Untuk Pemerintahan Baru Indonesia 2019-2024 : Kapan Indonesia akan Menjadi Penjelajah Angkasa?

Untuk Pemerintahan Baru Indonesia 2019-2024 : Kapan Indonesia akan Menjadi Penjelajah Angkasa?
info gambar utama

Namanya Yusaku Maezawa. Kalau anda Google, anda akan menemukan bahwa dia bukan orang sembarangan di Jepang. Maezawa terkenal di luar Jepang karena membeli lukisan tak berjudul dari tahun 1982 karya Jean-Michael Basquiat pada 1982 dengan harga $110 juta. Namanya mencuat kembali setelah Elon Musk, pemilik SpaceX, mengumumkan bahwa Maezawa akan menjadi penumpang pernama BFR (Big Falcon Rocket) yang akan membawanya berkeliling orbit bulan. BFR sendiri kini sedang dalam tahap penyelesaian dan diperkirakan, Maezawa akan terbang pada 2023 selama satu minggu menjelajahi dunia barunya, dengan membawa artis untuk mengabadikan perjalanannya menjadi sebuah karya seni.

Yusaku dan Elon Musk | NDTV.com
info gambar

Di belahan lain, pada awal Januari 2019, wahana luar angkasa China, Chang'E 4 mendarat di "dark side of the moon", kawasan bulan yang selama ini belum pernah dijelajahi. Kawasan ini lebih jauh karena berada di 'balik' wajah bulan yang selama ini kita kenal. Ini pendaratan bersejarah, karena sulitnya, dan China telah membuktikan bahwa mereka mampu. Dan di titik ini, dunia kini benar-benar menganggap China sebagai pemain besar dan paling penting (terutama di masa depan) dalam hal eksplorasi luar angkasa.

Pada awal Januari 2019, tetangga besar Indonesia, yakni India, menyatakan akan mengirim wahana berawak ke luar angkasa paling lambat pada 2021. Pesawat luar angkasa India ini nantinya akan membawa 3 orang untuk mengelilingi orbit bumi, dan menjadikan India negara ke-4 yang mampu melakukannya, setelah Rusia, AS, dan China.

Negara-negara besar telah lama mengalokasikan energi mereka untuk membangun kemampuan luar angkasanya, mulai dari mempersiapkan ilmuwannya, astronotnya, roketnya, hingga mempunyai tempat peluncuran sendiri. Bahkan kini, tak hanya negara yang mampu melakukannya. Eksplorasi luar angkasa telah menjadi startup. SpaceX, Blue Origini, Virgin Galactic, dan banyak lagi, adalah perusahaan-perusahaan swasta yang menjadikan angkasa sebagai tujuan ekplorasi mereka.

Mengapa angkasa seolah begitu penting era ini. Apa signifikasinya di masa depan?

Luar angkasa telah terbukti melahirkan teknologi yang kini kita pakai. Remote sensing, Global Positioning System (GPS), Climate Change, prediksi cuaca, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian kita. Contoh kecil, Gojek atau Grab...telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hari hari kita. Ini karena teknologi GPS. Tanpa eksplorasi luar angkasa di masa lalu, takkan pernah ada GPS.

Angkasa luar sana masih menyimpan begitu banyak potensi di banyak hal. Termasuk pertahanan, keamanan, teknologi, dan militer. Tentu masih banyak hal lain.

Eksplorasi luar angkasa akan menjadi sebuah pencapaian bagi suatu bangsa. Mengeksplorasi luar angkasa tak hanya akan membuat sebuah bangsa mengeluarkan segenap potensinya, mengukur kelebihan dan kekurangannya, menciptakan inovasi baru, teknologi baru. Selain ini, eksplorasi luar angkasa juga membuka pintu bekerja bersama-sama dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dulu maju.

Dulu, kita pernah berencana membuat spaceport di pulau Biak, atau di pulau Enggano. Entah bagaimana kabarnya. Kita punya LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) yang bisa terus di-empower untuk bisa membangun roket seperti....BFR misalnya. Nenek moyang kita adalah para penjelajah samudera. Penerus mereka juga berhak menjadi penjelajah...vertikal.

Katanya "If we stop exploring, we stop being human". Indonesia harus siap menyambut era baru ini. Pemerintahan baru 2019-2024 harus mampu setidaknya menyiapkan landasan kokoh bagi bangsa ini untuk menjelajah angkasa di masa depan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Akhyari Hananto lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Akhyari Hananto.

Terima kasih telah membaca sampai di sini