Memahami Debt Swap, Skema yang Dipakai untuk 'Hapus’ Utang Rp5 Triliun RI ke 4 Negara

Memahami Debt Swap, Skema yang Dipakai untuk 'Hapus’ Utang Rp5 Triliun RI ke 4 Negara
info gambar utama

Per tanggal 31 Agustus 2022, posisi utang Indonesia berada di angka Rp7.236,61 triliun. Di mana dari nominal tersebut, sekitar 11,21 persennya atau senilai Rp811,05 triliun berasal dari dana pinjaman. Lebih detail lagi, sekitar Rp795,13 triliun dana pinjaman yang dimaksud berasal dari pinjaman luar negeri, atau pinjaman dari negara lain.

Adapun beberapa negara yang sejauh ini diketahui kerap memberikan pinjaman dana ke Indonesia adalah Amerika Serikat (AS), China, Singapura, Australia, Jerman, dan beberapa negara lainnya.

Terdapat kabar baik dan menarik, karena baru-baru ini ramai pemberitaan mengenai penghapusan utang Indonesia ke empat negara maju. Beberapa menilai jika kebijakan tersebut bak durian runtuh atau kesempatan istimewa bagi Indonesia.

Tak banyak yang tahu, bahwa sebenarnya ada konsekuensi dan kewajiban lain yang harus dilakukan Indonesia, atas dilakukannya penghapusan utang tersebut. Dengan catatan, konsekuensi dan kewajiban yang dimaksud bersifat positif, yakni dengan dilakukannya skema Debt Swap.

Apa maksudnya?

Ekonomi RI di Kuartal II 2022 Tumbuh Signifikan, Tapi…

Debt Swap setara utang Rp5 triliun

Untuk diketahui, empat negara maju yang disebut memutuskan untuk ‘menghapus’ utang Indonesia adalah AS, Autralia, Jerman, dan Italia. Jika diakumulasi, total utang yang dihapuskan oleh ke-empat negara tersebut untuk Indonesia berada di nominal 334,94 juta dolar AS atau setara Rp5,17 triliun.

Penghapusan nominal utang tersebut dilakukan dengan skema debt swap. Sesuai dengan namanya, yang dimaksud dengan debt swap adalah menukar kewajiban hutang berupa uang dengan pembayaran berupa kewajiban lain yang menguntungkan negara pemberi hutang.

Pembayaran berupa kewajiban yang dimaksud umumnya berupa pelaksanaan program atau proyek tertentu, yang disepakati oleh kedua negara, dalam hal ini Indonesia dan negara pemberi hutang.

Menariknya, proyek atau program yang dimaksud nyatanya juga bersifat menguntungkan karena umumnya berjalan di bidang berkelanjutan seperti pendidikan, edukasi, kesehatan, lingkungan, dan lain sebagainya.

Bukan kali pertama, misal pada tahun 2011, AS sepakat untuk menjalankan debt swap dengan Indonesia dalam bentuk program pelestarian hutan dan mitigasi perubahan iklim di tanah air. skema ini pun secara spesifik disebut dengan istilah debt-for-nature swap.

Bagaimana dengan pelaksanaan debt swap saat ini?

Menurut penjelasan Prastowo Yustinus, selaku Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis, proyek yang berjalan dari ke-empat negara yang ingin menghapus utang Indonesia juga bermacam-macam.

Misalnya dari kreditur Jerman, mereka mengininginkan utang digantikan dengan proyek pendidikan, edukasi, kesehatan, dan global fund. Sementara itu kreditur dari Australia ingin Indonesia menjalankan program kesehatan, program pelestarian tropical forest dari AS, dan proyek housing and settlement dari kreditur.

Disebutkan bahwa per tanggal 30 September 2022 kemarin, nilai program atau proyek yang sudah terealisasi dalam skema debt swap tersebut sudah mencapai angka 290,51 juta dolar AS, atau setara Rp4,48 triliun.

Prastowo menyebut, jika capaian tersebut cukup bagus dan sudah menunjukkan mutual trust atau saling kepercayaan yang tinggi antara Indonesia dengan negara-negara kreditur. Lain itu, Prastowo juga menyebut jika apa yang dilakukan melalui skema debt swap ini sejalan dengan imbauan atau prinsip keberlanjutan yang disampaikan PBB.

“Ketimbang digunakan membayar utang, lebih baik uangnya dipakai untuk berinvestasi dalam ketahanan iklim, infrastruktur berkelanjutan, dan transisi hijau perekonomian.”

Sehingga bisa disimpulkan, yang sebenarnya terjadi adalah bukan sepenuhnya dihapus melainkan pengalihan berupa kewajiban lain yang harus dilakukan Indonesia melalui proyek dan program berkelanjutan yang memiliki dampak manfaat.

Dapat Bertahan di 2022, Perekonomian Indonesia Akan Hadapi Tantangan di 2023

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini