Khusus Perempuan, 4 Ide Program untuk Hadapi Tantangan Digital

Khusus Perempuan, 4 Ide Program untuk Hadapi Tantangan Digital
info gambar utama

Dalam dunia digital, setiap manusia tidak pernah lepas dari masalah. Beberapa masalah tersebut selalu berkaitan dengan budaya digital. Hal tersebut disebabkan dengan kurang literasi dan kesenjangan digital yang tinggi di masyarakat.

Tidak heran jika sebagian besar pengguna internet melakukan kejahatan digital, seperti cyberbullying, cracking data, pencurian data pribadi, dan sebagainya. Mungkin, kejahatan itu adalah masalah umum pada dunia digital. Lalu, bagaimana dengan masalah khusus yang dialami perempuan dalam menggunakan teknologi? Contohnya, ada masalah kekerasan seksual, pelecehan seksual, dan sebagainya.

Tentunya, hal ini dibutuhkan suatu perlindungan melalui program khusus. Program yang dimaksud adalah program perempuan untuk menghadapi tantangan digital yang terus berubah. Untuk itu, ada beberapa ide program untuk menghadapi tantangan digital.

Ide Program untuk Hadapi Tantangan Digital bagi Perempuan

1. Ruang Diskusi Digital untuk Perempuan

Diskusi antarperempuan
info gambar

Dalam suatu webinar Good News From Indonesia yang bertajuk Kata Siapa Perempuan Selalu Tertinggal? Antara Mitos dan Peluang di Era Digital, pembicara Ferena Debineva (Social Analyst di Jakarta Smart City) mengatakan bahwa menyelesaikan masalah digital pada perempuan dibutuhkan suatu ruang diskusi/dialog (11/4/2023).

Menurut penulis, penyelesaian tersebut bisa ditempuh dengan pembentukan komunitas perempuan yang berlingkup pada dunia digital. Saat ini, banyak komunitas perempuan yang memiliki lingkup penyelesaian di bidang itu. Contohnya, Wosca yang merupakan komunitas perempuan untuk menggerakkan bisnis di bidang digital. Lalu, ada Women's Space, suatu komunitas perempuan dalam berbincang soal digital dari Paragon Corp.

Dengan adanya ruang diskusi digital, banyak perempuan dapat meningkatkan pengetahuan sekaligus literasi digital. Tidak hanya itu, tujuan akhir dalam ruang diskusi tersebut mampu meningkatkan kesejahteraan bagi perempuan di Indonesia.

Baca juga: 3 Perempuan Indonesia yang Berjasa di Bidang Teknologi

2. Pemberian Pelatihan dan Beasiswa Bertema Digital bagi Perempuan

Demi menghadapi kesenjangan digital bagi perempuan, diperlukan suatu pelatihan bertemakan digital. Pelatihan tersebut diperuntunkkan untuk perempuan yang memang kurang melek terhadap dunia teknologi dan digital.

Tidak hanya bagi perempuan kurang melek digital, perempuan yang memang ingin menunjang karirnya di bidang digital, dapat mampu untuk hadir dalam pelatihan ini. Saat ini, banyak beasiswa dan program pelatihan untuk membantu perempuan dalam menghadapi masalah digital.

Contohnya, Women Founders Academy, program akselerator bagi para perempuan yang ingin membangun bisnis atau startup di era digital. Lalu, ada Generation Google Scholarship, suatu beasiswa dari Google untuk pelajar perempuan yang ingin menekuni ilmu komputer. Dengan pelatihan dan beasiswa ini, kesenjangan digital dapat diminimalisir dengan baik.

3. Pengadaan Kompetisi/Lomba

Dalam hal ini, kompetisi/lomba ditujukan untuk perempuan dalam membagikan pendapat atau idenya untuk hadapi tantangan digital. Kompetisi ini bisa berbentuk esai atau opini dengan landasan yang kuat tentang ide yang dicurahkan oleh para peserta.

Dengan adanya kompetisi ini, beragam pendapat dan ide untuk menghadapi tantangan digital bagi perempuan dapat dicapai. Tidak hanya itu, kompetisi ini bisa menambah relasi sesama perempuan yang saling peduli satu sama lain terhadap kesejahteraan. Tentunya program ini cocok untuk Kawan yang sedang mengikuti komunitas/organisasi.

4. Peduli Kesehatan Mental Perempuan

Isu penting di era modern ini tidak lepas dari bidang kesehatan mental. Ditambah, banyak perempuan yang menjadi korban atas pelecehan seksual, kekerasan seksual, hate speech, cyberbullying, dan sebagainya. Tentunya, hal ini memicu trauma bagi perempuan yang menjadi korban.

Untuk itu, dibutuhkan media dialog untuk mencurahkan isi hati perempuan agar kesehatan mentalnya lebih baik. Meskipun ada platform media sosial, hal itu belum mampu untuk meningkatkan kesehatan mental bagi perempuan. Seringkali media sosial menjadi boomerang bagi curahan hati seseorang.

Platform yang dimaksud adalah ruang dialog khusus antara perempuan dan psikolog. Saat ini, banyak komunitas atau organisasi yang menjadi pihak ketiga dalam mempertemukan korban kejahatan digital dengan psikolog. Dengan adanya wadah ini, perempuan bisa jadi terbuka terhadap permasalahan yang dialami selama menggunakan teknologi.

Itulah beberapa ide program yang bisa Kawan variasikan dan implementasikan bersama rekan-rekan. Pastikan, Kawan memiliki kemampuan dan sumber daya yang cukup untuk bisa mengeksekusi ide program di atas.

Referensi: swadharma.ac.id | citymagz.net | sipundank.mubakab.go.id

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini