Bahaya Umbar Cerita Pribadi (Oversharing) dan Cara Mencegahnya

Bahaya Umbar Cerita Pribadi (Oversharing) dan Cara Mencegahnya
info gambar utama

Pernahkah kamu bercerita atau mengumbar tentang masalah pribadi ke rekan kerja, kerabat, pasangan, atau keluargamu? Tentunya hal itu bisa menjadi menyenangkan dan menenangkan karena seolah-olah hati Kawan lega.

Meski begitu, berbagi cerita pribadi ke orang lain bisa jadi boomerang untuk Kawan. Penyebabnya bukan berarti rekan kerja, kerabat, pasangan, atau keluarga bukan orang yang baik. Ada beberapa bahaya yang mungkin akan Kawan terima saat mengumbar kehidupan pribadi, di antaranya:

1. Oversharing

Biasanya pelaku oversharing berasal dari seseorang yang galau atau sedang dikuasai emosi. Mereka tidak segan untuk bercerita semuanya tentang kehidupan pribadi. Jika bercerita kepada psikolog atau orang yang dapat dipercaya, mungkin Kawan akan merasa lega karena cerita Kawan dapat tertutup rapat.

Namun, bagaimana jika Kawan bercerita kepada seseorang yang belum terlalu dekat dengan Kawan? Mungkin, Kawan akan merasa cemas. Ditambah, jika Kawan mengumbar cerita pribadi di media sosial. Bahaya oversharing adalah stres, kecemasan berlebih, dan bisa berdampak pada lingkungan sosialmu.

2. Kebocoran Cerita Pribadi

Ada kemungkinan besar cerita pribadi Kawan akan bocor. Dengan kebocoran tersebut, tentu akan berdampak pada interaksi sosialmu. Mungkin, Kawan akan dikucilkan atau dijauhi oleh orang-orang sekitar. Kebocoran ini bisa menjadi berbahaya jika disebarkan lagi ke media sosial.

Baca juga: Tipe-tipe Gaya Kerja di Kantor, Kamu Tipe yang Mana?

3. Menjaga Privasi Lebih Sulit

Ketika Kawan mengumbar cerita pribadi ke rekan kerja, maka ada beberapa privasi dari Kawan yang kena celah. Celah tersebut dapat dimanfaatkan oleh orang yang mungkin tidak bisa dipercaya untuk memeras kamu atau bertindak kejahatan.

Cara Mencegah Cerita Pribadi ke Seseorang

Cerita pribadi
info gambar

Bagaimana cara menahan emosi kita untuk mengumbar cerita pribadi ke seseorang? Mungkin, Kawan bisa mencegahnya dari diri sendiri untuk menjaga privasi. Ada beberapa caranya, yakni:

1. Selektif

Jadilah selektif untuk mengumbar cerita pribadi ke seseorang. Mungkin, Kawan tidak bisa memendam cerita ini dengan baik. Maka dari itu, Kawan perlu menceritakannya kepada seseorang yang bisa dipercaya. Jika di kantor, maka Kawan perlu mengetahui rekan kerja mana yang bisa dipercaya. Biasanya rekan kerja tersebut harus menghargai privasi seseorang dan bersikap dewasa.

Anjing Labrador, Si Pelacak Andal Asisten Evakuasi

2. Membuat Batasan Cerita

Mungkin, Kawan ingin bercerita kepada seseorang. Namun, jangan sampai Kawan mengeluarkan cerita pribadi semuanya (oversharing). Cobalah Kawan menceritakan tentang inti permasalahan secara 'abu-abu'. Hal ini bertujuan agar cerita Kawan tidak dijadikan objek bullying atau bahaya bagi seseorang yang tidak dipercaya.

3. Pastikan Topik Cerita Tidak Dibagi Berlebihan

Ada beberapa topik yang tidak perlu diceritakan kepada seseorang. Topik-topik tersebut, seperti gaji, beban kerja/hidup, gosip, politik dan agama, serta skandal bersama keluarga/pasangan. Jika perlu diceritakan, sebaiknya ceritakan kepada orang terdekat yang dipercaya atau psikolog untuk mendapat perawatan mental.

4. Sering Bahas Sesuatu yang Umum

Jika Kawan tidak bisa menahan untuk cerita pribadi, maka Kawan bisa mengalihkan topik itu dengan membahas sesuatu yang umum. Sesuatu yang umum, seperti topik pekerjaan, pelajaran/tugas kuliah, hobi, dan isu-isu terkini. Dengan hal ini, Kawan mungkin akan memisahkan tentang topik apa yang perlu dibicarakan dan tidak.

Itulah beberapa informasi tentang bahaya umbar cerita pribadi ke orang lain dan cara mencegahnya. Pastinya cerita pribadi boleh saja diceritakan kepada orang lain. Namun, Kawan harus menyadari tentang lawan bicara Kawan dan topik yang akan dibicarakan. Mari menjaga privasi kita masing-masing.

Referensi: halodoc.com | dream.co.id | suara.com

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI, dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AR
KO
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini