Mau Menjalankan Puasa dan Amalan Malam Nisfu Sya'ban? Ini Panduan Lengkapnya

Mau Menjalankan Puasa dan Amalan Malam Nisfu Sya'ban? Ini Panduan Lengkapnya
info gambar utama

Nisfu Sya'ban merupakan hari yang istimewa bagi umat Islam. Nisfu Sya'ban berarti pertengahan bulan Sya'ban yang dimulainya pada malam tanggal 15 bulan Sya'ban. Keistimewaannya adalah terletak diantara bulan Rajab dan Ramadhan, sehingga menjadi salah satu bulan yang diagungkan dalam Islam.

Selain itu, Nisfu Sya'ban menjadi hari yang lebih istimewa dibandingkan hari-hari yang lain. Pada hari itu Alloh SWT memberikan ampunan, rezeki, kesehatan dan mengabulkan apapun bagi yang hamba yang memintanya.

Kapan Malam Nisfu Sya'ban?

Dalam kalender Islam, sebuah hari atau tanggal itu dimulai pada malam sebelumnya. Di tahun 2024 ini nisfu Sya'ban atau tanggal 15 Syakban 1445 H bertepatan dengan Minggu, 25 Februari 2024. Sehingga malam nisfu Sya'ban jatuh pada Sabtu, 24 Februari 2024. Penentuan tersebut berberdasarkan Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2024 yang dikeluarkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI.

Sedangkan versi Muhammdiyah dan NU juga menyatakan hal yang sama. Dengan demikian penetapan malam nisfu Sya'ban menurut Pemerintah, NU dan Muhammadiyah tidak berbeda.

Jadi bagi Kawan yang ingin melakukan puasa sunnah di pertengahan bulan Sya'ban bisa melakukannya mulai 23 Februari 2024.

Puasa Nisfu Sya'ban

"Apabila malam nisfu Sya’ban, maka shalatlah di malam harinya dan berpuasalah di siang harinya. Sesungguhnya Allah turun ke langit bumi pada saat itu ketika matahari terbenam, kemudian Dia berfirman: “Adakah orang yang meminta ampun kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya? Adakah orang yang meminta rizki maka Aku akan memberinya rizki? Adakah orang yang mendapat cobaan maka Aku akan menyembuhkannya? Adakah yang begini, dan adakah yang begini, hingga terbit fajar.”

Hadis di atas di keluarkan oleh Ibnu Majah dan merupakan hadis yang viral dan seringnya dianggap sebagai dasar hukum puasa nifsu Sya'ban.

Padahal jika merunut perowinya yaitu dari Abu Bakr bin ‘Abdillah bin Muhammad bin Abi Saburoh Al Qurosyi Al ‘Aamiri Al Madani, Imam Bukhari dan Imam Ahdmad mengatakan bahwa dia adalah orang yang memalsukan hadis. Bahkan An Nasai mengatakan kalau dia adalah perowi yang matruk (dituduh dusta). Berarti hadits ini di antara maudhu’ dan dho’if.

Berdasarkan penjelasan hadis tersebut tentang puasa nisfu Sya'ban sebenarnya tidak ada tuntunan dari Rasullah SAW yang secara jelas menyatakan tentang puasa nisfu Sya'ban, tata cara nya dan juga keutamannya.

Namun karena nisfu Sya'ban berada di tengah bulan, Kawan tetap bisa melakukan puasa sunnah Ayyamul Bidh yang secara hadis lebih shohih dan landasannya lebih jelas.

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam biasa memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada Ayyamul Bidh yaitu 13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriah)." Dan beliau bersabda, "Puasa Ayyamul Bidh itu seperti puasa setahun." (HR Abu Daud).

Jadi kalau tetap mau mengamalkannya, Kawan bisa berpuasa di tanggal 23 Februari 2024 hingga 25 Februari 2024. Namun bukan untuk puasa nisfu Sya'ban melainkan untuk puasa sunnah Ayyamul Bidh.

Amalan di Malam Nisfu Sya'ban Sesuai Sunnah

Dalam Islam, melakukan amalan di malam nisfu Sya'ban hanyalah sunnah. Bahkan berdasarkan kajian yang ditulis oleh Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal di situs Rumaysho, menyatakan bahwa tidak ada hadis shohih yang secara spesifik menyebutkan amalan-amalan khusus di malam nisfus sya'ban.

Hadis-hadis terkait malam nisfu Sya'ban yang beredar di masyarakay adalah hadis-hadis dhoif. Bahkan Ustadz Adi Hidayat menyebutkan beberapa diantaranya merupakan hadis palsu.

Sehingga bisa dikatakan bahwa malam nisfu Sya'ban adalah malam biasa yang sama seperti malam-malam lainnya.

Namun begitu, jika Kawan ingin menghidupkan malam nisfu Sya'ban dengan amalan-amalan silakan saja. Yang terpenting kanganlah malam tersebut dikhususkan dengan shalat atau puasa tertentu. Berikut adalah amalan umum yang bisa kawan lakukan :

Melakukan sholat berjamaah

Pada dasarnya sholat berjamaah hukumnya wajib. Dalam sebuah hadis menjelaskan betapa seriusnya untuk memenuhi panggilan sholat berjamaah di masjid.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu (diriwayatkan) ia berkata: “Seorang buta (tuna netra) pernah menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan berujar: Wahai Rasulullah, saya tidak memiliki seseorang yang akan menuntunku ke masjid. Lalu ia meminta keringanan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk shalat di rumah. Ketika sahabat itu berpaling, beliau kembali bertanya: Apakah engkau mendengar panggilan shalat (adzan)? Laki-laki itu menjawab: Benar. Beliau bersabda: Penuhilah seruan tersebut (hadiri jamaah shalat)”. (HR. Muslim no. 1044).

Hadis tersebut menjadi pegangan para ulama bahwa hukum sholat berjamaah adalah wajib.

Dari hadis tersebut, Kawan bisa melakukan sholat berjamaah di malam nisfu Sya'ban dan diteruskan setiap hari di hari-hari berikutnya.

Membaca Al Qur'an

Amalan lainnya di malam nisfu Sya'ban adalah membaca Al-Qur'an. Tidak ada surat atau ayat khusus yang dibaca pada malam nisfu Sya'ban ini. Kawan bisa membaca surat apapun dan ayat berapapun. Atau bagi yang sudah terbiasa membaca Al-Qur'an bisa melanjutkan dari ayat terakhir yang dibaca sebelumnya.

Melakukan sholat Malam

Ada banyak ayat di Al-Qur'an dan hadis yang menjelaskan tentang hukum dan keistimewaan sholat malam. Beberapa diantaranya :

“Dan sebutlah nama Rabb-mu pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada sebagian dari malam, maka sujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari.” [QS. Al-Insaan/76: 25-26].

“Lakukanlah shalat malam karena itu adalah tradisi orang-orang shaleh sebelum kalian, sarana mendekatkan diri kepada Allah, pencegah dari perbuatan dosa, penghapus kesalahan, dan pencegah segala macam penyakit tubuh” (HR. Tirmidzi).

Jika kawan melakukan qiyamul lail di malam nisfu Sya'ban ini, lakukan seperti biasa. Jangan mengkhususkan sholat malam untuk malam nisfu Sya'ban saja.

Berdizkir dan bersholawat

Amalan terakhir yang bisa Kawan lakukan untuk menghidupkan malam nisfu Sya'ban adalah dengan berdzikir dan bersholawat. Tidak ada aturan mengenai jumlah pastinya.

Referensi :
https://rumaysho.com/1847-kritik-hadits-malam-nishfu-syaban.html

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Sholeh lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Sholeh.

Terima kasih telah membaca sampai di sini