Fauna Asiatis: Kenali Ciri-Ciri, Contoh, dan Konservasi Alamnya di Indonesia

Fauna Asiatis: Kenali Ciri-Ciri, Contoh, dan Konservasi Alamnya di Indonesia
info gambar utama

Tahukah Anda apa saja fauna Asiatis yang populasinya banyak mendiami wilayah Indonesia bagian barat? Artikel ini akan menjelaskan informasi tersebut beserta ciri-ciri dan contoh hewannya, serta konservasi alam fauna asiatis yang ada di Indonesia.

Pengertian Fauna Asiatis

zona fauna asiatis

Fauna asiatis adalah zona persebaran fauna Indonesia yang hidup di habitat Indonesia bagian Barat seperti di wilayah Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil lainnya. Fauna asiatis mempunyai ciri dan karakteristik yang khas dan dipengaruh olehi hewan-hewan yang tersebar di benua Asia.

Zona asiatis ini disebut juga zona Indonesia bagian Barat yang berdasarkan geologi merupakan perpanjangan dari lempeng Eurasia (paparan Sunda) di kawasan Asia Tenggara. Aneka satwa di area ini dikelompokkan sesuai garis khayal di bagian zona asiatis dan zona peralihan yang disebut garis Wallace.

Baca juga: Keanekaragaman Fauna Indonesia: Asiatis, Australis, dan Peralihan

Ciri-Ciri Fauna asiatis

Fauna asiatis memang merupakan jenis fauna yang persebarannya meliputi wilayah Asia. Maka dari itu, hewan-hewan yang tersebar di zona ini pun memiliki kemiripan dengan hewan-hewan yang hidup di dataran Asia. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

1. Memiliki Ukuran Besar

contoh fauna asiatis gajah
info gambar

Hewan-hewan yang khas dengan Asia memang identik dengan tubuh yang lebih besar dari manusia. Selain itu, hewan asiatis ini juga banyak didominasi oleh hewan mamalia.

2. Tidak Berkantung

contoh fauna asiatis macan tutul
info gambar

Hewan asiatis hampir tidak ada yang berkantung. Hal itu karena, kantung adalah ciri dari hewan yang tersebar di zona australis.

3. Kebanyakan dari Jenis Kera dan Ikan Air Tawar

contoh fauna asiatis kera dan orang utan
info gambar

Fauna yang ada di zona Asiatis sebagian adalah keluarga kera atau monyet yang berukuran besar. Misalnya, Orangutan, simpanse, gorila, bekantan, monyet, dan warik. Selain kera, terdapat beragam spesies ikan air tawar.

3. Bulu Burung Relatif Monoton dan Kurang Cerah, Tetapi Bersuara Merdu

fauna asiatis contohnya burung jalak bali
info gambar

Jenis burung di zona ini relatif memiliki warna yang monoton dan kurang cerah. Namun demikian, kebanyakan burung tersebut memiliki suara yang nyaring dan merdu.

Contoh Fauna Asiatis

Setelah mengetahui ciri fauna asiatis, maka selanjutnya yang perlu Anda ketahui adalah contoh fauna asiatis. Berikut ini adalah contohnya.

1. Mamalia. Contoh: Harimau Sumatera, Gajah Sumatera, Macan, Badak Jawa, Badak Sumatera, Banteng, Orangutan, Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Bekantan, Monyet kedih Sumatera Utara, Rusa (Cervus unicolor), Babi hutan (Sus barbatus), Kijang (Muntiacus muntjak).

2. Burung. Contoh: Rangkong atau Enggang (Buceros sp), Jalak Bali, Elang Ular (Spilornis cheela), Perkutut, Cekakak, Kutilang, burung Kuntul, Elang Jawa.

3. Reptil. Contohnya: Biawak (Varanus salvator), Kadal(Tiliqua sp), Bunglon Surai.

4. Ikan. Contohnya: ikan Napoleon, ikan Balashark, ikan Belida, ikan Nila, ikan Mas, Pesut (Lumba-Lumba Sungai Mahakam).

Kondisi Iklim dan Alam yang Cocok bagi Hewan dari Zona Asia (Indonesia bagian Barat)

kondisi alam dan iklim fauna asiatis
info gambar

Alam Indonesia bagian barat merupakan habitat yang cocok untuk hewan asiatis. Pasalnya, Indonesia memiliki iklim tropis dan beberapa di antaranya masih terjaga dengan baik. Di Indonesia bagian barat, masih terdapat vegetasi hutan lebat dan juga jenis tumbuhan yang heterogen. Maka dari itu, tempat ini sangat cocok dengan tipe fauna asiatis.

Di Mana Konservasi Fauna Asiatis di Indonesia?

di mana konservasi fauna asiatis -di taman nasional leuser
info gambar

1. Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), Aceh dan Sumatera Utara

TNGL termasuk kawasan perlindungan bagi tumbuhan dan satwa dengan ekosistem terluas karena meliputi wilayah Aceh dan Sumatera Utara. TNGL adalah rumah bagi Badak Sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) , Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), Gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), dan Orangutan Sumatera (Pongo abelii). Keempat jenis spesies ini dilindungi di Indonesia.

Selain itu di kawasan TNGL setidaknya terdapat ratusan jenis burung dan mamalia (besar maupun kecil). TNGL menjadi lokasi konservasi yang penting dan telah diakui oleh dunia luar sebagai sebagai situs warisan alam dunia, cagar biosfer, serta Taman Warisan ASEAN.

Baca juga: Fauna Endemik Indonesia: Pengertian dan Contoh Hewan yang Tersebar di Indonesia

2. Cagar Alam Bantar Bolang

Cagar alam Bantar Bolang ada di daerah kecamatan Bantarbolang, Pemalang. LOkasi ini diputuskan sebagai Cagar Alam berdasarkan SK penetapan nomor SK.3657 /Menhut-VII/KUH/2014.

Setidaknya terdapat aneka satwa khas zona Asiatis dan hewan langka yang dilindungi. Misalnya, Elang Ular (Spilornis cheela), Jelarang (Ratufa affinis), Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis), tupai, Biawak (Varanus sp.), Kijang (Muntiacus muntjak), dan Merak (Pavo muticus)

3. Cagar Alam Padang Luway

Cagar Alam Padang Luway merupakan kawasan perlindungan dan konservasi di ekosistem asli. Terutama bagi satwa dengan habitat lingkungan berpasir. Beberapa jenis hewan yang ada di sini adalah Pelanduk atau Kancil (Tragulus javanicus), Owa-owa (Hylobates muellerii), Rusa (Cervus unicolor), Babi hutan (Sus barbatus), Kijang (Muntiacus muntjak), Biawak (Varanus salvator), Kadal(Tiliqua sp), Rangkong atau Enggang (Buceros sp), serta Warik (Macaca fascicularis).

Baca juga: Fauna Australis: Ciri, Contoh, dan Konservasi Alamnya di Indonesia

Masih ada banyak konservasi untuk fauna langka dan endemik di Indonesia. Semoga aneka satwa langka dan fauna endemik di kawasan ini tetap terjaga dan lestari di Bumi Indonesia.

Sumber:

https://eprints.uny.ac.id/52065/15/LAMPIRAN%2010.%20RPP-KBM%20II.docx

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Farih Fanani lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Farih Fanani.

MF
RP
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini