Mengasah Empati Anak Lewat Memelihara Kucing

Mengasah Empati Anak Lewat Memelihara Kucing
info gambar utama

Viralnya berita penganiayaan yang dilakukan seorang mahasiswa terhadap seorang anak SMA membuat ngeri. Mengapa seorang pemuda bisa kehilangan rasa empati?

Dikutip dari gramedia.com, empati berasal dari kata empatheial yang memiliki arti ‘ikut merasakan’. Empati adalah sebuah keadaan mental seseorang merasakan pikiran, perasaan, atau keadaan yang sama dengan orang lain.

Empati merupakan kemampuan penting dalam menjalin hubungan dengan sesama sesama manusia. Jika Kawan ikut merasakan apa yang dialami orang lain, otomatis Kawan tidak akan semena-mena terhadap orang lain. Misalnya, ada bencana banjir. Meskipun tempat tinggal Kawan tidak kebanjiran, tetapi Kaawan bisa merasakan susahnya terkena banjir. Rumah yang tidak bisa dihuni karena tergenang air, perabot rumah tangga hanyut, dan kendaraan rusak. Dari rasa empati itulah, muncul keinginan untuk membantu orang lain yang mengalami kesusahan.

Kembali pada kasus yang viral saat ini, jika memiliki rasa empati sebelum melakukan penyerangan pemuda tersebut bisa ikut merasakan bagaimana rasanya diserang. Apalagi penyerangan dilakukan saat belum siap dan keroyokan. Hingga ia mengurungkan niat untuk menyerang dan mencari cara lain untuk menyelesaikan masalah. Tentunya cara damai yang tidak menyakitkan pihak lain. Sayang sekali, rasa empati pemuda itu sudah tidak ada. Kekejaman tidak bisa lagi terelakkan. Padahal pemuda tadi adalah seorang yang sedang mengenyam pendidikan tinggi.

Asah EQ dengan Pelihara Kucing

Dikutip dari pesona.co.id, Daniel Coleman telah melakukan cukup banyak penelitian tentang hubungan antara kecerdasan emosional dan empati. Empati adalah komponen besar dalam kecerdasan emosional individu (EQ).

Baca juga: Skill Leadership Meningkat, Begini Cara Melatih Emotional Intelligence

EQ memang harus diasah sejak dini dan sama pentingnya dengan IQ (kecerdasan). Bahkan dari sebuah penelitian terungkap bahwa EQ memberikan kontribusi 90% terhadap kesuksesan seorang anak. Ini berarti peran IQ hanyalah 10%.

Salah satu cara mengasah EQ anak agar semakin tajam (baik) adalah dengan memelihara kucing. Kucing adalah binatang yang bisa hidup berdampingan dengan manusia. Meski memiliki gigi taring dan cakar, kucing adalah binatang jinak. Kucing memiliki sifat manja yang membutuhkan perhatian manusia.

Kucing juga bisa diajak bermain bersama. Artinya, kucing bisa memberikan hiburan, rasa bahagia, dan mengurangi rasa stress pada anak.

Ilustrasi Persahabatan Anti Kekerasan
info gambar

Untuk tahap awal pelihara kucing, sebaiknya anak didampingi orangtua. Ajarkan cara mengelus atau memegang kucing. Kucing akan senang jika diperlakukan dengan baik (tidak kasar). Jika kucing mendapat perlakuan kasar, biasanya mereka akan bereaksi dengan menjauhi kita. Ini juga berarti mengajarkan anak untuk bersikap lembut dengan sesama makhuk hidup. Apalagi dengan sesama manusia.

Kemudian, orangtua mengajari cara memberi makan kucing. Lebih bagus jika anak diberi tanggungjawab untuk memberi makan kucing peliharaannya sehari-hari. Ini akan melatih tanggungjawab anak. Pada jam-jam tertentu., ia harus memberi makan kucing. Jika tidak, kucing akan merasa kelaparan dan menunjukkan sikap tertentu seperti mengeong lebih keras atau berjalan mengitari anak.

Memberi makanan pada kucing juga mengajarkan anak menjadi lebih peka untuk terhadap lingkungan. Anak belajar untuk berbagi pada yang lebih membutuhkan. Secara logika, terhadap kucing yang kelaparan saja, anak bisa merasa kasihan apalagi terhadap sesama manusia.

Untuk anak yang berusia menjelang remaja (10 tahun ke atas) bisa ditugaskan untuk membersihkan kandang kucing. Anak dilatih untuk lebih peka terhadap kebersihan rumah dan dapat membantu orangtua membersihkan rumah. Anak yang mengerti pekerjaan orangtua akan lebih menyayangi orangtua karena mereka bisa merasakan kerja keras orangtua.

Semoga aksi brutal seperti yang sedang viral saat ini adalah yang terakhir kalinya ya Kawan. Mari kita asah EQ anak kita atau calon anak kita sejak dini dengan memelihara hewan, seperti kucing.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DY
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini