Bank Indonesia Jadi Regulator Makroekonomi Terbaik di Asia Pasifik

Bank Indonesia Jadi Regulator Makroekonomi Terbaik di Asia Pasifik
info gambar utama

Bank Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai The Best Macroeconomic Regulator in Asia Pacific dari The Asian Bankers, yang sebelumnya juga diperoleh pada tahun 2020. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam keterangan tertulis Bank Indonesia.

Penghargaan The Best Macroeconomic Regulator in Asia Pacific diberikan kepada Bank Sentral yang berhasil menunjukkan keunggulan dalam menjalankan peranannya dalam menjaga stabilitas makroekonomi.

Yang mana, penganugerahaan terseburt diadakan oleh The Asian Banker, sebuah lembaga penyedia informasi perbankan terkemuka sejak tahun 1996. Lembaga ini secara rutin melakukan penilaian terhadap pencapaian bank sentral dan regulator jasa keuangan di wilayah Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika.

Penghargaan tersebut diberikan pada acara Leadership Achievement Awards Ceremony hari Selasa, 13 Juni 2023 di Bangkok, Thailand. Ini merupakan penghargaan keempat dari The Asian Banker kepada Bank Indonesia berturut-turut sejak 2020, yakni:

  1. The Best Macroeconomic Regulator in Asia Pacific pada 2020;
  2. Best Systemic and Prudential Regulator in Asia Pacific pada 2021;
  3. Best Conduct of Business Regulator in Asia Pacific pada 2022;
  4. The Best Macroeconomic Regulator in Asia Pacific, pada 2023.

Apresiasi terbesar pun diberikan Bank Indonesia atas penghargaan ini. Hal tersebut menjadi pengakuan internasional terhadap kinerja ekonomi Indonesia yang terjaga dan sinergi yang kuat antara kebijakan Bank Indonesia dan kebijakan ekonomi nasional dalam memperkuat ketahanan, mempercepat pemulihan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Jajan di Malaysia Bisa Pakai Rupiah Mulai Hari Ini

Menurut penilaian The Asian Bankers, Bank Indonesia telah menunjukkan keunggulan dalam mengelola perekonomian, yang menghasilkan pemeliharaan stabilitas makroekonomi Indonesia yang kuat di tengah ketidakpastian global yang tinggi.

Tiga faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam keputusan The Asian Bankers adalah konsistensi Bank Indonesia dalam menerapkan bauran kebijakan moneter yang didukung oleh sinergi dan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Hal ini telah berhasil menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi, sehingga tingkat inflasi lebih rendah dari yang diprediksi pasar, dan pertumbuhan ekonomi dapat dengan cepat pulih dan kembali ke jalur sebelum pandemi.

Kedua, Bank Indonesia secara konsisten juga menempuh kebijakan moneter yang front loaded, pre-emptive, dan forward looking sehingga dapat menurunkan ekspektasi inflasi dan mendorong inflasi inti kembali ke dalam kisaran 3,0±1%.

Ketiga, penguatan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi, terutama imported inflation, melalui strategi triple intervention, baik di pasar spot, pasar Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), maupun pembelian/penjualan SBN di pasar sekunder.

Selanjutnya, upaya Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi, terutama inflasi yang disebabkan oleh impor, dengan menguatkan kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah juga menjadi pertimbangan penting. Bank Indonesia melakukan strategi triple intervention, yaitu intervensi di pasar spot, pasar Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan pembelian/penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Mengapa Gambar Pahlawan Selalu Ada di Mata Uang Rupiah?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Muhammad Fazer Mileneo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Muhammad Fazer Mileneo.

Terima kasih telah membaca sampai di sini