Sejarah Pemadam Kebakaran Indonesia, Dari Brandweer Belanda hingga Ditjen PK

Sejarah Pemadam Kebakaran Indonesia, Dari Brandweer Belanda hingga Ditjen PK
info gambar utama

Pemadam kebakaran adalah salah satu instansi di Indonesia yang keberadaannya sangat penting dalam urusan bencana kebakaran di masyarakat. Selain itu, pemadam kebakaran juga dapat menjalani peran lain yang sifatnya berkaitan dengan keselamatan masyarakat.

Hari Pemadam Kebakaran Internasional atau International Firefighters' Day (IFFD) adalah sebuah momen penting yang dirayakan setiap tahun pada tanggal 4 Mei untuk menghormati para pemadam kebakaran di seluruh dunia atas jasanya dalam melindungi masyarakat dan lingkungan dari bahaya kebakaran.

Sebagai salah satu profesi paling berisiko di dunia, para pemadam kebakaran telah berjuang keras dalam menjalankan tugas mereka yang penuh tantangan dan risiko demi memastikan keselamatan kita semua.

Kenalkan, Inilah Tank Pemadam Kebakaran Buatan Indonesia

Brandweer di era sebelum kemerdekaan

Pada awalnya, pemadam kebakaran di Indonesia dibentuk oleh Belanda pada tahun 1866 dengan nama "Brandweer". Mereka didirikan sebagai tanggung jawab pemerintah Belanda untuk melindungi properti Belanda dari kebakaran di Batavia (sekarang Jakarta). Pada saat itu, mereka menggunakan pompa tangan yang digerakkan oleh tenaga manusia untuk memadamkan api.

Mengacu dari buku BRANDWEER ke Dinas Kebakaran DKI Jakarta karangan GH Winokan yang merupakan Pensiunan DPK sebagaimana dikutip dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Palangka Raya, urusan pemadam kebakaran di kota Jakarta mulai diorganisir pada tahun 1873.

Organisasi yang dibentuk oleh pemerintah tersebut awalnya bernama Brandweer dan bertugas menangani masalah kebakaran di Jakarta. Meresmikan pemadam kebakaran ini, Resident op Batavia pada waktu itu mengeluarkan ketentuan yang disebut "Reglement op de Brandweer in de Afdeeling stand Vorstenden Van Batavia".

Salah satu peristiwa penting yang membuat peran Brandweer dirasa semakin penting adalah peristiwa kebakaran besar yang pernah terjadi di pemukiman penduduk Kramat-Kwitang pada 1915.

Brandweer, yang pada saat itu masih di bawah pemerintahan kolonial Belanda, memainkan peran penting dalam penanganan kebakaran ini.

Kebakaran ini telah menyebabkan korban jiwa, menghancurkan ribuan bangunan dan properti, serta melumpuhkan aktivitas ekonomi di wilayah tersebut.

Peristiwa ini juga memunculkan kesadaran akan pentingnya perlindungan dari bahaya kebakaran, sehingga pihak brandweer mulai diberi peran yang lebih besar dalam upaya penanggulangan kebakaran di Jakarta.

Di Surabaya, Moge jadi Motor Pemadam Kebakaran

BPPK hingga Ditjen PK

Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, pemerintah Indonesia membentuk Badan Pemadam Kebakaran yang disebut BPBK pada tahun 1946.

Sebelumnya, tugas mengendalikan kebakaran di seluruh Indonesia dilakukan oleh kepolisian, namun kemudian ditangani oleh BPBK. BPBK juga memiliki tanggung jawab untuk membangun stasiun pemadam kebakaran di seluruh Indonesia.

Pada tahun 1960, BPBK mengalami perubahan nama menjadi Direktorat Jenderal Pemadam Kebakaran (Ditjen PK) dan menjadi bagian dari Departemen Dalam Negeri. Ditjen PK bertugas menyelenggarakan dan mengatur kegiatan pemadam kebakaran di seluruh Indonesia, termasuk memastikan ketersediaan peralatan dan personel yang dibutuhkan.

Selama bertahun-tahun, pemadam kebakaran di Indonesia mengalami perkembangan yang signifikan. Mereka telah mengembangkan teknologi dan metode baru untuk memadamkan api.

Misalnya dengan menggunakan truk pemadam kebakaran yang dilengkapi dengan peralatan modern dan memperkenalkan pelatihan khusus bagi personel pemadam kebakaran. Selain itu, pemadam kebakaran di Indonesia juga sering terlibat dalam penanganan bencana alam seperti banjir dan gempa bumi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini