3 Rumah Sakit Jiwa Tertua di Indonesia, Usianya Lebih dari 1 Abad

3 Rumah Sakit Jiwa Tertua di Indonesia, Usianya Lebih dari 1 Abad
info gambar utama

Setiap tanggal 10 Oktober telah menjadi peringatan untuk Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Menilik riwayatnya, peringatan ini pertama kali dihadirkan pada tahun 1992 oleh World Federation of Mental Health (WFMH).

Kesehatan jiwa atau mental menjadi penting, karena menurut catatan PBB pada tahun 2022, hampir 1 miliar penduduk dunia mengalami gangguan mental atau kejiwaan. Jumlah populasi dunia sendiri setidaknya tercatat berada di angka 7,7 miliar atau nyaris menyentuh angka 8 miliar jiwa.

Di mana artinya, dapat dikatakan bahwa 1 dari 7 atau 8 orang di dunia setidaknya mengalami gangguan jiwa atau mental.

Lebih lanjut, masih menurut sumber yang sama disebutkan bahwa lebih dari 70 persen dari mereka yang menderita tekanan psikosis atau kejiwaan tidak mendapatkan bantuan yang dibutuhkan secara tepat, termasuk dalam bentuk perawatan yang layak seperti misalnya di Rumah Sakit Jiwa (RSJ).

Bagaimana dengan Indonesia? Mengutip keterangan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018, lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Sementara itu lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.

Karena itu, keberadaan layanan kesehatan jiwa sejatinya sama pentingnya seperti layanan kesehatan umum. Bicara mengenai fasilitas kesehatan jiwa, sebenarnya di Indonesia ada sejumlah fasilitas berupa RSJ yang sudah ada sejak lama, bahkan tetap berdiri hingga saat ini sebagai Rumah Sakit Jiwa terbesar dan tertua.

Apa saja deretan Rumah Sakit Tertua di Indonesia yang dimaksud? Berikut 3 di antaranya:

Potret Perawatan Kesehatan Mental Era Kolonial di Museum Kesehatan Jiwa

RS Marzoeki Mahdi

RSJ Marzoeki Mahdi | rsmmbogor.com
info gambar

Berlokasi di Bogor dan sudah berdiri sejak tahun 1882 yang dibentuk oleh Pemerintah Hindia Belanda, inilah Rumah Sakit Jiwa tertua yang pertama ada di Indonesia. Dulunya, fasilitas ini dikenal sebagai Rumah Sakit Jiwa Pusat Bogor.

Pengoperasiannya secara resmi berlangsung pada tanggal 1 Juli 1882, yang kala itu masih memiliki nama asli Krankzinnigengestich te Beuitenzorg. RS Marzoeki Mahdi dibangun di atas lahan seluas 578.765 meter persegi, dengan luas bangunan inti mencapai 26.862 meter persegi.

Saat pertama kali pengoperasiannya, RSJ ini memiliki kapasitas sebanyak 400 tempat tidur. Namun seiring berjalannya waktu, banyak perubahan yang terjadi mulai dari penambahan kapasitas, pergantian nama, dan tentunya pengelolaan.

Setelah dinasionalisasi, Marzoeki Mahdi menjadi sosok yang namanya digunakan untuk RSJ ini. Marzoeki Mahdi sendiri merupakan seorang dokter pejuang di masa perjuangan kemerdekaan RI, dan dikenal sebagai lulusan dari sekolah kedokteran STOVIA.

Marzoeki Mahdi juga dikenal sebagai salah satu sosok pelopor Gerakan Kesehatan Jiwa di Indonesia. Ia pernah memimpin Rumah Sakit Jiwa Bogor saat belum menggunakan namanya dalam dua periode, yakni di tahun 1924 dan 1932.

Kemudian pada tahun 1942, ia menjadi direktur RSJ Bogor dan pada 1945 menjadi inspektur kesehatan RSJ Bogor. Fakta lainnya, pada kurun tahun 1942-1945 itu juga, RSJ Pusat Bogor pernah digunakan sebagai penampungan tentara Jepang dan sebagian lain untuk tempat karantina penyakit menular.

Kini, kapasitas RS Marzoeki Mahdi diketahui sudah meningkat menjadi sebanyak 718 tempat tidur. Jumlah tersebut terdiri dari 580 tempat tidur untuk rawat inap psikiatri, dan 138 tempat tidur untuk rawat inap non-psikiatri.

Cerita Merawat Jiwa, Pembangunan RSJ Pertama pada Masa Kolonial Belanda

RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat

Dr. Radjiman Wediodinigrat | rsjlawang.com
info gambar

Rumah sakit jiwa tertua kedua di Indonesia adalah RSJ Dr. Radjiman Wediodinigrat yang berlokasi di Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Rumah Sakit Jiwa Lawang pertama kali dibuka secara resmi pada tahun 1902, meski pembangunannya sudah dimulai sejak 1884. Pendirian RSJ ini bertujuan untuk menampung dengan layak orang-orang dengan kondisi gangguan jiwa, karena saat itu jumlah pasien gangguan jiwa yang sudah mencapai ribun masih dititipkan ke penjara.

Adapun dalam kurun waktu 1905-1906, salah seorang dokter Indonesia pertama yang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Lawang adalah Dr. KRT. Radjiman Wediodiningrat, sosok yang juga tercatat dalam sejarah sebagai Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Selama beroperasi, RSJ ini juga menjadi pilihan untuk perawatan sejumlah pasien jiwa dari berbagai penjuru Indonesia, karena jumlah RSJ yang saat itu di tanah air masih sangat terbatas. Pada tahun 1950-1966 misalnya, RS ini menerima pengungsian pasien dari RSJ Pulau Laut (Kalimantan Selatan) sebanyak 120 pasien.

Berusia Lebih dari 100 Tahun, Ini 3 Rumah Sakit Tertua di Indonesia

RSJ Daerah Surakarta

RSJ Daerah Surakarta | Dok. Pemprov Jateng
info gambar

Rumah Sakit Jiwa tertua selanjutnya yang sudah berusia lebih dari 100 tahun di Indonesia adalah RSJ Daerah Surakarta. Didirikan pada tahun 1918, pembangunannya terbilang cepat karena sudah diresmikan pada tahun 1919, yang saat itu masih menggunakan nama Doorganghuis voor Krankzinnigen.

Setelahnya, RSJ ini sekarang juga lebih dikenal dengan nama Rumah Sakit Jiwa dr. Arif Zainuddin. Awalnya, letak semula RS Jiwa Daerah Surakarta berada di jantung Kota Solo yang beralamat di Jl. Bhayangkara No. 50 Surakarta, dengan kapastitas tempat tidur sebanyak 216 unit.

Namun sejak tahun 1986, RSJ ini menempati lokasi baru di tepian sungai Bengawan Solo, tepatnya di Jalan Ki Hajar Dewantoro No. 80 Surakarta.

Meski sudah berusia tua yakni sekitar 103 tahun, namun kini RSJ Daerah Surakarta menjadi salah satu RSJ terbaik di Indonesia dengan fasilitas yang memadai dan lengkap.

Potret Rumah Raden Saleh yang Kini Jadi Rumah Sakit Tertua di Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini