Melihat Asal-usul Gado-gado, Ternyata Ada 2 Versi Cerita

Melihat Asal-usul Gado-gado, Ternyata Ada 2 Versi Cerita
info gambar utama

Semua tentu tahu gado-gado. Namun, siapa yang tahu jika gado-gado punya dua versi cerita terkait asal-usulnya.

Siapa tak tahu gado-gado? Makanan satu ini dikenal karena rasanya yang jelas sangat lezat dan sangat sehat.

Bagaimana tidak, gado-gado terbuat dari sayur-sayuran sebagai bahan utamanya. Ditambah siraman saus kacang, jadilah santapan penuh nutrisi yang mampu menggoyang lidah siapapun yang menikmatinya.

Gado-gado adalah wajah yang menggambarkan betapa kayanya alam Indonesia. Aneka bahan baku makanan tersedia dan bisa diolah menjadi makanan. Salah satunya tentu saja sayuran yang tersedia sepanjang tahun di berbagai penjuru Tanah Air.

Bicara gado-gado bukan hanya soal kelezatan atau nutrisinya saja, melainkan ada pula kisah menarik yang menyangkut asal-usul makanan satu ini. Bahkan, sampai ada dua versi cerita. Seperti apa?

Tempoyak, Makanan Fermentasi Durian Khas Suku Melayu

Dua Versi Cerita Asal-usul Gado-gado

Cerita versi pertama menyebut bahwa gado-gado ditemukan oleh masyarakat Kampung Tugu di Jakarta Utara. Untuk diketahui, Kampung Tugu adalah kawasan yang pada jaman dahulu digunakan oleh pemerintah Hindia Belanda sebagai tempat tinggal bagi para kaum Mardijkers yang telah dibebaskan (dimerdekakan) dari status tawanan perang.

Hingga saat ini, Kampung Tugu masih dikenal. Secara administratif, wilayahnya kini masuk ke dalam Kelurahan Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.

Sebagaimana dicatat dalam Laman Dinas Kebudayaan DKI Jakarta, masyarakat asli Kampung Tugu adalah orang-orang keturunan Portugis. Oleh karena itu, di sana mereka berusaha melestarikan budaya leluhurnya, termasuk soal makanan yang mana salah satu makanan mereka yakni gado-gado.

Nama gado-gado bahkan disebut berasal dari bahasa Portugis, yakni gadu yang berarti makanan yang dicampur-campur. Namun, ada pula yang berpendapat gado-gado beras dari kata "digado" artinya dimakan begitu saja tanpa nasi.

Sementara itu, cerita versi kedua menyebut gado-gado diciptakan oleh orang-orang Tionghoa. Konon, mereka sangat menyukai makanan pecel yang beras dari Jawa. Di tanah Betawi, mereka pun berupaya menciptakan makanan yang serupa.

Untuk menciptakan makanan yang mirip pecel, orang Tionghoa tersebut lalu menciptakan makanan modifikasi dari pecel dengan cita rasa yang disesuaikan dengan selera mereka.

Hasilnya, jadilah gado-gado. Makanan ini konon juga amat digemari oleh orang-orang Belanda.

Itulah dua versi cerita asal-usul gado-gado. Kawan GNFI mungkin bisa berbeda pendapat soal mana cerita yang benar. Namun, semua tentu sepakat jika gado-gado sangat lezat. Iya, kan?

Ayam Taliwang, Kuliner Khas Lombok dengan Sejarah Panjangnya



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini