Pesona Tebing Breksi, Spot Foto Unik Ala Grand Canyon!

Pesona Tebing Breksi, Spot Foto Unik Ala Grand Canyon!
info gambar utama

Jogja Istimewa, seperti namanya, kota ini penuh dengan keistimewaan yang tak dapat kita temui di kota lain. Jika kita berbincang tentang Yogyakarta, pasti tak akan ada habisnya mengingat budaya, kuliner, dan tempat wisata yang teramat banyak. Tak bosan-bosan wisatawan dari dalam negeri maupun luar negeri hilir mudik mengunjungi kota itu. Terlebih anak muda zaman sekarang gemar berburu destinasi yang instagramable untuk berfoto ria. Tenang saja, Yogyakarta mempunyai banyak sekali destinasi hitz yang tentunya cocok untuk cekrek-cekrek. Salah satunya adalah Wisata Tebing Breksi Yogyakarta.

Baca juga: Penting! 7 Hal Ini Harus Diketahui Sebelum Wisata ke Jogja

Tempat ini menjadi salah satu rekomendasi wisata lantaran vibesnya yang unik. Sesuai namanya, (breksi) cukup membuat kita paham bahwa tempat ini adalah perbukitan batuan breksi. Pada mulanya tebing ini adalah tempat penambangan batu kapur yang menjadi mata pencaharian warga setempat. Dikutip dari wikipedia, setelah dinyatakan bahwa batuan di lokasi penambangan merupakan batuan yang berasal dari aktivitas vulkanis Gunung Api Purba Nglanggeran, lokasi penambangan ditetapkan sebagai tempat yang dilindungi dan tidak diperkenankan untuk dilakukan kegiatan penambangan lagi. Pada bulan Mei 2015, Tebing Breksi ini diresmikan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai tempat wisata baru di Jogja.

Tempat wisata ini terletak di Desa Lengkong, RT.02/RW.17, Gn. Sari, Sambirejo, Kec. Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Bunyi gamelan terdengar tatkala memasuki tempat itu. Seringkali acara tari, wayang, ketoprak diadakan, menjadi daya tarik budaya. Ketinggian tebing yang mencapai sekitar 30 meter ini menyajikan pemandangan yang memanjakan mata. Dari sini kita bisa melihat jajaran kota Yogyakarta sejauh mata memandang. Jalan yang berkelok-kelok nampak jelas dari atasi. Pesawat hilir-mudik dari bandara Adisucipto layaknya mainan yang terbang ke angkasa. Pun Candi Prambanan yang megah bagaikan miniatur. Kita bisa mengajak keluarga, teman, ataupun pasangan menikmati indahnya pesona Tebing Breksi. Terlebih pemandangan sunset dari atas tebing terkesan romantis.

Tebing yang disulap dengan ukiran-ukiran indah menyajikan karya artistik, seakan kita tengah berada di Grand Canyon Amerika. Wisatawan bisa berfoto berlatar ukiran naga, semar, wayang, dan lain sebagainya. Cocok untuk prewedding atau hanya sekedar mempostingnya di Instagram. Adanya danau buatan berisi ikan-ikan koi serta jembatan menambah estetika tempat itu. Wisatawan juga bisa melakukan trip sekitar tebing menggunakan jeep loh! Jika perut mulai keroncongan, kita bisa menyantap makanan yang ada di restoran tak jauh dari tempat wisata.

Detail Ukiran
info gambar

Menukil dari kompas.com, bagi wisatawan yang menyukai aktivitas memacu adrenalin bisa juga dilakukan di Tebing Breksi loh! Namun, dengan syarat sudah terlatih atau tergabung dalam komunitas ya! Ada juga kegiatan sepeda gunung, namun lagi-lagi dengan syarat hanya orang yang sudah tergabung dalam komunitas sepeda gunung saja yang bisa melakukan aktivitas itu. Terdapat Watu Tapak sebagai fasilitas bumi perkemahan bagi sekolah yang ingin mengadakan camping di area Tebing Breksi. Halamannya yang luas bisa menampung 100 dome tenda. Tentu tempat ini juga efektif untuk pemberian edukasi mengenai batuan bumi. Selera wisatawan yang beragam juga bisa memanfaatkan Watu Tapak sebagai lokasi family gathering, dinner, atau bahkan senam.

Jangan khawatir kawan, tiket masuk tempat wisata Tebing Breksi terbilang terjangkau kok! Hanya berkisar sepuluh ribu saja, kamu bisa menjejaki setiap sudut tebing sepuasnya! Mengutip dari tribuntravel, tempat wisata ini dapat dikunjungi mulai pukul 08.00-20.00 WIB.

Nah, bagi Kawan GNFI yang ingin menikmati keindahan sunset di Tebing Breksi bisa datang sejak sore sekitar pukul 15.00 WIB.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan. Artikel ini dilengkapi fitur Wikipedia Preview, kerjasama Wikimedia Foundation dan Good News From Indonesia.

NK
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini