Tradisi Megengan yang Biasa Dilakukan Sebelum Ramadan

Tradisi Megengan yang Biasa Dilakukan Sebelum Ramadan
info gambar utama

Indonesia memiliki beragam tradisi yang berasal dari beragamnya suku bangsa, budaya, dan agama. Karena banyaknya budaya yang ada di Indonesia, maka tak jarang diantara budaya tersebut dapat menimbulkan akulturasi, yaitu perpaduan dua budaya berbeda yang menyatu tanpa menghilangkan ciri khas kebudayaan itu sendiri dan kemudian diterima oleh masyarakat.

Dan salah satu hasil akulturasi budaya yang cukup langgeng hidup di tengah-tengah masyarakat sampai saat ini dan khususnya berada di pulau Jawa adalah Megengan.

Apa itu Megengan ?

Megengan merupakan tradisi masyarakat Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur untuk menyambut datangnya bulan puasa, yaitu peringatan bahwa dalam waktu dekat akan memasuki bulan Ramadan dimana umat Islam diwajibkan untuk berpuasa. Biasanya megengan dilaksanakan pada pekan terakhir bulan Sya'ban, beberapa hari sebelum bulan Ramadan.

Megengan berasal dari bahasa Jawa yang berarti menahan, sesuai dengan kaidah puasa yaitu menahan atau ngempet untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat membatalkan puasa tersebut.

Dikutip dari tebuireng.online adanya megengan ini dikenalkan oleh Sunan Kalijogo, beliau merupakan Sunan dari salah satu Wali Songo yang saat itu sedang menyebarkan agama Islam di Jawa terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah bagian selatan.

Sunan Kalijogo menggunakan metode pendekatan psikologi budaya kepada masyarakat untuk menghapus sekat atau pembatas yang beresebrangan dengan nilai Islam. Beliau menggunakan metode akulturasi, yaitu menggabungkan budaya Jawa dan Islam agar ajaran Islam dapat diterima oleh masyarakat.

Karena pada saat itu di Jawa terdapat budaya sesajen, yaitu sajian yang dipersembahkan masyarakat kepada makhluk halus dengan tujuan untuk berkomunikasi dengan kekuatan gaib. Maka untuk meluruskan hal itu kemudian para Wali mengganti kegiatan tersebut dengan mengantarkan makanan kepada orang-orang terdekat.

7 Tradisi Menyambut Ramadan dari Berbagai Daerah di Indonesia

Aktivitas yang Dilakukan Saat Megengan

Megengan biasanya diawali dengan kegiatan masyarakat yang berkunjung ke makam untuk berziarah atau dalam bahasa Jawa disebut dengan"nyekar", yaitu kegiatan membersihkan makam dan mengirim do'a untuk nenek moyang dan sanak saudara yang sudah meninggal.

Setelah itu, masyarakat membuat makanan yang kemudian dibagiakan kepada para tetangga terdekat di sekelilingnya sebagai bentuk rasa syukur karena masih dipertemukan dengan bulan Ramadan.

Selain itu, juga diadakan syukuran di masjid atau mushola terdekat yang dihadiri masyarakat sekitar dengan membawa makanan yang dikumpulkan dan diletakkan di tengah ruang utama, kemudian melakukan doa bersama dengan dipimpin oleh tokoh agama setempat.

Doa tersebut bertujuan untuk memohon keselamatan dan kekuatan dalam menjalankan ibadah puasa. Setelah selesai berdoa, masyarakat yang hadir dapat mengambil makanan yang telah dikumpulkan sebelumnya.

Tradisi Mandi Suci Sebelum Ramadan: Marpangir, Padusan, Balimau

Jenis Makanan yang Digunakan untuk Megengan

Makanan yang biasanya dibagikan saat megengan berupa nasi dan lauk pauk seperti masakan tahu, tempe, telur, ayam, mie, dan serundeng yang dibungkus dengan daun pisang ataupun baskom kecil.

Salah satu makanan ikonik yang tak boleh ketinggalan saat megengan adalah kue apem, dimana kue apem ini dinilai sebagai simbol permohonan maaf seseorang.

Apem berasal dari bahasa arab yaitu "afwan" yang artinya maaf atau ampunan, maka kue apem ini dijadikan simbol untuk memohon maaf kepada orang-orang yang telah dibagikan makanan dan memohon ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala perbuatan yang telah dilakukan selama setahun lalu.

Menilik Kemeriahan Arisan dalam Tradisi Sandur Khas Bangkalan Madura
Kue Apem | Foto: Portal Jogja/Siti Baruni
info gambar

Dengan adanya tradisi megengan ini, jika dimaknai dengan baik maka akan menjadi suatu pelajaran yang baik. Di mana dalam tradisi tersebut diajarkan makna berbagi, meminta dan memaafkan orang lain, serta memohon ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga umat Islam dapat bersiap dan menyambut datangnya bulan suci Ramadan dengan hati yang lapang dan ibadah yang khusyu.

Semoga kita semua mendapatkan limpahan berkah dan ampunan di bulan Ramadan ini.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

FM
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini