Sampah Plastik, Daur Ulang atau Ancaman Lingkungan?

Artikel ini milik zonaebt dan merupakan bentuk kerjasama dengan Good News From Indonesia.

Sampah Plastik, Daur Ulang atau Ancaman Lingkungan?
info gambar utama

Tidak dapat dipungkiri bahwa ada satu benda yang dapat mempermudah kehidupan sehari-hari kita, akan tetapi juga menjadi parasit dalam keberlanjutan hidup jangka panjang. Benda tersebut memiliki kriteria tahan air, sangat mudah digunakan, sangat ringan untuk dibawa, memiliki berbagai macam ukuran, dan berbagai kemudahan lainnya. Akan tetapi, begitulah manusia setiap diberi berbagai macam kemudahan timbulah rasa menyepelekan dan bersikap acuh tak acuh sehingga membuat kita makin tahu Indonesia ini dipenuhi dengan beragam sifat manusia yang unik dan absurd

Tidak peduli apakah barang tersebut memiliki pengaruh buruk bagi lingkungan jika dikelola dengan tidak benar. Apalagi di zaman modern ini, manusia dituntut untuk menjadi pribadi yang praktis, tidak ribet, dan serba sat-set. Pergi ke warung membeli 1 butir telur saja pakai plastik, membeli makanan dengan wadah styrofoam dan dibungkus dengan kantong plastik lagi. Sudah berapa yang dihabiskan 1 orang dalam 1 hari dalam pemakaian plastik?

Tak terhingga, adalah hal yang mampu merepresentasikan banyaknya pemakaian plastik terkhususnya di Indonesia. Negara Indonesia menjadi salah satu negara yang menghasilkan limbah plastik yang cukup tinggi, dan juga sangat sulit untuk didaur ulang. Sampah plastik di Indonesia sudah mencapai 64 juta ton per-hari, dan menjadi urutan kedua terbanyak di dunia. Salah satu ancaman yang ditimbulkan oleh plastik botol adalah pencemaran lautan dan kerusakan lingkungan lainnya.

Di Indonesia, mustahil ada satu pihak saja misalnya pemerintah yang bisa mengelola sampah plastik. Betapapun kuatnya pedoman yang diberikan, dengan asumsi kecenderungan masyarakat terhadap sampah plastik masih bisa diabaikan, permasalahan sampah plastik tidak akan terselesaikan sampai kapanpun. Meningkatnya jumlah produksi dan pemanfaatan plastik tidak disertai dengan proses penggunaan kembali yang memuaskan. Pengelolaan sampah di Indonesia menghadapi kendala besar dalam hal ini. Masih banyak daerah di Indonesia yang tidak menyediakan tempat sampah sembarangan. Tempat sampah yang ideal adalah tempat sampah yang mengumpulkan sampah berdasarkan jenisnya, yaitu sampah alam, anorganik, dan bahan berbahaya dan berbahaya (B3).

Pengelolaan sampah sendiri akan terkena dampak dari buruknya pemilahan sampah. Pelaku usaha yang mengandalkan sampah plastik untuk menjalankan operasionalnya juga harus rela mengimpor sampah plastik dari negara lain yang pengelolaan sampahnya lebih baik. Pengelolaan yang lebih terstruktur dan memperhatikan jenis sampah yang akan dibuang Karena berbagai jenis sampah akan ditangani dengan cara yang tidak terduga. Hal ini akan menyebabkan semakin banyak sampah yang benar-benar menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) atau bahkan tersebar di iklim, yang lebih parahnya lagi, sampah tersebut akan berakhir di laut dan menyebabkan akar permasalahan sampah yang baru.

Baca Selengkapnya

Terima kasih telah membaca sampai di sini