Indonesia Borong Penghargaan di Kompetisi Desain Kota se-Asia

Indonesia Borong Penghargaan di Kompetisi Desain Kota se-Asia
info gambar utama

Satu lagi torehan prestasi anak bangsa di bidang arsitektur dalam ajang kompetisi desain bangunan berkelas internasional. Kali ini kompetisi tersebut adalah FuturArc Prize-Asia yang tahun ini sudah menjajaki perhelatan ke-10 nya. Kompetisi ini merupakan kesempatan bagi para desainer bangunan untuk mengutarakan gagasan desain inovatifnya untuk Asia.

Tak hanya bagi para profesional, FuturArc Prize-Asia yang diselenggarakan oleh BCI Group of Companies ini juga menantang para pelajar untuk menunjukkan ide kreatifnya terhadap bangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan untuk masa depan.

Untuk tahun ini, FuturArc Prize fokus pada desain yang merepresentasikan arsitektur untuk kepentingan bersama. Di sini peserta harus memamerkan bagaimana memadukan desain dan teknik arsitektur dengan desain lansekap dan perencanaan kota. Kemudian desain tersebut juga harus dapat membuat kontrak sosial baru antara pemilik bangunan dan masyarakat.

Beberapa waktu lalu kompetisi ini sudah mengumumkan pemenangnya. Diikuti dari berbagai negara di Asia, Indonesia berhasil menyabet empat penghargaan dengan dua kategori profesional dan dua kategori pelajar.

Untuk kategori profesional di posisi kedua diraih oleh Daniel Caesar Pratama dan tim dengan desain berjudul "Program Diet Jakarta". Desain ini mengusulkan sebuah koridor yag terhubung dengan transportasi umum untuk mengatasi masalah kegemukan warga.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Kemudian di posisi selanjutnya dalam kategori yang sama disusul oleh tim Raynaldo Theodore dengan konsep Remediasi Cityscape sebagai Katalisator. Desain ini mengusung konsep sebuah pengembangan multiguna untuk mengombinasikan lansekap bersama dengan sistem mobiitas, pertanian, ruang publik, dan perumahan terjangkau.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Sementara itu di kategori pelajar, dua tim Indonesia masing-masing menduduki posisi pertama dan ketiga. Di podium pertama diisi oleh Inas Raras Maheningtyas dan tim yang mengusun desain tipologis. Desain ini sebagian besar aktivitasnya ada di bawah tanah dan antarmuka dengan sungai.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)

Sementara itu di posisi ketiga diraih oleh Najda Thahira dan tim karena mengetahui bagaimana menyelesaikan pengelolaan limbah, pemurnian sungai dan perkotaan di mana tepi sungai sebenarnya merupakan ruang publik.

Keterangan Gambar (© Pemilik Gambar)


Sumber: kompas.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini