Kemandirian Desa Suntenjaya: Upaya Hadapi Perubahan Iklim versi Kampung Berseri Astra

Kemandirian Desa Suntenjaya: Upaya Hadapi Perubahan Iklim versi Kampung Berseri Astra
info gambar utama

Suntenjaya merupakan salah satu desa yang unggul dalam hal kemandirian di wilayah Bandung Barat, tepatnya kawasan Lembang. Potensi yang dimiliki dalam hal pemanfaatan sumber daya alam terintegrasi dan mata pencaharian warganya, membuat wilayah ini menjadi salah satu desa yang masuk dalam program Kampung Berseri Astra.

Untuk diketahui, Kampung Berseri Astra atau KBA adalah sebuah program yang berjalan dengan fokus dan tujuan utama yang berpinsip pada pembangunan berkelanjutan, atau Sustainable Development Goals (SDG).

Hingga kini, setidaknya sudah ada sebanyak 170 KBA yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia, dan desa Suntenjaya merupakan salah satunya.

Perkuat Ekonomi, Desa Binaan Astra di Makassar Lepas Ekspor Perdana Senilai Rp6,5 Miliar

Mengenal desa Suntenjaya

Rumah baca Desa Suntenjaya | Dok. Siti Nur Arifa/GNFI
info gambar

Pada Sabtu, (26/11/2022), Astra memfasilitasi pengenalan mengenai desa Suntenjaya kepada publik dalam sebuah kegiatan Workshop Lingkungan 2022, yang melibatkan sejumlah pihak baik internal atau eksternal. Mulai dari perwakilan media, blogger, hingga tim Corporate Communications Grup Astra sendiri.

Kegiatan tersebut memungkinkan masyarakat luas dan publik dapat mengetahui, seperti apa sebenarnya gambaran program kampung iklim atau percontohan desa mandiri, yang diharapkan dapat menginspirasi berbagai desa lain di Indonesia, dalam melakukan gerakan pelestarian dan keberlanjutan yang tidak hanya berdampak bagi para warganya, namun juga bagi lingkungan secara keseluruhan.

Menjadi tempat tinggal bagi sekitar 9.000 jiwa dari total 2.700 KK, Asep Wahono selaku Kepala Desa Suntenjaya menjabarkan jika hingga saat ini mayoritas warganya berprofesi sebagai petani atau peternak.

Namun bukan hanya itu, dalam prosesnya para warga juga menciptakan sendiri sistem terintegrasi yang berkelanjutan. Tujuannya adalah agar siklus pertanian dan perternakan yang menjadi mata pencarian dan sumber penghasilan mereka dapat terus terjaga dengan sumber daya alam yang berasal dari, oleh, dan untuk warga.

Komitmen Keberlanjutan Astra untuk Alam di Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Sistem terintegrasi dalam kemandirian desa Suntenjaya

Ternak desa Suntenjaya | Dok. Siti Nur Arifa/GNFI
info gambar

Membahas lebih detail, gerakan kemandirian dalam program KBA pada dasarnya memang hanya bisa berjalan jika memiliki seorang inisiator atau penggerak dari warga lokal. Adapun di Suntenjaya, sosok penggerak yang dimaksud adalah Gunawan Azhari.

Dalam kesempatan kemarin, Gunawan Azhari memaparkan dengan detail bagaimana upaya nyata untuk menjaga kelestarian lingkungan, yang diterapkan oleh warga Suntenjaya.

Misalnya, dengan memanfaatkan lahan yang terbatas, para warga di KBA Suntenjaya menanam tanaman hias, tanaman konsumsi, hingga tanaman herbal yang berkhasiat sebagai obat di atap dan pekarangan tiap rumah mereka.

Lain itu tak hanya menghijaukan lingkungan, tanaman yang ditanam juga bisa menjadi sumber pangan yang artinya turut meningkatkan ketahanan pangan warga sekitar. Jika berlebih, sisa hasil panen yang dimiliki pun dapat dijual ke pengepul dan menambah penghasilan tiap warga.

Bicara soal sistem pertanian terintegrasi, warga Suntenjaya juga menggabungkan sektor peternakan dan perkebunan untuk meningkatkan kualitas panen, menjaga tatanan alam dan masyarakat, serta membangun kesejahteraan masyarakat.

Pengolahan limbah ternak menjadi kompos di desa Suntenjaya | Dok. Siti Nur Arifa/GNFI
info gambar

Contoh penerapan sistem pertanian terintegrasi di KBA Suntenjaya tergambar dalam pemanfaatan kotoran hewan ternak, untuk diproses menjadi pupuk organik ramah lingkungan dengan metode vermicomposting atau yang dikenal dengan sebutan kascing (bekas cacing).

Kascing tersebut biasanya dimanfaatkan oleh warga untuk memenuhi kebutuhan pupuk dalam budidaya sayuran yang ramah lingkungan. Sedangkan limbah pertanian dapat digunakan untuk pakan ternak dan dikompos untuk menjadi sumber pupuk organik.

“Dengan adanya pembinaan dari Astra, warga mulai memahami dan mempraktikkan cara menghasilkan kebutuhan dasar dalam menjalankan usaha pertanian dan peternakan yang berkelanjutan, seperti pupuk, makanan, dan pakan ternak dengan menerapkan sistem pertanian terintegrasi,” ujar Gunawan.

Tak berhenti sampai di situ, guna meningkatkan nilai hasil panen dari kebun dan ternaknya, penduduk KBA Suntenjaya juga kembali membuat berbagai produk turunan mulai dari sale pisang, keripik bayam, yoghurt, permen karamel, kopi, dan masih banyak lagi.

65 Tahun Berkarya, Astra Libatkan Masyarakat untuk Semangat Bergerak dan Tumbuh Bersama

Keselarasan prinsip Suntenjaya dan Kampung Berseri Astra

Boy Kelana Soebroto (Head of Corporate Communication Astra) dan Gunawan Azhari (penggerak KBA Suntenjaya) | Dok. Astra International
info gambar

Kembali menyorot keterangan Kepala Desa yakni Asep Wahono, dalam kesempatan yang sama dirinya juga menegaskan jika hingga saat ini Suntenjaya yang memiliki luas kawasan sekitar 1.200 hektare merupakan desa dengan tanah paling utuh tanpa investasi.

Pun jika ada investasi yang masuk, Asep menegaskan jika ia ingin warga dan desanya ikut dilibatkan secara keseluruhan dan berkelanjutan.

“Jika ada investasi yang masuk, harus ada kerja sama dan pemberdayaan masyakarat. Kita tidak ingin masyarakat hanya menjadi penonton atau ‘satpam’ yang sekadar melihat, tapi harus ikut dilibatkan.” papar Asep.

Prinsip tersebut yang nyatanya sejalan dengan dengan praktik pembinaan dalam program Kampung Berseri Astra.

Boy Kelana Soebroto selaku Head of Corporate Communications Astra memaparkan, jika pihaknya tidak semata-mata memberikan binaan sekejap tanpa ada arah keberlanjutan. Justru, menurutnya pihak Astra terus melakukan evaluasi dalam pelaksanaan program KBA untuk meningkatkan taraf hidup dan kemandirian tiap desa yang dibina, untuk dapat bertahan dengan beragam situasi yang akan terjadi di masa depan, terutama dalam hal lingkungan dan kondisi perubahan iklim.

Boy Kelana juga memaparkan, jika pemilihan desa yang dibina menjadi bagian KBA Astra pasalnya dilakukan dengan berbagai pendekatan. Mulai dari adanya potensi, dan yang paling utama kemauan masyarakat serta adanya penggerak lokal seperti Gunawan Azhari, yang memastikan jika gerakan kemandirian yang ingin dibina bisa berjalan dengan baik.

“Dana atau anggaran itu bisa menyesuaikan, yang penting kita lakukan social mapping dulu, kita lihat mau gak mereka maju bersama dengan kita. Hal-hal seperti itu yang kita support, kalau mereka mau kita jalankan bersama-sama. Kita gak kasih dana, kita kasih pelatihan, alat-alat, pengawasan kuat, dan hal lain yang mendukung kemajuan mereka” papar Boy Kelana.

Kontribusi Astra Dukung dan Tingkatkan Pendidikan Berkualitas di Indonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Siti Nur Arifa lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Siti Nur Arifa.

Terima kasih telah membaca sampai di sini