Sejarah hingga Alasan Kenapa Sendang Sani Ramai Dikunjungi pada Senin dan Kamis

Sejarah hingga Alasan Kenapa Sendang Sani Ramai Dikunjungi pada Senin dan Kamis
info gambar utama

Keberadaan bulus di Sendang Sani, Kabupaten Pati menyimpan cerita. Legenda bulus tersebut telah dikenal luas oleh masyarakat. Keberadaan bulus di Sendang Sani membuat tempat tersebut kini menjadi sebagai salah satu destinasi wisata di Pati, Jawa Tengah.

Mitos Dua Bulus Penghuni Sendang Klaten yang Dipercaya Jelmaan Manusia

Kisah Sunan Bonang dan Dua Muridnya yang Jadi Bulus

Cerita Sunan Bonang dan dua muridnya telah menjadi hikayat di tengah-tengah masyarakat mengenai adanya bulus di Sendang Sani yang berada di Desa Tamansari, Tlogowungu, Pati. Cerita tersebut hingga kini disampaikan secara turun temurun kepada anak cucu.

Berikut sejarah Sendang Sani dan keberadaan bulus yang telah dipercaya oleh masyarakat.

Konon, Sunan Bonang atau Maulana Makhdum Ibrahim bersama dua santrinya, yakni Ki Dudo dan Ki Kosim tengah berada di perjalanan dari Jawa Timur menuju Gunung Muria di Jawa Tengah.

Perjalanan yang cukup jauh membuat Sunan Bonang dan muridnya merasa haus. Sunan Bonang kemudian meminta dua santrinya itu mencari air untuk minum sekaligus wudu sebelum menunaikan ibadah salat.

Tidak hanya itu, Sunan Bonang pun memberikan tongkatnya kepada dua santrinya itu dan berpesan agar mencari sumber air di bawah pohon besar nan rindang. Sunan Bonang juga menegaskan bahwa kedua santri tersebut harus segera kembali apapun yang mereka dapati.

“The Legend of Sendang Made”

Dua santri tersebut, Ki Dudo dan Ki Kosim pun berkelana untuk mencari pohon rindang sesuai petunjuk dari Sunan Bonang. Setelah menemukan, keduanya lantas menancapkan tongkat Sunan Bonang yang diberikan kepadanya.

Tak lama berselang, air jernih keluar dengan sangat deras. Melihat air tersebut, sang santri pun kegirangan sehingga langsung minum dan mandi.

Sayangnya, keduanya lupa dengan pesan Sunan Bonang yang memintanya untuk segera kembali. Akhirnya, Sunan Bonang pun mencari mereka berdua dan setelah menemukannya, Sunan Bonang berkata, "kamu ini aku suruh cari air untuk minum dan wudu, dan aku berpesan agar segera kembali kok malah mandi nggak habis-habis, mandi nggak selesai-selesai seperti bulos."

Tanpa sadar, setelah Sunan Bonang mengatakan kalimat tersebut, salah satu dari santri tersebut berubah menjadi bulus. Sementara itu, tongkat Sunan Bonang dibiarkan menancap dan tetap mengeluarkan mata air.

Dari cerita itulah kelak orang-orang akan mengenal sendang ini dengan sebutan Sendang Sani. Kata tersebut berasal dari kata sendang yang berarti sumber air yang tidak pernah mengalami kekeringan dan kata sani yang artinya disisani atau mendapat sisa.

“Nanti jika air untuk wudhu kamu sisakan untuk minum dan mandi di sini nantinya akan menjadi sendang, dan sani (desa Sani) karena kamu sudah nyisani air itu,” tutur Sunan Bonang.

Sendang Kasihan, Karomah Sunan Kalijaga yang Airnya Dipercaya Buat Awet Muda

Mengapa Sendang Sani Didatangi Hari Senin dan Kamis?

Bulus di Sendang Sani © Detikcom
info gambar

Sementara Sunan Bonang melanjutkan perjalanan ke Sunan Muria, salah satu santrinya yang masih berwujud manusia memilih untuk menemani rekannya yang telah berubah menjadi bulus.

"Bulus itu dipercaya berusia ratusan tahun, waktu itu Sunan Bonang bersabda sebelum itu akan melanjutkan perjalanan ke Muria, muridnya yang satu yang masih itu diajak ke Muria tidak mau, karena kasihan terhadap temannya yang menjadi bulus tadi ingin merawat di sini," jelas Sukar, Juru Kunci Sendang Sani, Sabtu (11/5/2024), dikutip dari detik.com.

Santri tersebut lantas menanyakan kepada Sunan Bonang perihal bagaimana nasib mereka, terutama makanan dan minuman yang bisa mereka dapatkan.

Mitos Sendang Made, Petilasan Raja Airlangga yang Disakralkan Masyarakat Jombang

Sunan Bonang pun memberitahu jika setiap hari Senin dan Kamis nantinya akan ada seseorang yang berkunjung kesana. Tuturan Sunan Bonang itulah yang menjadi cikal bakal banyak masyarakat yang berkunjung ke Sendang Sani, terutama pada Senin dan Kamis.

Sukar menambahkan, selain untuk memberi makan, masyarakat berkunjung ke Sendang Sani biasanya juga mengambil sumber air yang ada di sana. Air di Sendang Sani kerap dimanfaatkan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, ada pula yang kepercayaan yang melekat di masyarakat bahwa air Sendang Sani berkhasiat sebagai obat.

"Dan air ini bisa untuk menjadi kebutuhan warga desa, untuk apapun, untuk minum, sampai sekarang kadang orang percaya misalnya orang sakit itu ada percaya mengambil air di sini untuk diminum bisa terlaksana sembuh, banyak ada kejadian seperti ini," jelas Sukar.

Mata Air Keramat Sendang Kalimah Toyyibah di Kaki Gunung Ungaran yang Punya Khasiat

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Aslamatur Rizqiyah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Aslamatur Rizqiyah.

Terima kasih telah membaca sampai di sini