3 Hari di Jerman, RI Kantongi 27 Kesepakatan Bisnis Senilai Hampir Rp28 Triliun

3 Hari di Jerman, RI Kantongi 27 Kesepakatan Bisnis Senilai Hampir Rp28 Triliun
info gambar utama

Usai berkunjung ke Jerman selama tiga hari, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) berhasil memperoleh 27 kesepakatan bisnis dengan nilai investasi 1,98 miliar dolar AS atau Rp27,9 triliun. Kabar baik ini diungkapkan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kala membuka Paviliun Indonesia di Hannover Messe.

Dari keseluruhan kerja sama yang berhasil dikantongi, 1 di antaranya berupa kesepakatan antarpemerintah (Government to Government/G2G), 4 kesepakatan antara pemerintah dan pelaku bisnis (G2B), sedangkan 22 lainnya merupakan kesepakatan antarperusahaan (B2B).

Menurut Airlangga, kerja sama itu mampu menyerap hingga 18.000 tenaga kerja. Dalam ajang pameran teknologi terbesar ini, kata dia, pemerintah Indonesia berfokus untuk mendorong kerja sama di bidang industri, lingkungan, riset dan inovasi, maritim, pendidikan, kesehatan, pariwisata, pendidikan kejuruan, hingga pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Pada kesempatan berbeda, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menerangkan, untuk G2G telah dilakukan penandatanganan dua kesepakatan. Pertama, pembentukan forum gabungan sektor pemerintah-swasta untuk membahas peningkatan kerja sama ekonomi dan investasi.

Kedua, Joint Declaration of Intent in The Feed of Digitalization antara Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan Kementerian Digital dan Transformasi Jerman untuk mendukung pengembangan transformasi digital.

Jepang Punya Ketertarikan Besar untuk Investasi di IKN

Raih investasi proyek baterai mobil hingga Rp38 triliun

Pada hari pertama kedatangannya, Jokowi melakukan pertemuan dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Guesthouse Lower Saxony, Hannover, Jerman, Minggu (16/4/2023). Pada kesempatan itu, keduanya membahas soal investasi dan hubungan ekonomi.

Namun, sebelum bertemu Olaf, Jokowi ternyata telah lebih dulu berjumpa tiga pemimpin perusahaan besar Eropa di Hotel Kastens Luisenhof, Hannover, Jerman.

Ketiga perusahaan itu antara lain: perusahaan kimia asal Jerman, BASF, perusahaan tambang asal Prancis, Eramet, serta Volkswagen, produsen kendaraan bermotor. Semuanya menyatakan berminat untuk berinvestasi di Indonesia.

Banjir Minat Investasi, Kini Giliran Amerika yang Akan Kunjungi IKN

Pimpinan BASF (Badische Anilin und Sodafabrik) telah menyampaikan langsung bahwa perusahaannya akan membangun ekosistem baterai mobil di Maluku Utara. Menteri Investasi RI Bahlil Lahdalia mengatakan, nilai investasi BASF mencapai 2,6 miliar dolar AS atau setara Rp38,2 triliun

"Kurang lebih investasinya sekitar US$ 2,6 miliar,” kata Bahlil dalam keterangannya usai pertemuan, dikutip dari Tempo.co.

Dalam proyek ini, kata Bahlil, BASF bakal bekerja sama dengan Eramet, untuk menciptakan ekosistem yang diklaim menerapkan praktik usaha ESG (Environment, Social, and Government).

“Proses pembangunannya akan mulai dilakukan di akhir tahun 2023 ini,” kata Bahlil.

Tal hanya itu, PowerCo, perusahaan baterai milik Volkswagen juga berminat membangun ekosistem baterai mobil di Indonesia. Bahlil menyebut PowerCo akan bekerja sama dengan sejumlah perusahaan luar dan dalam negeri Indonesia. Tapi, dia belum mengungkap besaran komitmen investasi dari Volkswagen.

Beberapa perusahaan yang dipastikan akan berkolaborasi dengan Volkswagen antara lain: Vale, Ford, Eramet, Kalla Group, dan grup Merdeka.

"Poinnya sama membangun ekosistem baterai mobil, namun ada yang langsung investasi JV dan ada yang menjamin suplai bahan baku," tambahnya.

Indonesia Kucurkan Investasi Rp 313 Triliun untuk Kurangi Emisi Karbon

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Afdal Hasan lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Afdal Hasan.

AH
SA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini