Orang Papua Mungkin Bersaudara dengan Orang Aborigin

Orang Papua Mungkin Bersaudara dengan Orang Aborigin
info gambar utama

Bagi sebagian dari kita mungkin punya anggapan sama bahwa sepertinya ada kemiripan antara orang Papua dengan orang Aborigin. Sekedar mengawang-awang, kemiripan ini bisa saja terjadi karena jarak tempat yang berdekatan. Tapi, seorang profesor bidang biologi evolusi dari Griffith University, Australia, David Lambert baru-baru ini menemukan sebuah fakta bahwa orang Papua dan Aboriin secara genetik sangat dekat dengan orang Papua.

Lambert mengungkapkan, orang Papua dan Aborigin berpisah secara genom sejak 37.000 tahun lalu. Hal ini berdasarkan hasil penelitian genom dari 83 orang Aborigin yang tersebar di Australia dan 25 orang Papua.

"Sebelum 37.000 tahun lalu jadi masa yang penting bagi orang-orang Aborigin di mana diketahui itu masa hidup bersama dengan orang-orang Papua," kata Lambert seperti ditulis CNN Indonesia.

Tak cuma itu, Lambert juga mengungkapkan bahwa orang Aborigin dan Papua berasal dari satu gelombang migrasi yang sama yang keluar dari Afrika pada 72.000 tahun lalu. Kemudian, sekitar 58.000 tahun lalu mereka berpisah dengan nenek moyang orang-orang Eropa dan Asia. Baru pada akhirnya 37.000 tahun lalu mereka berpisah satu sama lain secara genom.

Lantaran sudah hidup bersama selama ribuan tahun, Lambert mengatakan genetika keduanya pun mirip. "Kita bisa mengatakan bahwa secara genetik mereka satu klaster," kata Lambert.

Lambert melakukan penelitian ini melalui riset genetika dengan menganalisis DNA mitokondria. Ia dengan timnya kemudian menganalisis genom dari orang Aborigin dan orang Papua. Riset ini juga pada akhirnya memberikan jawaban terhadap perdebatan siapa yang jadi penghuni Australia pertama. Lambert bilang, "Aborigin terbukti sebagai manusia yang pertama kali sampai ke Australia."

Menyoal "persaudaraan" ini, Deputi Direktur Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Eijkman Herawati Sudoyo menjelaskan bahwa orang Papua dan Aborigin memang berada dalam klaster yang sama, namun berbeda. Menurutnya, hasil dari penelitian Profesor Lambert itu masih diperlukan penelitian lebih lanjut terkait genom orang-orang Papua agar bisa menjawab lebih lanjut misteri asal-usul manusia.

“Hasil penelitian Profesor Lambert memang penting. Saya pun baru mengetahui jika ternyata secara genom orang Papua sudah berpisah dengan Aborogin sejak 37.000 tahun lalu,” kata Hera.

Profesor Hera juga mengungkapkan, masih banyak kemungkinan yang bisa diungkap terutama mengenai manusia melalui penelitian terkait genom di Indonesia mengingat lokasi ini menjadi pintu masuk lain ke Polinesia.


Sumber : diolah dari berbagai sumber

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini