Ampas Kopi Jadi Foot Spray Anti Bakteri

Ampas Kopi Jadi Foot Spray Anti Bakteri
info gambar utama

Kebiasaan ngopi para mahasiswa sudah bukan menjadi rahasia lagi. Kegiatan ini sudah menjamur di kalangan mahasiswa. Baik mahasiswa laki-laki maupun perempuan, ngopi sering kali menjadi ajang diskusi, bertukar pikiran, serta menambah teman hingga mengerjakan tugas–tugas kuliah.

Kebiasaan ini juga dimiliki oleh mahasiswa UNESA jurusan Kimia bernama Finna Ashfia, Fidelia Yustisia A., dan Devy Puspita Sari di bawah bimbingan Rusmini, S.Pd., M.Si dalam Program Kreativitas Mahasiswa. Ketiga mahasiswa tersebut manfaatkan ampas kopi sebagai foot spray anti bakteri.

Tim PKM-PE foot spray antibakteri | Dok. Penulis
info gambar

Penelitian ini bermula dari banyaknya orang memiliki masalah dengan bau kaki, sehingga mengurangi kepercayaan diri dalam berelasi. Bau kaki sering kali timbul karena pemakaian sepatu dan kaos kaki serta didukung oleh suhu yang tinggi.

Faktor-faktor ini membuat kaki menjadi lembab. Kondisi yang lembab ini menyebabkan bakteri berkembang, sehingga menyebabkan bau yang tidak sedap.

Dengan kebiasaan ngopi, ketiga mahasiswi ini memanfaatkan ampas kopi yang ternyata mengandung zat aktif yang dapat membunuh bakteri. Ekstrak ampas kopi dapat dijadikan bahan anti bakteri yang baik.

Dengan mengemas ekstrak ampas kopi dalam foot spray anti bakteri, Finna, dkk berhasil mengatasi pertumbuhan bakteri penyebab bau kaki. Dalam prakteknya ekstrak ampas kopi dikombinasikan dengan ekstrak kulit jeruk nipis, untuk menambah keampuhan dari foot spray dalam membunuh bakteri penyebab bau kaki, yaitu Staphylococcus sp.

Tim telah melakukan pengujian anti bakteri secara mandiri dan membuktikan bahwa ekstrak kopi, maupun formulasi foot spray yang sudah dikombinasikan dengan ekstrak kulit jeruk nipis ampuh mengatasi bau kaki.

Foot spray antibakteri | Dok. Penulis
info gambar

Sensasi mentol dan foot spray membuat orang yang memiliki masalah bau kaki tidak perlu kerepotan mencuci kaki berulang kali, cukup semprot saja.

“Kami memilih sediaan dalam bentuk spray agar efisien, mudah dibawa ke mana-mana, dan mudah digunakan.” ujar Finna Ashfia selaku ketua tim peneliti.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FY
AI
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini