Web 3.0 dan Masa Depan Internet Dunia

Web 3.0 dan Masa Depan Internet Dunia
info gambar utama

Beberapa bulan belakangan ini, istilah Web 3.0 (atau Web 3 saja) menyeruak dan menjadi bahan perbincangan. Web 3 sendiri sudah mulai diketahui banyak orang sejak beberapa tahun lalu, dan diyakini akan menjadi masa depan internet dunia. Mengapa? 

Web generasi ketiga atau web 3.0 boleh dibilang sudah lama menjadi perbincangan di dunia teknologi internet. Revolusi web 3.0 itu nampaknya akan segera terjadi dalam waktu dekat, ketika penerapan artificial inteligence (AI) dan internet of things (IoT) semakin tinggi. 

Sejak dimulainya world wide web (WWW) pada sekitar tahun 1989, telah berubah secara dramatis selama bertahun-tahun. Sementara Web 1.0 hanya untuk baca; Web 2.0 melihat perubahan signifikan terhadap partisipasi pengguna melalui platform terpusat seperti Google, Facebook, Amazon, dan lainnya.   Web 3.0 adalah the next generation dari teknologi internet yang nantinya akan sangat bergantung pada penggunaan machine learning dan artificial intelligence (AI). Tujuannya tentu jelas, yakni untuk membuat website dan aplikasi web yang lebih terbuka, terhubung, dan cerdas, yang berfokus pada pemahaman data berbasis mesin.

Melalui penggunaan AI dan teknik machine learning canggih, Web 3.0 diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih personal dan relevan dengan lebih cepat. Ini dapat dicapai melalui penggunaan algoritme pencarian yang lebih cerdas dan pengembangan analitik Big Data.

Evolusi singkat Web  internet

Web 1.0. Internet pada awalnya didasarkan pada apa yang dikenal dengan Web 1.0.  Pada awal tahun 1990an, website dibangun menggunakan halaman HTML statis yang hanya memiliki kemampuan untuk menampilkan informasi, tidak memungkinkan pengguna untuk mengubah data.

Web 2.0  

Semuanya berubah pada akhir 1990-an ketika peralihan ke arah Internet yang lebih interaktif mulai terbentuk. Dengan Web 2.0, pengguna dapat berinteraksi dengan website melalui penggunaan database, proses pada sisi server, formulir, dan sosial media. 

Semua itu terjadi karena ada pengembangan teknologi web seperti Javascript, HTML5, CSS3, dan lainnya. Itu ditandai dengan kemunculan berbagai media sosial seperti blog, YouTube, Facebook, MySpace, Friendster, dan lainnya.

Pengguna juga bisa berinteraksi satu sama lain, alias sudah ada komunikasi 2 arah yang tidak bisa dilakukan di era Web 1.0.

Ini membawa perubahan dari web yang statis ke arah yang lebih dinamis. Web 2.0 membawa peningkatan penekanan pada konten yang dibuat pengguna dan interoperabilitas di antara berbagai situs dan aplikasi. 

Masa depan = Web 3. Diciptakan oleh ekosistem Ethereum, Web3 memungkinkan privasi yang ditingkatkan, transparansi yang ditingkatkan, menghilangkan perantara, memfasilitasi kepemilikan data dan solusi identitas digital. Mirip dengan bagaimana Web2 meningkatkan fungsionalitas front-end, Web3 berfokus pada merevolusi fungsionalitas back-end.  Web 3.0 akan menggunakan kecerdasan buatan untuk membuat pencarian lebih pintar. Saat ini, istilah pencarian memunculkan hasil paling populer, tetapi ini tidak selalu memenuhi kebutuhan pengguna. Dengan menerapkan konteks, web 3.0 akan dapat memfilter informasi yang tidak relevan untuk memberikan serangkaian hasil yang spesifik.

Apa yang membuat Web 3.0 lebih unggul dari pendahulunya?

Tidak ada titik pusat kendali: Karena pihak perantara telah dihapus, data pengguna tidak lagi dikendalikan oleh mereka. Ini mengurangi risiko penyensoran oleh penguasa atau perusahaan dan memutus keefektifan serangan Denial-of-Service (DoS).

Interkonektivitas informasi meningkat: Karena lebih banyak produk terhubung ke internet, kelompok data yang lebih besar menyediakan algoritma dengan lebih banyak informasi untuk dianalisis. Ini dapat membantu untuk memberikan informasi yang lebih akurat yang membantu memenuhi kebutuhan khusus pengguna individu.

Browsing yang lebih efisien: Saat menggunakan mesin pencarian, dulu untuk menemukan hasil terbaik cukup sulit. Namun, dalam tahun-tahun berikutnya, menemukan hasil yang relevan secara semantik menjadi lebih baik berdasarkan konteks pencarian dan metadata. Ini menghasilkan pengalaman yang lebih nyaman saat menelusuri web dan dapat membantu siapa saja untuk menemukan informasi yang benar-benar mereka butuhkan dengan relatif mudah.
Web 2.0 juga memperkenalkan sistem tagging sosial, tetapi ini dapat dimanipulasi. Dengan algoritma yang lebih cerdas, hasil yang dimanipulasi dapat disaring menggunakan AI.

Periklanan dan pemasaran yang lebih baik: Tidak ada yang suka diserang bertubi-tubi oleh iklan online. namun, jika iklan tersebut relevan dengan kebutuhan dan minat seseorang, ini malah dapat berguna . Web 3.0 bertujuan untuk meningkatkan periklanan dengan memanfaatkan sistem AI yang lebih cerdas, dan dengan menargetkan konsumen tertentu berdasarkan data pelanggan.

Dukungan pelanggan yang lebih baik: Jika berbicara mengenai website dan aplikasi web, layanan dukungan adalah kunci bagi lancarnya pengalaman pengguna. Dikarenakan biaya yang tinggi, banyak layanan web yang telah sukses tidak dapat menyediakan layanan dukungan yang sesuai. Misalnya Chatbot, yang memungkinkan merespon request dari  siapapun  (klien, pelanggan, sponsor, vendor, dan lainnya) secara bersamaan secara akurat. 

Beberapa orang juga menyebut Web 3.0 sebagai Web Spasial karena teknologi tersebut bisa mengaburkan batasan antara dunia fisik dan digital lewat teknologi grafis yang revolusioner dan membawa kita ke dunia virtual 3D.

3D graphic atau grafik 3D tentunya sangat berbeda dengan grafik 2D. Nantinya, kita akan bisa tenggelam dalam dunia grafik 3D yang begitu menakjubkan, seperti Decentraland.

Bahkan nantinya tak akan terbatas pada dunia gaming saja, tapi juga sektor lainnya seperti real estat, kesehatan, dan juga e-commerce.

Kegunaan Web 3.0

Sekarang ini, Web 3.0 sudah digunakan dalam banyak aspek walaupun masih belum maksimal karena ke depannya masih ada banyak hal yang bisa ditingkatkan.

Beberapa perusahaan raksasa sudah menggunakan aplikasi internet 3.0 dalam aplikasi mereka. Misalnya, Amazon, Apple, dan Google.

Siri misalnya, asisten AI yang bisa dikontrol oleh suara penggunanya ini semakin lama semakin pintar. Siri bisa mengenali orang melalui suara, wajah, dan juga melakukan perintah yang rumit serta personal.

Sumber : New Scientist | News BTC

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

Terima kasih telah membaca sampai di sini