta. Akan tetapi, raja Kediri ternyata telah menjodohkan putrinya dengan lelaki lain. Kedua anak dari pemilik pendepokan tersebut pun patah hati berat dan memutuskan untuk mengurung diri dikamar.

Misteri Air Terjun Kedung Kayang, Tempat Pertemuan Empat Tokoh Sakti

Hingga suatu ketika mereka keluar kamar dengan sikap yang berubah total. Yang dulunya begitu ramah dengan masyarakat, kedua anak tersebut kini tidak memiliki sopan santun terhadap orang lain.

Mereka kemudian diutus oleh ayahnya untuk bersemedi untuk melupakan jalinan kasih dengan putri sang raja Kediri. Sebelum melakukan semadi kedua anak tersebut mengucapkan janji/ikrar. Sang adik memutuskan untuk tidak akan pernah bersopan santun lagi kepada orang lain, sedangkan sang kakak berjanji akan selalu hidup melajang.

Sang kakak memilih bertapa di sebuah air terjun tertinggi, yang kelak dikenal sebagai air terjun Sedudo yang berarti "sing ora mendudo" (yang melajang). Sedangkan sang adik bertapa di air terjun Singokromo yang artinya "Sing Ora Kromo" (tidak memiliki sopan & santun). Lokasi air terjun Singokromo berada di bawah air terjun Sedudo.

Air Terjun Teroh Teroh, Destinasi Petualangan Seru di Kabupaten Langkat

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini