Mengapa Tim Balap Italia Sangat Tertarik dengan Indonesia?

Mengapa Tim Balap Italia Sangat Tertarik dengan Indonesia?
info gambar utama

Selain berlaga di kelas Moto2 dan Moto3 di ajang MotoGP, tim Indonesian Racing juga hadir dalam gelaran MotoE, yang merupakan balapan motor listrik yang masih berada dalam kalender MotoGP. Di kelas Moto2, Moto3, dan MotoE, tim Indonesian Racing terlibat kerja sama dengan Gresini Racing, yang merupakan 'pemain lama' di MotoGP.

Tentunya, banyak alasan mengapa tim Gresini Racing tertarik bekerja sama dengan tim Indonesian Racing yang belakangan dikatakan memiliki banyak potensi untuk berkembang. Dalam sebuah kesempatan, Carlo Merlini, Manajer Pemasaran Gresini Racing mengungkap alasannya kepada MP1, soal mengapa perusahaannya sangat tertarik bekerja sama dengan tim Indonesian Racing.

''Indonesian Racing adalah merek yang dibuat oleh mitra kami MP1, sebuah perusahaan asal Indonesia yang bergerak di bidang manajemen olahraga, dan yang bertujuan untuk mengembangkan olahraga motor di Indonesia, juga dengan menciptakan akademi untuk mencari pebalap terbaik Indonesia yang akan didukung dan dibimbing dalam perjalanan ke Kejuaraan dunia,'' demikian kata pembuka Merlini dalam keterangan yang diterima GNFI, Senin (12/4/2021).

Secara umum, sambung Merlini, Tim Gresini sangat berakar di Indonesia. Hal itu dibuktikan dengan telah lama menjalin kerja sama selama 10 tahun dengan banyak sponsor dan tim asal Indonesia, terutama untuk kelas Moto3 dan Moto2.

Lain itu, Indonesia menurut Gresini Racing adalah negara yang strategis untuk gelaran MotoGP. Mereka menilai, Indonesia adalah pasar yang strategis--selain beberapa negara lain di Asia--selain Malaysia, Thailand, dan tentunya Jepang.

Salah satu negara dengan basis pengguna motor terbanyak

Sebagai salah satu negara dengan basis pengguna motor terbanyak di dunia, adalah alasan lain kenapa Gresini Racing cukup antusias menjalin hubungan baik dengan tim maupun sponsor asal Indonesia. Jika mengukur perbandingan, di setiap 1 mobil akan berbanding dengan 4 motor. Tak heran jika olahraga balap motor cukup populer di Indonesia.

Satu fakta lain yang mencengangkan adalah, pada berbagai platform media sosial, negara yang paling banyak mengikuti MotoGP adalah Indonesia, jauh pesat dan militan ketimbang negara lain, termasuk jika dibandingkan dengan Italia atau Spanyol yang merupakan basis tim-tim di ajang MotoGP.

Lantas, mengapa MotoE?

indonesian racing tim motoE
info gambar

Tak dimungkiri jika pertumbuhan motor berbasis listrik di Indonesia juga tak kalah moncer ketimbang negara lainnya. Bahkan di beberapa ajang pameran, tak sedikit pengembang asal Indonesia yang memamerkan motor listrik hasil karyanya. Sebut saja Katalis EV, racikan rumah modifikasi Katalis Company, atau BL-SEV01 buatan Universitas Budi luhur.

Pendek kata, ketertarikan publik Indonesia atas motor berbasis listrik tentu akan menjadi fenomena baru, ketika gelaran balap motor listrik paling bergengsi di dunia--MotoE--bisa disaksikan dengan pesertanya adalah tim Indonesia.

“Bagi kami MotoE itu adalah dunia yang benar-benar baru dan pengalaman yang sangat menarik terlepas dari kesulitan awal yang kita semua ingat. Dorna dan FIM sangat reaktif untuk menangkap tren baru mobilitas ramah lingkungan, khususnya yang berjenis listrik,'' beber Merlini.

Memang, sambungnya, bagi sebagian pencinta sepeda motor terdengar aneh ketika mendengar tentang balapan motor listrik di arena MotoGP, karena memang motor listrik sejatinya lebih kepada pengembangan teknologi masa depan dan isu ramah lingkungan.

Tapi bagi Dorna--selaku promotor MotoGP, ini adalah situasi yang mirip dengan tahun 2002 ketika MotoGP pindah dari jenis mesin 2-tak (2T) ke 4-tak (4T), untuk memastikan bahwa balapan tetap menjadi bidang penelitian dan pengembangan (R&D) untuk melayani pasar, dan sebagai ajang promosi pabrikan/produsen motor.

Apa yang membuat balapan MotoE jadi menarik?

Pertanyaan tadi pun langsung dijawab oleh Merlini dengan lugas.

''Pastinya jumlah balapan. Saat ini jumlahnya--balapan MotoE--sangat terbatas, sementara kategorinya membutuhkan kalender yang lebih panjang. Saya mengatakan ini dari perspektif pemasaran, karena ada aspek lain yang perlu dipertimbangkan yang saat ini tidak memungkinkan,'' jelasnya.

''...Saya yakin dalam jangka menengah, kalender akan lebih luas dengan lebih banyak balapan dan akan menjangkau pasar strategis untuk kelas listrik (MotoE).''

Hal lainya yang menjadi konsentrasi adalah soal teknis, karena menurut semua orang, motor balap MotoE masih sangat berat. Hingga pada akhirnya para pihak akan mengharapkan revolusi dalam teknologi baterai yang merupakan bagian yang paling menentukan bobot sepeda motor.

Tentunya, bobot motor yang lebih ringan akan banyak membantu para joki balap saat melakukan pengereman, yang menjadi fase paling kritis untuk menemukan titik yang tepat untuk mengerem.

''...Jika Anda melakukan kesalahan, sepeda motor berat seperti itu tidak akan bisa berhenti."

Kalender gelaran MotoE

Secara umum, gelaran MotoE pada musim balap 2021 bakal hadir pada beberapa sirkuit di Benua Biru, yakni:

  • 2 Mei, di Sirkuit Jerez, Spanyol
  • 16 Mei, di Sirkuit LeMans, Prancis
  • 6 Juni, di Sirkuit Catalunya, Barcelona
  • 27 Juni, di Sirkuit Assen, Belanda
  • 15 Agustus, di Sirkuit Red Bull Ring, Austria
  • 18-19 September, di Sirkuit Misano Marco Simoncelli, San Marino.

Jadi, kita tunggu saja apakah kolaborasi tim Indonesian Racing (Indonesian E-Racing) bersama Gresini Racing bisa memberikan performa terbaiknya di sana.

Baca juga:

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Mustafa Iman lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Mustafa Iman.

Terima kasih telah membaca sampai di sini