Usianya 78 Tahun, tapi Kakek Satu Ini Berjaya di Kejuaraan Atletik Sedunia

Usianya 78 Tahun, tapi Kakek Satu Ini Berjaya di Kejuaraan Atletik Sedunia
info gambar utama

Begitu banyak anak bangsa yang berhasil menorehkan prestasi olah raga Indonesia melalui kejuaraan di tingkat nasional maupun internasional. Apabila kita sering mendengar prestasi olah raga yang dicapai Indonesia diukir oleh atlet usia muda, siapa sangka seorang atlet berusia 78 tahun ini berhasil mengharumkan nama Indonesia di ajang olah raga atletik dunia beberapa waktu lalu.

Tiyo Marijo berdiri di panggung tertinggi perolehan medali dalam ajang olah raga 30th Malaysian International Open Master Athletics Championship yang dilaksanakan di Stadium University Malaysia Kuala Lumpur.

Pria yang dulunya seorang marinir ini berhasil mengalungkan medali emas di lehernya untuk cabang olah raga lari sepanjang 100 meter untuk peserta yang berusia 75-79 tahun dengan catatan waktu 16 detik. Tak salah jika kemudian Pak Tiyo dijuluki sebagai atlet master, yakni julukan yang diberikan bagi para atlet yang masih aktif melakukan olah raga atletik di atas usia 35 tahun.

World Master Athletic Champhionship (WMAC) yang diikuti Pak Tiyo sendiri merupakan ajang kejuaraan tingkat dunia atlet master yang sudah berlangsung sejak 1975 dan diadakan setiap dua tahun sekali.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Sebelumnya Pak Tiyo sudah aktif mengikuti banyak perlombaan olah raga atletik tingkat nasional hingga internasional. Prestasi yang diraihnya tak main-main, 2016 lalu Pak Tiyo mengikuti empat kejuaraan atlet master dan berhasil menyabet medali perak pada lomba lari 100 meter Kejuaraan Nasional Atlit Master Indonesia di Stadion Sriwedari Solo.

Medali perunggu juga pernah didapatnya pada Kejuaraan Asia 36th Singapore Masters Open Track and Field Championships di Singapura. Juara I juga berhasil diraihnya pada Kejuaraan Asia Atlit Master di Malaysia. Hingga saat ini pak Tiyo telah mengikuti lebih dari 80 kejuaraan atlet master tingkat nasional maupun internasional.

Setelah pensiun dari pekerjaannya sebagai koptu marinir, dulunya kakek 7 cucu ini bekerja sebagai satpam dan membuka kios cukur rambut. Lantas kemudian di sela kesibukannya, Pak Tiyo selalu rutin melatih diri dengan berlari untuk mengikuti kejuaraan lomba olah raga atletik.

Selain rutin berlari, pak Tiyo juga aktif mengikuti komunitas PAVI (Persatuan Atlit Veteran Indonesia) dan PAMI (Persatuan Atlit Master Indonesia) sebagai usahanya mengikuti kejuaraan olah raga atletik tingkat nasional maupun internasional.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)
info gambar

Mengikuti berbagai kegiatan olahraga yang terbilang cukup berat di usianya, Pak Tiyo ternyata memiliki rahasia untuk terlihat segar bugar. Diakuinya melalui olah raga lari rutin yang dilakukannya selama seminggu, membuat badannya sehat dan terlihat masih bugar di usia yang sudah 78 tahun tersebut.

Di samping itu, pola makan yang sehat dan berpikir positif juga diterapkan pak Tiyo untuk mengimbangi kondisi fisiknya.

"Ada tiga hal yang menjadi pedoman saya agar supaya tetap sehat. Satu, selalu berpikir positif dan 'ndablek'. 'Ndablek' dalam artian positif. Jangan terlalu memikirkan masalah yang kita hadapi. Masalah hidup yang ada dihadapi dengan berpikir positif. Kedua, mengatur pola makan. Makanan yang bagus adalah yang rebus-rebusan dan 'makanan ndeso', seperti singkong, talas, pisang yang dimasak dengan direbus. Jangan makan gorengan. Yang ketiga. tetap membina fisik dengan olahraga. Olahraga yang murah ya, lari," ujarnya seperti dilansir dalam antarajatim.com.

Sumber : dirangkum dalam berbagai sumber

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini