Peran Soeharsikin, Ibu Kos yang Menempa Karakter Para Tokoh Nasional

Peran Soeharsikin, Ibu Kos yang Menempa Karakter Para Tokoh Nasional
info gambar utama

Rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto yang berada di Jalan Peneleh VII Surabaya, nomor 29-31 sangat sarat dengan sejarah. Bangunan seluas 9 x 13 meter itulah yang membangun karakter para pemimpin bangsa.

Di sanalah tokoh seperti Sekarmadji Mardijan Kartosoewirjo. Musso hingga Soekarno menjadi sahabat karib yang makan dan hidup satu atap. Di rumah sederhana itulah sang guru bangsa bermukim selama 14 tahun.

MENELUSURI RUMAH “GURU BANGSA”

Di sisi lain, raja tanpa mahkota ini selalu ditemani oleh sang istri, Raden Ajeng Soeharsikin. Karena ide brilian perempuan ini membuka kost-kostan di rumahnya, Tjokroaminoto bisa berperan lebih jauh pada pergerakan nasional.

“Perempuan tangguh dan cerdas itu bermaksud membantu ekonomi keluarga. karena sang suami. HOS Tjokroaminoto sibuk dengan memimpin SDI/SI. Rumah itu disulap menjadi sebuah kos-kosan bagi anak-anak sekolah,” tulis Kholid O Santosa dalam Kekasih Orang-Orang Pergerakan.

Ibu kos anak pergerakan

Kos-kosan di Jalan Peneleh itu ternyata segara dikenal oleh para pelajar dan penduduk sekitar. Disebutkan Kholid, kharisma yang dimiliki oleh Tjokroaminoto yang membuat kos-kosan di Jalan Peneleh itu begitu populer.

Disebutkan oleh Kholid, orang-orang yang menitipkan anaknya di kos-kosan itu tidak lagi melihat kondisi kos-kosan secara fisik, tetapi lebih kepada kepercayaan mereka terhadap Soeharsikin dan Tjokroaminoto.

“Ketokohan dan ilmu-ilmu yang ada pada Tjokroaminoto diharapkan dapat menular pada anak-anak yang mondok di kos-kosan tersebut,” paparnya.

Biografi HOS Tjokroaminoto, Guru Bangsa yang Bergelar Raja Jawa Tanpa Mahkota

Soekarno pernah menceritakan mengenai kondisi kos-kosan di Jalan Peneleh kepada Cindy Adams dalam Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat. Disebutkan Bung Karno, biaya sewa kamar selama satu bulan dan makan dua kali sehari adalah 11 gulden.

Sementara bila mereka yang ingin menggunakan listrik, nantinya akan diberikan tarif tambahan. Disebutkan oleh Bung Karno, Soeharsikin sendiri yang mengumpulkan uang makan anak-anak kos setiap minggu.

“Bu Cokro adalah seorang yang baik budi dengan perawakan kecil yang lembut. Dia sendirilah yang mengumpulkan uang makan kami setiap minggu,” papar Soekarno.

Membangun karakter tokoh bangsa

Bung Karno mengingat sosok Soeharsikin sebagai wanita yang begitu luar biasa. Dirinya cerdas dan memiliki naluri kewanitaan yang sangat luar biasa. Boleh jadi, dirinya lah yang membentuk karakter tokoh-tokoh bangsa di kos-kosan miliknya.

Presiden pertama Republik Indonesia melihat sosok Soeharsikin melengkapi kepribadian Tjokroaminoto. Bung Karno mengungkapkan bahwa Tjokroaminoto adalah figur yang kaku. Dirinya bukan merupakan pria yang hangat kepada anak-anak.

Kisah Rekso Roemekso, Perkumpulan Ronda yang Menjelma Jadi Gerakan Nasional

Beberapa sumber menyebut, kedekatan Soekarno dengan Tjokroaminoto tidak lepas dari peran Soeharsikin. Ibu kos Jalan Peneleh itu bagaikan jembatan antara Soekarno dengan suaminya.

“Soeharsikin adalah tipikal perempuan penyayang, yang menjadi pelindung bagi anak-anaknya,” ucap Kholid.

Bagi Soekarno, Soeharsikin telah dianggap sebagai pengganti ibunya yang berada jauh di rumah. Walau karena kesibukan Soeharsikin mengurus banyak anak kos, Bung Karno tidak berharap mendapat kasih sayang sepenuhnya dari ibu kosnya tersebut.

Soeharsikin pula yang membuat peraturan kepada anak kostnya yakni:

  1. Makan malam pukul sembilan dan barang siapa yang terlambat tidak mendapatkan makan
  2. Anak-anak sudah harus ada di kamarnya pukul 10 malam
  3. Anak sekolah harus bangun pukul empat pagi untuk belajar
  4. Berpacaran di larang

Dirinya kerap melihat satu persatu anak kos yang tinggal di rumahnya dengan naluri kewanitaannya. Kemudian melihat sosok Soekarno sebagai anak yang baik dan berpotensi menjadi tokoh nasional sehingga disampaikan kepada Tjokroaminoto.

“Dengan demikian pendidikan politik dan pergerakan oleh Tjokroaminoto kepada anak-anak asuhnya banyak berasal dari bisikan Soeharsikin,” paparnya.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini