10 Pesepak Bola Indonesia yang Pernah Gabung Klub Belgia (Bagian I)

10 Pesepak Bola Indonesia yang Pernah Gabung Klub Belgia (Bagian I)
info gambar utama

Selain Marselino Ferdinan, ada sejumlah pesepak bola Indonesia yang pernah bergabung dengan klub Belgia. Siapa saja mereka?

Belakangan ini, Belgia menjadi sorotan para penggemar sepak bola Tanah Air. Itu dikarenakan salah satu pemain muda Indonesia yakni Marselino Ferdinan melanjutkan kariernya di sana.

Marselino bergabung dengan klub KMSK Deinze. Eks bintang muda Persebaya Surabaya itu nantinya akan berkompetisi di Challenger Pro League yang merupakan kompetisi kasta kedua di sepak bola Belgia.

Memang tak banyak pesepak bola Indonesia yang merumput di Eropa seperti Marselino. Namun menariknya, ia bukanlah pesepak bola Indonesia pertama yang bergabung dengan klub Belgia.

Kali ini, GNFI akan menyajikan informasi mengenai 6 dari 10 pesepak bola Indonesia yang pernah bergabung dengan klub Belgia. Siapa saja?

Sejarah Stadion Menteng, Saksi Lika-liku Persija dan Sepak Bola Jakarta

1. Marselino Ferdinan

Nama Marselino tentu saja layak berada di urutan pertama karena ia saat ini sedang berkiprah di Belgia. Ia diikat kontrak yang berlaku hingga Juni 2024 dengan opsi perpanjangan satu tahun oleh KMSK Deinze.

Marselino adalah pemain kelahiran 9 September 2004 yang berposisi gelandang. Sebelumnya, bermain di Persebaya Surabaya.

Selain membela Persebaya lalu KMSK Deinze, Marselino juga menjadi bagian dari Timnas Indonesia. Meski masih belia, ia adalah pemain yang diandalkan pelatih Shin Tae-yong.

Sebelum gabung KMSK Deinze, Marselino sempat menjalani trial dengan klub top Belgia, KAA Gent. Namun, ia akhirnya lebih memilih KMSK Deinze sebagai pelabuhan baru. Jika tuntas trial di KAA Gent, Marselino akan masuk ke tim juniornya lebih du dan bermain di kompetisi kasta ketiga.

2. Firza Andika

Saat ini Firza Andika dikenal sebagai pemain Persija Jakarta. Namun sebelumnya, ia juga pernah bermain bersama klub Belgia.

Klub Belgia yang pernah menjadi tempat Firza bermain adalah AFC Tubize. Ia bergabung di sana pada awal tahun 2019 lalu.

Firza diperkenalkan AFC Tubize sebagai pemain baru pada Januari 2019. Semua berawal dari Toulon Tournament 2017 yang diikuti Firza bersama Timnas U-19 Indonesia. AFC Tubize kemudian mengundang Firza untuk mengikuti trial.

Trial tuntas, Firza dikontrak AFC Tubize dengan durasi 2 musim. Kedatangannya di AFC Tubize tak lepas dari dukungan sponsor yang saat itu juga menyokong PSMS Medan, klub Firza sebelumnya.

Namun sayang, perjalanan Firza di Belgia berjalan kurang baik. Belum setahun berkiprah bersama AFC Tubize, nasibnya tak jelas karena sponsornya tak memenuhi tanggung jawab.

Pendek cerita, Firza mengalami penunggakan gaji dan tak masuk skuad AFC Tubize. Ia pun memutuskan kembali ke Indonesia untuk bermain bagi PSM Makassar, Persikabo 1973, dan kini Persija.

3. Sandy Walsh

Sandy Walsh adalah pemain naturalisasi Indonesia. Ia baru resmi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) pada November 2022 lalu.

Sandy sudah hidup di Belgia sejak lahir. Ia diketahui lahir di Brussel, Belgia pada 14 Maret 1995. Karier sepakbolanya pun dijalaninya di negara itu. Sejak di level junior, Sandy sudah berseragam klub Belgia.

Masa belianya bahkan pernah dijalani bersama dua klub top Belgia, yakni Anderlecht dan Genk. Kemudian saat baru beranjak ke level senior, Sandy pun masih berseragam Genk dan bermain di sana hingga 2017.

Selepas meninggalkan Genk, pemain berusia 27 tahun itu bergabung dengan Zulte Waregem hingga 2020 dan hijrah lagi ke KV Mechelen dan bermain di sana sampai saat ini. Kedua klub tersebut juga berada di Belgia.

Sport Tourism, Target Baru Pariwisata Indonesia

4. Syamsir Alam

Syamsir Alam adalah bintang muda pada masanya. Lebih dari satu dekade yang lalu, ia memukau masyarakat Indonesia dengan kemampuan cemerlangnya. Publik melihatnya sebagai calon bintang masa depan.

Talenta besarnya membawa Syamsir bergabung dengan Deportivo Indonesia, program pelatihan pemain muda Indonesia yang dilaksanakan di Uruguay. Beres menjalankan serangkaian agenda di sana, Syamsir bergabung dengan klub top Uruguay, Penarol pada 2009.

Tak lama di Penarol, Syamsir hijrah Belgia untuk bergabung dengan klub CS Vise. Di sana, ia bermain pada 2011 hingga 2013 dan menorehkan hanya 10 penampilan.

Fakta menariknya adalah saat itu CS Vise dimiliki oleh konglomerat Indonesia, Bakrie Group. Oleh karena itu, terbuka pintu bagi pemain Indonesia seperti Syamsir untuk bergabung ke sana. Selain itu, program Deportivo Indonesia juga disokong oleh Bakrie Group. Maka dari itu, dalam daftar pemain berikutnya di artikel ini akan ditemukan banyak pemain selain Syamsir yang berlatih di Deportivo Indonesia lalu bergabug dengan CS Vise.

Saat menjadi pemain CS Vise, pernah pula Syamsir dipinjamkan ke klub Major League Soccer, D.C. United. Namun itu pun tak lama hingga kemudian Syamsir pulang ke Indonesia.

Sayang, kariernya meredup. Selama di Indonesia ia membela Sriwijaya FC, Pelita Bandung Raya, dan Persiba Balikpapan, namun performanya tidak menonjol. Setelah sempat vakum dari sepak bola profesional selama beberapa tahun, pemain kelahiran Agam itu membela klub RANS Nusantara FC.

5. Alfin Tuassalamony

Alfin Tuassalamony adalah partner bermain Syamsir sejak belia. Keduanya sama-sama berlatih di Deportivo Indonesia dan dalam beberapa hal, perjalanan kariernya mirip dengan Syamsir.

Selepas menimba ilmu di Deportivo Indonesia, Alfin langsung ke Belgia untuk bergabung dengan CS Vise. Di sana, ia bermain pada tahun 2011
hingga 2013.

Selama periode tersebut, kesempatan bermain yang didapatnya lumayan meski tidak terlalu banyak. Ia mencatatkan 49 penampilan dan satu gol.

Namun pada akhirnya, di tahun 2013 Alfin meninggalkan Belgia dan kembali ke Indonesia. Sejak itu ia secara beruntun membela Persebaya, Persija, Bhayangkara FC, Sriwijaya FC, Arema FC, Madura United, dan RANS Nusantara.

6. Yericho Christiantoko

Yericho Christiantoko adalah alumni Deportivo Indonesia lain yang merumput di Belgia bersama CS Vise. Selepas meninggalkan Deportivo Indonesia, ia bergabung dengan CS Vise pada tahun 2011.

Namanya mungkin tak sementereng pemain lain seperti Syamsir. Namun, Yericho adalah salah satu pemain muda paling menjanjikan pada masanya. Dalam diri sosok Yericho belia, seakan ada calon bek kiri yang nantinya bisa diandalkan Timnas Indonesia di masa depan.

Perjalanan Yericho di CS Vise jauh dari kata mulus. Keberadannya di sana tidak lama dan kesempatan bermainnya pun tak banyak.

Tercatat, Yericho hanya berada di CS Vise hingga tahun 2012. Selama berada di sana, ia hanya mencatatkan 6 penampilan.

Yericho setelah itu pulang ke Indonesia untuk melanjutkan karier. Selepas meninggalkan Belgia, setidaknya ia telah 11 kali berpindah klub. Terakhir, Yericho membela Persiraja Banda Aceh di Liga 2.

Demikian 6 dari 10 pesepak bola Indonesia yang pernah bergabung di klub Belgia. Simak bahasan mengenai 4 pemain lainnya di bagian kedua!

Asia Pacific Rally Championship: Jagoan Reli Se-Asia Pasifik Akan Ngegas di Danau Toba



Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan A Reza lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel A Reza.

Terima kasih telah membaca sampai di sini